Ilustrasi pameran lukisan (Sumber gambar: Hypeabis/Dika Irawan)

Siapa Itu Forger? Pelaku Kejahatan dalam Seni Rupa

29 August 2022   |   17:42 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Like
Dalam film Mencuri Raden Saleh, ada karakter Piko yang berperan sebagai The Forger. Tugas karakter yang dimainkan oleh Iqbaal Ramadan itu adalah membuat replika lukisan seniman Raden Saleh di Istana Negara. Di dunia nyata, aksi yang dilakukan oleh Piko itu memang fakta. Mereka yang bertugas menduplikat lukisan itu biasa disebut forger. 

Dalam kejahatan seni rupa, ada dua istilah yang lazim dikenal, yaitu fake (palsu) dan forgery (pemalsuan). Fake adalah sebuah karya yang merupakan salinan, replika, atau karya yang salah atribusi. Salinan atau replika bisa dibuat dan disirkulasikan ke pasar, tanpa ada yang tahu bahwa karya aslinya tergantung di museum atau koleksi pribadi. Terkait kesalahan atribusi, lukisan-lukisan tersebut tidak diketahui siapa pembuatnya.

Sementara forgery adalah pemalsuan. Dalam hal ini karya-karya itu yang sengaja dibuat untuk tujuan kejahatan. Para pemalsu memiliki peralatan canggih untuk menciptakan karya palsu yang mendekati aslinya. Bahkan mereka menyiapkan dokumen-dokumen palsu yang menyiratkan bahwa karya tersebut adalah asli. Para pelaku kejahatannya adalah forgers

Baca jugaKenalan Yuk dengan 6 Karakter & Pemeran Film Mencuri Raden Saleh

Secara umum, pola pemalsuan lukisan ini menyasar karya-karya yang dianggap memiliki nilai jual tinggi. Adapun beberapa karya tersebut sebagian berasal dari seniman-seniman berlabel old masters. 

Istilah old masters merujuk pada seniman-seniman terkenal di Eropa. Mayoritas mereka adalah parap pelukis yang berkarya anara masa Rennaissance dan 1800. 

Sejumlah karya seniman dunia sempat menjadi target mereka. Misalnya, lukisan Pablo Picasso, Marc Chagall, Salvador Dali, dan Andy Warhol. Pada 2008, Biro Investigasi Federal (FBI) Amerika Serikat merilis laporan terkait hal tersebut. Mereka mencatat bahwa pada awal musim semi 1999, sejumlah lukisan palsu karya seniman tersebut dijual di galeri-galeri seni dan marketplace eBay. 

Penyidik FBI menemukan bahwa beberapa karya ditandatangani oleh seniman dan diberi nomor lengkap dengan sertifikatnya. Para penjual membanderolnya dengan harga mahal. Sayangnya, lukisan-lukisan itu seluruhnya adalah palsu. 

Melalui operasi berkode Operation Dealer no Deal, penyidik FBI berhasil mengungkap para pelaku. Sebanyak tujuh orang yang diduga berada di lingkaran seperti pedagang dan distributor lukisan telah didakwa. Pada saat itu, kasus itu diperkirakan merugikan para korban di Australia, Kanada, Eropa, Jepang, dan Amerika Serikat lebih dari US$5 juta.

Permintaan yang tinggi terhadap karya-karya langka dengan nilai fantastis, diyakini telah mendorong sejumlah orang memalsukan karya-karya. Bahkan karya-karya palsu diperkirakan sudah tersebar banyak di pasaran. Pada 2014, mengutip artworkarchive.com, sebuah laporan dari Switzerland’s Fine Art Expert Institute (FAEI) memproyeksikan setidaknya setengah dari karya seni yang tersebar di pasar adalah palsu. 

Bila di luar negeri mereka disebut forger, maka di dalam negeri mereka biasa dikenal dengan nama pelukis bagongan.
Baca jugaMasalah Pemalsuan Karya Seni Rupa Lukisan yang Tak Kunjung Usai

Di Indonesia sendiri, kasus pemalsuan juga jamak terjadi. Sejumlah karya-karya seniman legendaris tak lepas jadi objek pemalsuan. Beberapa di antaranya adalah Raden Saleh, Hendra Gunawan, S. Sudjojono, Le Man Fong, dan Affandi.  Bahkan belakangan karya seniman-seniman yang masih aktif turut dipalsukan. 

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor : Gita Carla
 

SEBELUMNYA

5 Dampak Keseringan Overthiking Terhadap Kesehatan Fisik Manusia

BERIKUTNYA

Taylor Swift hingga Fergie, Ini 5 Momen Spesial di MTV Video Music Awards 2022

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: