Felix K Nesi (Sumber gambar: Instagram/felixnesi)

Cerita Felix K Nesi Garap Naskah Monolog Di Tepi Sejarah Tokoh Francisca Casparina

29 June 2024   |   20:35 WIB
Image
Chelsea Venda Jurnalis Hypeabis.id

Like
Sejarah, bagi sastrawan Felix K Nesi, tak selalu tentang hal-hal besar. Alih-alih membicarakan sesuatu yang heroik, Felix lebih menyenangi sejarah yang dilihat dari hal-hal personal. Cara pandang ini kemudian juga dipakai ketika dirinya menulis naskah seri monolog Di Tepi Sejarah untuk tokoh Francisca Casparina.

Felix mengatakan Francisca adalah satu tokoh bangsa yang punya peran besar dalam mengetengahkan posisi Indonesia di panggung dunia. Sebagai diplomat perempuan yang bisa berbagai bahasa, Francisca mampu dekat dengan berbagai tokoh dunia, seperti mantan Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru hingga pejuang revolusi kuba Che Guevara.

Baca juga: Menilik Proses Kreatif Penulis & Sutradara Garap Monolog Di Tepi Sejarah Oto Iskandar Di Nata

Sayang, meski punya peran besar bagi Indonesia, nama Francisca justru tak terlalu bergaung di arus utama sejarah. Bahkan, pada era sekarang, mungkin orang akan lebih mengenal cucu Francisca, yakni Reza Rahadian, dibanding nama sang diplomat itu sendiri.

Belum banyaknya orang yang tahu tentang kiprah Francisca membuat tokoh ini diangkat ke dalam seri monolog Di Tepi Sejarah. Dikemas dalam judul Ke Pelukan Orang-Orang Tercinta, monolog ini kemudian disutradarai oleh Shinta Febriany dan tokoh Francisca diperankan oleh Marsha Timothy.

Felix mengatakan proses menggarap naskah monolog tentang Francisca berjalan cukup lancar. Proses risetnya pun tak menemui kendala yang berarti. Walau memang tak banyak, bukti sejarah maupun catatan tentang tokoh Francisca masih bisa ditemui.

“Saya memulai riset dengan mencari tulisan-tulisan awal tentang Francisca. Kemudian, saya juga pergi ke Yogyakarta karena di sana ada satu lembaga yang fokus terhadap keberadaan tokoh-tokoh yang sempat menjadi tahanan politik dan tak bisa pulang ke Indonesia,” ucap Felix kepada Hypeabis.id.

Di Yogyakarta inilah, ada banyak data yang didapat oleh Felix. Data-data mengenai kiprah dan keberadaan Francisca ini didapat tidak hanya dalam bentuk tulisan-tulisan. Namun, ada pula kesaksian dari orang pernah bertemu atau mengalami langsung apa yang dialami oleh tokoh Francisca ini.

Yang menarik, dirinya juga diperdengarkan satu audio wawancara yang pernah dilakukan Francisca pada masa lampau. Selain itu, dirinya juga mencoba mencari informasi terkait Francisca dari sisi keluarga. Namun, Felix menyebut pihak keluarga, termasuk Reza Rahadian, tak banyak bicara.

Hal ini dipandangnya wajar karena Reza tampaknya ingin menghindari bias. Untuk itu, Felix lebih banyak menggali obrolan dengan non keluarga, yang pernah bertemu langsung, juga murid-murid ideologisnya.

Setelah proses riset dirasa cukup, Felix mulai menulis. Butuh waktu enam sampai delapan bulan untuk menyelesaikan naskah tersebut. Cukup panjang memang, karena di tengah proses menulis Felix rupanya juga terus mendapatkan data-data baru yang kemudian menambah dimensi naskahnya.

“Ketika menulis, saya menemukan satu kisah menarik tentang hubungan dia dengan negaranya dan dia dengan anak-anaknya. Jadi, dia itu ada satu pemikiran dari dia yang kalau dia membela anak-anaknya, itu dirasa cukup egois. Namun, kalau dia membela bangsa, itu memperjuangkan banyak anak,” terangnya.
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 
 

A post shared by Titimangsa (@infotitimangsa)


Pemikiran ini bagi Felix menarik. Secara hakikatnya memang ada benarnya, tetapi juga punya konsekuensi. Hal itu misalnya membuat anak-anaknya justru merasa ditelantarkan akibat pilihan-pilihan yang diambil.

Pada hari-hari tuanya, Francisca rupanya cukup menyesali hal tersebut, atau setidaknya membuatnya berpikir ulang. Felix kemudian menarik satu sisi personal ini ke dalam benang merah naskah monolog.

Dalam menulisnya, Felix menyadari betul bahwa dirinya yang adalah seorang laki-laki, sedang menulis satu tokoh perempuan. Untuk itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukannya agar sudut pandang dan cara mencurahkan emosinya bisa tersampaikan menjadi lebih baik.

Satu hal yang dilakukannya ialah dengan berdiskusi dengan banyak berdiskusi dengan murid Francisca, salah satunya adalah ibu Ita Nadia. Lewat penuturan Ita Nadia, dirinya merasa terbantu untuk menjelaskan pemikiran dan hal-hal personal yang terjadi pada Francisca.

Bagi yang penasaran, monolog tentang Francisca Casparina ini bisa ditonton di Indonesiana TV. Berikut detailnya.
  • Judul: Ke Pelukan Orang-Orang Tercinta
  • Tanggal: Rabu, 03 Juli 2024. Pukul 20.00 WIB
  • Penulis Naskah: Felix K. Nesi
  • Sutradara: Shinta Febriany
  • Pemain: Marsha Timothy
  • Sinopsis: Francisca Casparina Fanggidaej menceritakan perjalanan hidupnya, tidak hanya sebagai pemikir dan penggerak besar pasca kemerdekaan Indonesia yang aktif berdiplomasi di panggung internasional, tetapi juga konflik batinnya sebagai ibu yang terpisah dari anak-anak karena perubahan situasi politik. Francisca mengajak kita untuk merefleksikan cara memperlakukan orang-orang maupun hal-hal yang kita cintai.

Editor: Fajar Sidik 

SEBELUMNYA

Capai Ratusan Ribu Dollar, Cek 5 Bunga Termahal di Dunia

BERIKUTNYA

Patjarmerah Kecil 2024: Simak Rangkaian Acara hingga Cara Akses dengan Transportasi Umum

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: