Ilustrasi (Sumber gambar: Mikhail Nilov/Pexels)

Peran Perempuan Indonesia Berkarier di Sektor Teknologi Finansial

15 August 2022   |   17:31 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Like
Di tengah pertumbuhan sektor financial technology (fintech) yang semakin pesat, perempuan rupanya masih belum sepenuhnya mendapatkan kesempatan berkarier yang setara. Padahal, industri dan lingkungan kerja yang lebih inklusif terhadap keterlibatan perempuan dapat mengoptimalkan potensinya di bidang profesional.

Hal itu diungkapkan oleh Claudia Kolonas, Co-Founder Pluang, dalam satu acara diskusi bertajuk Women in Fintech: Empowering the Next Generation Forum, baru-baru ini. Menurutnya, banyak talenta perempuan di sektor fintech yang belum mendapat dukungan ataupun kesetaraan untuk berkarya di bidang ini.

Sebagai informasi, berdasarkan data IMF tahun 2022, hanya sebanyak 10 persen perempuan yang berada di puncak kepemimpinan perusahaan fintech. "Maka dari itu, ekosistem fintech perlu lebih mengakomodasi kiprah dan keterlibatan perempuan, khususnya untuk mendorong inovasi dalam era ekonomi digital yang dihadirkan pemimpin perempuan di sektor fintech," katanya.

Baca jugaAlamanda Shantika Soroti Bias Sosial terhadap Perempuan

Kesempatan profesional yang setara di industri teknologi bagi perempuan, papar Claudia, juga perlu dipastikan berada di setiap jenjang karier.  Dia memaparkan laporan dari berbagai studi di Asia Tenggara menunjukan bahwa representasi perempuan semakin menurun di jenjang karier senior.

Dalam laporan itu ditemukan dari sebanyak 32% tenaga kerja perempuan di sektor teknologi, hanya 15% di antaranya yang menempati puncak kepemimpinan.

Bertolak belakang dengan kondisi keterwakilan perempuan di sektor teknologi, studi lain  justru menunjukkan bahwa peran perempuan dapat berkontribusi pada performa bisnis yang lebih baik. Kajian dari McKinsey tahun 2018 menunjukkan bahwa perusahaan dengan komposisi gender yang lebih seimbang memiliki kemungkinan 21 persen lebih besar untuk mencapai pemasukan lebih banyak.

Baca jugaIntip Profil 5 Perempuan Inspiratif dari Kreator Konten hingga Peneliti Konservasi
 

Ilustrasi (Sumber gambar: Magnet Me/Unsplash)

Ilustrasi (Sumber gambar: Magnet Me/Unsplash)

Tingkatkan Keterlibatan Perempuan

Berdasarkan kondisi tersebut, Claudia menjelaskan ada tiga hal yang dapat dilakukan untuk meningkatkan keterlibatan perempuan dalam sektor fintech. Pertama, meningkatkan visibilitas pemimpin perempuan di industri fintech melalui partisipasi dalam acara-acara publik, maupun program pelatihan untuk pengusaha perempuan.

Kedua, memperkuat startup yang dirintis oleh perempuan. Menurut Claudia, investor perlu peka terhadap gender bias yang dapat mempengaruhi penilaian mereka terhadap ide bisnis dari founder perempuan, terutama di sektor yang didominasi laki-laki seperti fintech.

Selain itu, upaya yang ketiga yakni keterwakilan para pemimpin perempuan perlu menjadi budaya profesional baru yang sangat mungkin dicapai dan bermanfaat bagi pertumbuhan sektor fintech.

“Apabila para pemimpin industri fintech mampu berkomitmen dalam menciptakan lingkungan profesional yang lebih setara dan kondusif bagi perkembangan karier perempuan, budaya ini sangat mungkin menjadi standar baru di sektor ini,” imbuh Claudia.
 

Perempuan Berandil Besar

Keterlibatan perempuan di bidang fintech juga terbukti berandil besar. Studi menunjukkan bahwa meningkatkan keterlibatan perempuan dapat membawa lebih banyak perspektif untuk mengidentifikasi peluang bisnis maupun mengembangkan produk.

Menurut data Harvard Business Review 2021, keberadaan perempuan di puncak kepemimpinan membuat perusahaan lebih terbuka pada perubahan sekaligus cenderung memitigasi risiko, serta fokus pada research & development.

Baca jugaForbes 30 Under 30 Asia, Dita Aisyah Makin Semangat Ciptakan Lebih Banyak Talenta di Bidang Teknologi

Friderica Widyasari Dewi dari Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) menuturkan fintech juga berperan penting untuk menjembatani perbedaan tingkat literasi dan inklusi keuangan antara laki-laki dan perempuan.

Dia menjelaskan perempuan berperan penting sebagai aktor yang menggerakan ekonomi di Indonesia dan pihaknya juga memprioritaskan perluasan akses edukasi finansial terhadap perempuan.

Kendati begitu, lanjutnya, baru sepertiga populasi perempuan Indonesia yang bekerja di sektor formal dan memiliki pemasukan yang lebih kecil sebesar 25% dibandingkan laki-laki.

Menurut Friderica, disparitas gender semacam ini dapat diperkecil dengan adanya akses ke layanan fintech yang fleksibel dan terjangkau.

"Dengan edukasi finansial yang mumpuni dan mudah diakses, akan semakin banyak perempuan yang lebih melek finansial dan terhindar dari skema-skema kredit yang merugikan," ujarnya.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Gita Carla
 

SEBELUMNYA

Bergaya dengan Jersey NBA, Kenapa Enggak?

BERIKUTNYA

Menggairahkan Bisnis UMKM dengan Menghadirkan Pertunjukan Musik

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: