Anak Tidak Suka Makan Sayur dan Buah? Ikuti Cara Ini
23 August 2022 |
15:55 WIB
1
Like
Like
Like
Mengonsumsi sayur dan buah sangat penting untuk tumbuh kembang anak. Selain mengandung banyak vitamin, pada sayur dan buah juga terdapat serat yang memiliki banyak manfaat kesehatan. Beberapa diantaranya yakni memperlancar proses pencernaan, memaksimalkan penyerapan nutrisi, menjaga daya tahun tubuh, hingga menurunkan risiko penyakit jantung koroner.
Namun sayangnya, banyak anak yang tidak suka buah apalagi sayur. Sementara manfaatnya tidak bisa digantikan dengan multivitamin saja. “Fungsi sayur dan buah nomor satu yakni sumber serat dan vitamin. Asupan vitamin bisa diganti multivitamin tetapi asupan serat tidak bisa digantikan,” tegas Dokter Spesialis Anak, Konsultan Alergi Imunologi dr. Endah Citraresmi dalam diskusi virtual, Selasa (23/8/2022).
Oleh karena itu, dia meminta orang tua tetap mengupayakan pemenuhan serat kepada anaknya dengan berbagai cara, walaupun butuh waktu lama.
Baca juga: 5 Makanan & Minuman Olahan Buah-Buahan untuk Anak ala Nirina Zubir
Endah menegaskan proses makan termasuk proses belajar bagi anak. Memperkenalkan serat butuh proses yang konsisten dan terus menerus. “Tidak bisa kita berharap dalam satu malam anak kemudian tiba-tiba mau makan sayur dan buah,” imbuhnya.
Lantas bagaimana agar anak mau makan sayur dan buah? Endah menyebut bahwa manfaatkan kebiasaan yang sering dilakukan anak, yakni meniru. Jadi, ketika orang di sekitarnya senang makan buah dan sayur, dia akan ikut senang makan buah dan sayur.
“Jadi dalam konsep makan, anak itu harus makan bersama keluarga, bukan duduk sendirian atau digendong sana sini. Dia lihat ayah ibunya makan sayur dan buah. Itu otomatis, anak belajar makan buah dan sayur,” tuturnya.
Memang ada anak yang pemilih dalam makanan. Jika demikian, orang tua bisa mengenalkan sumber serat tersebut sedikit demi sedikit.
Orang tua dalam hal ini harus menghadirkan kreativitas. Sebagai upaya untuk mengenalkan rasa sayur, ibu bisa memblender sayur tersebut dan dibekukan menjadi es. Atau jadikan sayur sebagai campuran puding.
Setidaknya, bagi anak yang masuk dalam tahap MPASI, berikan 1/3 buah dan sayur dalam porsi makannya atau setengah gelas kebutuhan hariannya.
Psikolog Anak Anastasia Satriyo menambahkan bahwa ibu perlu memahami pikiran anak. Mereka gampang takut dengan semua hal baru. Hal baru dipersepsikan di otak anak sebagai sesuatu yang tidak aman.
Maka dari itu, penting memperkenalkan makanan baru secara pelan-pelan. Pengalaman makan bersama orang tua tentu menjadi hal yang dilihat anak. Dia turut menyarankan agar orang tua menjadi contoh untuk mau makan sayur dan buah. Sedikit berlebihan menggambarkan rasanya pun bisa dilakukan untuk mendorong rasa penasaran anak.
Apabila penasaran, anak biasanya akan memegang makanan tersebut atau menjilatnya. Biarkan rasa penasaran itu tumbuh dan akhirnya mereka mau mengonsumsinya.
Baca juga: Aktivitas Berkebun Punya Ragam Manfaat untuk Tumbuh Kembang Anak
Solusi berikutnya sebagai upaya pengenalan, bisa dengan aktivitas berkebun hingga memberikan anak mainan berbentuk makanan sehat yang terdiri dari sayuran dan buah-buahan.
“Lewat aktivitas bermain kita kenalkan makanan sehat. Semua hal harus membantu anak familiar dengan makanan. Kalau tidak familiar, dia anggap tidak aman,” sebuah Anastasia.
Dia menyebut ada kaitan erat, anak-anak yang sensitif terkait perabaan dengan pilah pilih dalam makanan. Misal anak yang belum bisa injak pasir, tidak nyaman pegang yang lengket, ternyata ada masalah juga dengan makannya.
“Dari segi psikologis, bantu anak kenal beragam tekstur. Bantu anak nyaman, jangan langsung dipaksa. Otak anak bisa stres kalau dipaksa, tapi perkenalkan,” jelas Anastasia.
Aktivitas sensori lantas menjadi hal penting. Biarkan atau latih mereka meraba berbagai macam tekstur dari beragam aktivitasnya. “Kalau mau coba beragam tekstur di kulit biasanya coba tekstur di lidah mau. Bantu di area sensori itu, coba makan banyak sayuran. Kadang butuh 200-300 kali kita kasih ke mereka namun ditolak. Tapi tidak apa-apa, nikmati prosesnya,” sarannya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor : Gita Carla
Namun sayangnya, banyak anak yang tidak suka buah apalagi sayur. Sementara manfaatnya tidak bisa digantikan dengan multivitamin saja. “Fungsi sayur dan buah nomor satu yakni sumber serat dan vitamin. Asupan vitamin bisa diganti multivitamin tetapi asupan serat tidak bisa digantikan,” tegas Dokter Spesialis Anak, Konsultan Alergi Imunologi dr. Endah Citraresmi dalam diskusi virtual, Selasa (23/8/2022).
Oleh karena itu, dia meminta orang tua tetap mengupayakan pemenuhan serat kepada anaknya dengan berbagai cara, walaupun butuh waktu lama.
Baca juga: 5 Makanan & Minuman Olahan Buah-Buahan untuk Anak ala Nirina Zubir
Endah menegaskan proses makan termasuk proses belajar bagi anak. Memperkenalkan serat butuh proses yang konsisten dan terus menerus. “Tidak bisa kita berharap dalam satu malam anak kemudian tiba-tiba mau makan sayur dan buah,” imbuhnya.
Lantas bagaimana agar anak mau makan sayur dan buah? Endah menyebut bahwa manfaatkan kebiasaan yang sering dilakukan anak, yakni meniru. Jadi, ketika orang di sekitarnya senang makan buah dan sayur, dia akan ikut senang makan buah dan sayur.
“Jadi dalam konsep makan, anak itu harus makan bersama keluarga, bukan duduk sendirian atau digendong sana sini. Dia lihat ayah ibunya makan sayur dan buah. Itu otomatis, anak belajar makan buah dan sayur,” tuturnya.
Memang ada anak yang pemilih dalam makanan. Jika demikian, orang tua bisa mengenalkan sumber serat tersebut sedikit demi sedikit.
Orang tua dalam hal ini harus menghadirkan kreativitas. Sebagai upaya untuk mengenalkan rasa sayur, ibu bisa memblender sayur tersebut dan dibekukan menjadi es. Atau jadikan sayur sebagai campuran puding.
Setidaknya, bagi anak yang masuk dalam tahap MPASI, berikan 1/3 buah dan sayur dalam porsi makannya atau setengah gelas kebutuhan hariannya.
Psikolog Anak Anastasia Satriyo menambahkan bahwa ibu perlu memahami pikiran anak. Mereka gampang takut dengan semua hal baru. Hal baru dipersepsikan di otak anak sebagai sesuatu yang tidak aman.
Maka dari itu, penting memperkenalkan makanan baru secara pelan-pelan. Pengalaman makan bersama orang tua tentu menjadi hal yang dilihat anak. Dia turut menyarankan agar orang tua menjadi contoh untuk mau makan sayur dan buah. Sedikit berlebihan menggambarkan rasanya pun bisa dilakukan untuk mendorong rasa penasaran anak.
Apabila penasaran, anak biasanya akan memegang makanan tersebut atau menjilatnya. Biarkan rasa penasaran itu tumbuh dan akhirnya mereka mau mengonsumsinya.
Baca juga: Aktivitas Berkebun Punya Ragam Manfaat untuk Tumbuh Kembang Anak
Solusi berikutnya sebagai upaya pengenalan, bisa dengan aktivitas berkebun hingga memberikan anak mainan berbentuk makanan sehat yang terdiri dari sayuran dan buah-buahan.
“Lewat aktivitas bermain kita kenalkan makanan sehat. Semua hal harus membantu anak familiar dengan makanan. Kalau tidak familiar, dia anggap tidak aman,” sebuah Anastasia.
Dia menyebut ada kaitan erat, anak-anak yang sensitif terkait perabaan dengan pilah pilih dalam makanan. Misal anak yang belum bisa injak pasir, tidak nyaman pegang yang lengket, ternyata ada masalah juga dengan makannya.
“Dari segi psikologis, bantu anak kenal beragam tekstur. Bantu anak nyaman, jangan langsung dipaksa. Otak anak bisa stres kalau dipaksa, tapi perkenalkan,” jelas Anastasia.
Aktivitas sensori lantas menjadi hal penting. Biarkan atau latih mereka meraba berbagai macam tekstur dari beragam aktivitasnya. “Kalau mau coba beragam tekstur di kulit biasanya coba tekstur di lidah mau. Bantu di area sensori itu, coba makan banyak sayuran. Kadang butuh 200-300 kali kita kasih ke mereka namun ditolak. Tapi tidak apa-apa, nikmati prosesnya,” sarannya.
(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)
Editor : Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.