4 Kegiatan Seru di Sejauh Rumah Kita, Tempat Asyik Belajar tentang Merawat Bumi
23 August 2022 |
10:51 WIB
3. Mengenal Lebih Jauh tentang Hutan Leuser di Aceh
Sejauh Rumah Kita (Sumber gambar: Sejauh Mata Memandang)
Sebagai seorang marine biologist yang akhirnya jatuh cinta pada hutan dan ingin melindungi hutan, dia mempelajari bahwa kegiatan konservasi lebih dari sekadar penelitian flora dan fauna. Ada banyak elemen dalam kegiatan konservasi, yaitu seperti penguatan di tingkat tapak, penguatan kebijakan, dan juga edukasi.
Oleh karena itu, Yayasan HAkA bekerja sama dengan masyarakat sekitar hutan untuk melindungi daerahnya dari kerusakan hutan karena masyarakat sekitar hutan merupakan kelompok pertama yang terdampak ketika terjadi bencana alam akibat kerusakan hutan.
Menurut Farwiza, mencegah kerusakan hutan dan kepunahan bukan hanya menjadi kewajiban masyarakat sekitar hutan, tetapi masyarakat perkotaan juga perlu memiliki kepedulian terhadap hutan.
Dia mengatakan penting bagi masyarakat kota untuk peduli dengan hutan karena ada satu hal yang dibutuhkan dalam hidup kita sehari-hari, yaitu air bersih. "Air bersih datang dari sungai-sungai yang mengalir lewat hutan. Hutan berfungsi untuk menjaga sumber air. Hutan menghembuskan oksigen untuk kita bernafas. Hutan mendaur ulang CO2 di Bumi," katanya
Menurutnya, salah satu solusi yang paling penting untuk mengatasi perubahan iklim adalah dengan menjaga hutan-hutan yang sudah tua, yang memiliki pohon besar serta keanekaragaman hayati yang tinggi dengan cara merestorasi, menanam, dan menambah keanekaragaman hayati di area yang sudah terdegradasi.
“Kita semua punya peran untuk melindungi bumi. Kita semua adalah konservasionis karena kita semua menikmati apa yang diberikan oleh bumi. Kita semua perlu mengambil peran untuk sama-sama untuk melindungi bumi kita," imbuhnya.
4. Belajar tentang Warisan Budaya Ubin Semen Cap Kunci
Sejauh Rumah Kita (Sumber gambar: Sejauh Mata Memandang)
Dalam kegiatan belajar bersama, Mega Karang, Pemilik Tegel Kunci dan Kirana Karang, Manajer Pemasaran dan Proyek bercerita kepada para peserta yang hadir di Sejauh Ruamh Kita tentang sejarah dan mencontohkan proses kreatif Tegel Kunci.
Mega dan Kirana mengungkapkan bahwa Tegel Kunci pernah berpindah kepemilikan beberapa kali akibat ketidakstabilan politik di Indonesia pada tahun 1930 sampai 1950-an hingga akhirnya diambil alih oleh pemerintah daerah.
Pada tahun 1970-an, industri ubin semen perlahan tenggelam di tengah maraknya produksi keramik dan pada akhirnya diselamatkan oleh PT Matta Indonesia pada tahun 1997 yang perlahan menghidupkan kembali warisan budaya ubin semen dan industri ubin semen hingga sekarang, dan menjadi satu-satunya pabrik ubin semen yang masih beroperasi di Indonesia.
Selain itu, Kirana juga mencontohkan proses kreatif pembuatan ubin semen di Tegel Kunci yang diawali dengan mendesain motif dan menentukan warna ubin sebelum membuat cetakan ubin yang dibuat dengan tangan dari bahan kuningan sesuai dengan motif yang telah didesain.
Sementara itu, warna ubin ditentukan menggunakan pigmen natural dan ubin semen dicetak satu persatu menggunakan tangan dengan cara menuangkan pigmen warna ke dalam cetakan yang sudah dibuat.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.