Begini Cara Cepat Memulihkan Mata Minus

Orang yang memiliki mata minus kerap mengatasinya dengan menggunakan kacamata atau lensa kontak. Namun, keduanya tak dapat menjadikan mata kembali normal, sehingga pemakainya tetap tidak dapat melihat dengan jelas saat melepas kacamata maupun lensa kontak.

Buat kalian yang tak mau bergantung pada kacamata atau lensa kontak, tindakan lasik menjadi salah satu cara untuk mengurangi atau menghilangkan gangguan penglihatan. Dengan lasik, memungkinkan pasien melewati proses tindakan dan masa pemulihan yang cepat.

Baca juga: 5 Cara untuk Melepas Bulu Mata Extension di Rumah

Apalagi, saat ini sudah ada teknologi lasik terbaru yang hanya menimbulkan sayatan seminimal mungkin sehingga akan membuat pasien merasa lebih nyaman. Secara umum, tindakan lasik menggunakan laser untuk memperbaiki bentuk kornea mata.

Lewat lasik, gangguan penglihatan seperti rabun jauh (myopia), rabun dekat (hyperopia), dan astigmatism (silindris) dapat berkurang atau menghilang. Teknologi lasik terbaru yang saat ini sudah digunakan di Indonesia adalah Refractive Lenticule Extraction, Small Incision Lenticule Extraction atau Relex Smile.

Menurut Dokter Spesialis Mata Ciputra SMG Eye Clinic Utami Noor Syabaniyah, Relex Smile hanya menggunakan satu mesin laser dan menimbulkan sayatan yang sangat kecil. Sementara itu, teknologi lasik yang sebelumnya menggunakan dua mesin serta menimbulkan irisan. “Tindakan ini hanya membutuhkan waktu sekitar 10 menit,” katanya dikutip dari Bisnis Weekend edisi 6 September 2015.

Namun, pasien yang mencoba tindakan tersebut syaratnya harus berusia di atas 18 tahun, memiliki ukuran kacamata yang tetap dalam kurun waktu setahun terakhir, tidak sedang mengandung, tidak mempunyai sejarah medis mata yang signifikan, dan tidak ada sejarah penyakit mata di keluarga.

Syarat lainnya adalah jika pasien ingin menyembuhkan rabun jauh atau mata minus, tidak lebih dari 10 D. Namun, saat ini masih dilakukan penelitian untuk mengetahui apakah Relex Smile juga cocok untuk penderita mata minus di atas 10 D.

Mesin yang dipakai dalam tindakan ini dapat menciptakan jaringan kornea berbentuk lensa tipis pada kornea lapisan dalam, sayatan yang ditimbulkan sangat kecil yaitu hanya 2—4 mm. Sayatan ini nantinya akan membaik dengan sendirinya.

Bila dibandingkan dengan teknologi lasik sebelumnya, harus menciptakan sayatan yang lebih besar mencapai 20 mm dan waktu yang diperlukan untuk tindakan lebih lama.

FAKTOR GENETIK
Gangguan pada mata pada dasarnya dapat mengurangi kualitas hidup sehingga harus diatasi. Secara umum, gangguan pada mata yang sering ditemui adalah rabun jauh atau mata minus. Ada berbagai penyebab mata minus salah satunya faktor genetik.

Lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI) ini  mengatakan jika salah satu orangtua memiliki mata minus, kemungkinan anaknya mengalami hal yang sama sekitar 15%, dan jika kedua orangtua memiliki mata minus, kemungkinan anaknya mengalami hal yang sama sekitar 30%.

Namun, jika kedua orangtua tidak ada yang memiliki mata minus, anaknya tetap memiliki kemungkinan untuk mengalami mata minus. Faktor lainnya yang mempengaruhi gangguan penglihatan adalah lingkungan.

Gaya hidup menggunakan gadget dalam keadaaan gelap dalam waktu lama atau terlalu lama menonton televisi akan berpengaruh pada kesehatan mata.

Berdasarkan penelitian, anak sekolah yang lebih banyak bermain di luar rumah kemungkinannya lebih kecil terkena gangguan mata dibandingkan dengan anak kecil yang lebih banyak bermain di dalam rumah.

Baca juga: 8 Manfaat Sayur Gambas dari Jaga Kesehatan Mata

Karena itu, sangat dianjurkan agar anak-anak juga banyak melakukan aktivitas di luar ruangan, selain bermain di dalam rumah untuk mencegah gangguan penglihatan.

Jika gangguan penglihatan sudah terlanjur menghinggap, maka yang bisa dilakukan hanyalah mencari cara terbaik mengatasinya, dan Relex Smile merupakan adalah salah satu pilihan terbaik.
 
Editor: Fajar Sidik