ilustrasi ibu dan bayi (sumber gambar : isaac/ unsplash)

Begini Penjelasan Dokter Tentang Menyusui Anak Berusia Lebih dari 2 Tahun

12 August 2022   |   16:20 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Waktu menyusui yang direkomendasikan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) adalah hingga anak berusia dua tahun. Meski demikian, nggak jarang ada ibu yang menyusui anak hingga lebih dari dua tahun. Apakah hal ini normal, dan bagaimana dampaknya? 

Dokter spesialis anak dari EMS Hospital Pulomas Caroline Mulawi menjelaskan bahwa menyusui lebih dari dua tahun normal atau tidak, jawabannya relatif. Disebut tidak normal jika berat badan si Kecil tidak meningkat.

“Artinya, jika anak yang menyusu lebih dari 2 tahun mengalami kekurangan gizi, maka ini tidak normal dan tidak boleh dilanjutkan,” jelasnya melalui Insagram Live Teman Parenting.

Baca Juga : Bunda Wajib Tahun, Ini Penyebab Alergi Susu Sapi pada Anak 

Jika ibu dan si Kecil nyaman melakukan proses menyusui hingga lebih dari dua tahun, dan berat badan buah hati bertambah sesuai kurva pertumbuhannya, maka mungkin menyusui lebih dari dua tahun masih bisa dilakukan.

“Namun tetap, IDAI (Ikatan Dokter Anak Indonesia) menganjurkan penyapihan sudah dimulai di usia 1-2 tahun,” jelasnya.

Penyebab menyusui lebih dari dua tahun ini umumnya berhubungan dengan pengetahuan ibu tentang manfaat dan fungsi air susu ibu (ASI) itu sendiri. ASI merupakan makanan yang dibutuhkan bayi hingga usia enam bulan.

Namun, setelah enam bulan, bayi mengalami peningkatan kebutuhan nutrisi dan energi, sehingga membutuhkan makanan pendamping selain ASI atau MPASI. Setelah bayi berusia 6 bulan, ASI sudah tidak lagi bisa memenuhi kebutuhan nutrisinya.

Selain itu, faktor lain yang menyebabkan menyusui berkepanjangan adalah ikatan yang sangat kuat antara ibu dan anak. “Jadi, sudah bukan karena kebutuhan nutrisi lagi, melainkan karena faktor kenyamanan saja, anak merasa senang dipelukan ibunya saat menyusu,” jelas Caroline. 

Baca Juga : Cegah Stunting, Begini 4 Strategi MPASI yang Tepat Bagi Anak 
 

Dampak negatif

Dampak negatif timbul ketika menyusui sampai anak berusia 2 tahun tetapi tidak diimbangi dengan pemenuhan kebutuhan makanan anak. Jika MPASI atau makanan keluarganya tidak kuat, maka dapat menyebabkan kurang gizi.

“Kebiasaan ibu adalah jika anak nangis sedikit, diberi susu, akibatnya anak ini kenyang ASI dan menolak makanan lain yang seharusnya sudah diberikan sejak enam bulan ke atas, dan alhasil menyebabkan kurang gizi,” ungkapnya.

Oleh sebab itu, anak yang menyusu lebih dari dua tahun suka menolak makanan padat karena mereka merasa sudah kenyang. “Ada penelitian yang menunjukkan bahwa ternyata anak-anak yang kurang gizi cenderung menyusu lebih dari dua tahun,” jelasnya.

Baca Juga : Ini Pentingnya Nutrisi Seimbang Bagi Perkembangan Otan & Saluran Cerna Anak 

Jadi, Caroline mengatakan bahwa boleh seorang ibu menyusui buah hatinya lebih dari dua tahun, tetapi pastikan anak menyusu secukupnya dan tidak lebih banyak dari mengonsumsi makanan bergizi sehari-hari.

Selain itu, dampak negatif dari menyusui lebih dari dua tahun tidak hanya ada pada anak saja, melainkan juga pada ibu sendiri karena bisa menyebabkan menstruasi tidak teratur sehingga membawa beberapa konsekuensi, misalnya sulit mengatur keluarga berencana.

“Jika anak sudah di atas dua tahun, tenaganya lebih besar dan giginya sudah tumbuh, sehingga menghisap serta menggigit puting payudara lebih keras dan menyebabkan luka di payudara ibu. Kemudian, ada potensi si Kecil juga menjadi terlalu ketergantungan bersama ibu,” jelasnya.

Karena itu dia menyarankan agar sebisa mungkin menyusui dilakukan sampai tidak lebih dari waktu yang dibutuhkan dan sudah dimulai sejak anak berusia 1-2 tahun. Dr. Caroline juga menekankan bahwa jika bayi sudah masuk usia enam bulan, ibu harus sudah mengenalkan MPASI. Jangan sampai terlambat.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor : Syaiful Millah

SEBELUMNYA

3 Film tentang Kemerdekaan Indonesia dengan Tokoh Utama Perempuan

BERIKUTNYA

Pelaku UMKM, Catat Nih Pelatihan yang Diberikan Platform Digital

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: