Lima figur penting bangsa (Sumber gambar: Titimangsa Foundation)

5 Profil Figur Penting Indonesia dalam Serial Monolog Di Tepi Sejarah

23 August 2022   |   06:35 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

4. Ismail Marzuki

Ismail Marzuki merupakan seorang komponis besar kelahiran 11 Mei 1914. Masa kreatifnya sebagai musisi terjadi di saat penjajahan Jepang, sampai agresi militer oleh Belanda akhir tahun 1940-an.

Lagu-lagu ciptaannya yang populer seperti Rayuan Pulau Kelapa, Sapu Tangan dari Bandung Selatan, Indonesia Pusaka, dan Sepasang Mata Bola, telah menjadi inspirasi para pejuang di garis depan. Bersama kelompoknya, Ismail kerap menghibur para pejuang di tempat-tempat persembunyian mereka. 

Sampai kemudian dia meninggal di usia 44 tahun, pada tanggal 25 Mei 1958, Ismail tercatat telah menciptakan lebih dari 200 lagu. Hari-harinya, sebagaimana dicatat dalam buku-buku, lebih banyak dihabiskan untuk bermusik.

Bersama serombongan pemusik, termasuk penyanyi Eulis Andjung Zuraidah yang kemudian menjadi istrinya, Ismail pernah melawat ke Singapura dan Malaya. Di sana, dia disambut bak bintang, karena lagu-lagunya terutama yang dinyanyikan dalam film Terang Boelan (1938), sangat dikenal di negeri jiran itu. 
 

5. Emiria Soenassa

Emiria Soenassa adalah perempuan pelukis pertama di Indonesia, yang hidup pada tahun 1895-1964. Meski baru mulai aktif melukis saat berusia 45 tahun, Emiria terbilang produktif dalam menghasilkan karya.

Dia lantas bergabung dalam organisasi Persatuan Ahli Gambar Indonesia (PERSAGI) yang mana kebanyakan anggotanya adalah laki-laki, dengan usia yang jauh lebih muda darinya. Dia juga mengikuti berbagai pameran lukis dan memenangkan beberapa penghargaan.

Selain melukis, Emiria juga dikenal sebagai seorang pemikir revolusioner. Pada 1949, dia menjadi salah satu delegasi yang menghadiri Konferensi Meja Bundar di Den Haag, Belanda.

Sebelum aktif menjadi pelukis, Emiria juga sempat menjadi perawat dan kepala perkebunan. Dalam majalah Perintis yang terbit tahun 1951, Usmar Ismail, Bapak Perfilman Indonesia, menyebut Emiria sebagai perintis dan mendudukkannya 
sejajar dengan Chairil Anwar dan Kartini.

Bukan hanya perintis dalam seni lukis Indonesia, tetapi dia juga disebut sebagai juru rawat maupun kepala perkebunan pertama yang berkebangsaan Indonesia. 

Heidi Arbuckle yang membuat penelitian khusus tentang Emiria untuk tesis doktoralnya, menggambarkan bahwa lukisan-lukisan Emiria merepresentasikan penolakan terhadap pandangan maskulin.

Emiria tidak melukis perempuan sebagai gambaran atau obyek yang indah dan enak dipandang, tetapi fokus kepada persoalan yang dihidupi perempuan, seperti himpitan akan budaya patriarki, keterasingan, maupun kemerdekaan akan tubuhnya sendiri. 

Editor: Fajar Sidik 
1
2


SEBELUMNYA

Cek 4 Fakta Menarik Tur Dunia (G)I-DLE di Jakarta, dari Setlist Lagu hingga Harga Tiket

BERIKUTNYA

Noah Rayakan Ultah ke-10 dengan Konser Dua Dunia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: