Bunda Wajib Tahu, Ini Penyebab Alergi Susu Sapi pada Anak
09 August 2022 |
22:00 WIB
Bayi hingga orang dewasa bisa saja alergi susu sapi, meskipun lebih umum terjadi pada bayi dan anak-anak. Namun demikian, sebagian besar penderita alergi susu sapi dapat sembuh dengan sendirinya tanpa pengobatan medis, dan harus tetap didukung dengan asupan gizi lainnya dengan seimbang.
Pada dasarnya, bayi dan anak-anak membutuhkan asupan gizi yang mencukupi untuk tumbuh kembangnya. Bagi anak-anak yang menderita alergi, bisa saja terhalang untuk mengonsumsi makanan atau minuman bergizi ini.
Alergi merupakan salah satu hambatan bagi anak-anak untuk memperoleh asupan gizi yang optimal. Salah satu alergi yang menghantui anak-anak adalah alergi protein susu sapi. Untuk mengatasinya, harus ada alternatif lain agar anak-anak tetap mendapatkan asupan gizi yang dibutuhkan.
Baca juga: Mengonsumsi Susu Sapi Bikin Gemuk? Simak Fakta-faktanya
Menurut konsultan ahli alergiimunologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Zakiudin Munasir, secara umum alergi artinya reaksi yang berbeda atau menyimpang dari normal terhadap berbagai rangsangan atau zat dari luar tubuh misalnya terhadap makanan, debu, atau obat-obatan.
Khusus penderita alergi protein susu sapi, biasanya akan mengalami gejala yang berkaitan dengan pencernaan, kulit, hingga pernafasan. Mengeliminasi makanan penyebab alergi atau alergen merupakan salah satu cara untuk mengobati dan mencegah alergi.
Dalam kasus alergi protein susu sapi, formula soya dapat menjadi alternatif untuk menggantikan nutrisi yang diperlukan. Orang tua tak perlu khawatir akan nilai gizi pada formula soya atau susu kedelai yang sudah diformulasi karena susu jenis tersebut telah disesuaikan nilai gizinya. “Soya sudah disesuaikan untuk kebutuhan tumbuh kembang,” katanya.
Formula soya selain mempunyai rasa yang enak, harganya juga terjangkau. Bagi orang tua yang mempunyai kemampuan finansial lebih, alternatif lain yang dapat dicoba adalah extensive hydrolyzed milk yang aman bagi anak-anak.
Namun demikian, pemakaian formula soya maupun extensive hydrolyzed milk harus berdasarkan rekomendasi dokter, tepatnya setelah dokter mendiagnosa bahwa anak memang alergi protein susu sapi.
Penelitian yang dilakukan pakar gastroenterologi (pakar bidang saluran pencernaan makanan) dan nutrisi anak dari Vrije Universiteit Brussel Belgia Yvan Vandenplas memperlihatkan susu dengan isolat protein kedelai aman bagi anak-anak yang alergi protein susu sapi.
“Susu dengan isolat protein kedelai menjadi opsi yang terjangkau bagi penanganan alergi protein susu sapi,” katanya dikutip dari Bisnis Weekend edisi 16 Agustus 2015.
Anak-anak yang mengonsumsi susu dengan isolat protein kedelai tidak memiliki perbedaan signifikan dari sisi pola pertumbuhan, kesehatan tulang dan fungsi metebolisme, fungsi reproduksi, endokrin, imunitas, dan sistem saraf dengan anak-anak yang tidak mengkonsumsi susu dengan isolat protein kedelai.
Namun, pengobatan dasar yang efektif untuk alergi susu sapi adalah dengan menghindari susu sapi atau produk turunannya sebagai penyebab munculnya reaksi alergi. Selain itu, harus diingat bahwa alergi terhadap protein susu sapi tidak dapat dijadikan alasan untuk menghentikan pemberian ASI kepada bayi.
Baca juga: Ingin Ganti Susu Sapi? Ini Alternatifnya
Yang perlu diperhatikan juga, alergi protein susu sapi sebaiknya tidak dibiarkan. Penelitian S. Tikkanen (2000) mengenai status dari anak-anak di bawah 10 tahun dengan riwayat alergi protein susu sapi di awal kehidupan dan RA Wood (2003) mengenai perjalanan sejarah alami alergi makanan memperlihatkan asma, alergi rinitis, dan eksim lebih sering muncul pada anak-anak dengan alergi protein susu dibandingkan populasi umum.
Ada pula penelitian cross-sectional di Amerika Serikat oleh Robbins KA (2014) terhadap 6.189 anak usia 2-17 tahun, hasilnya anak-anak yang punya alergi makanan dengan sejarah alergi susu sapi mempunyai rata-rata tinggi badan, berat badan, dan Indeks Massa Tubuh rendah dibandingkan dengan anak dengan alergi makanan tanpa sejarah alergi susu sapi.
Editor: Fajar Sidik
Pada dasarnya, bayi dan anak-anak membutuhkan asupan gizi yang mencukupi untuk tumbuh kembangnya. Bagi anak-anak yang menderita alergi, bisa saja terhalang untuk mengonsumsi makanan atau minuman bergizi ini.
Alergi merupakan salah satu hambatan bagi anak-anak untuk memperoleh asupan gizi yang optimal. Salah satu alergi yang menghantui anak-anak adalah alergi protein susu sapi. Untuk mengatasinya, harus ada alternatif lain agar anak-anak tetap mendapatkan asupan gizi yang dibutuhkan.
Baca juga: Mengonsumsi Susu Sapi Bikin Gemuk? Simak Fakta-faktanya
Menurut konsultan ahli alergiimunologi Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) Zakiudin Munasir, secara umum alergi artinya reaksi yang berbeda atau menyimpang dari normal terhadap berbagai rangsangan atau zat dari luar tubuh misalnya terhadap makanan, debu, atau obat-obatan.
Khusus penderita alergi protein susu sapi, biasanya akan mengalami gejala yang berkaitan dengan pencernaan, kulit, hingga pernafasan. Mengeliminasi makanan penyebab alergi atau alergen merupakan salah satu cara untuk mengobati dan mencegah alergi.
Dalam kasus alergi protein susu sapi, formula soya dapat menjadi alternatif untuk menggantikan nutrisi yang diperlukan. Orang tua tak perlu khawatir akan nilai gizi pada formula soya atau susu kedelai yang sudah diformulasi karena susu jenis tersebut telah disesuaikan nilai gizinya. “Soya sudah disesuaikan untuk kebutuhan tumbuh kembang,” katanya.
Formula soya selain mempunyai rasa yang enak, harganya juga terjangkau. Bagi orang tua yang mempunyai kemampuan finansial lebih, alternatif lain yang dapat dicoba adalah extensive hydrolyzed milk yang aman bagi anak-anak.
Namun demikian, pemakaian formula soya maupun extensive hydrolyzed milk harus berdasarkan rekomendasi dokter, tepatnya setelah dokter mendiagnosa bahwa anak memang alergi protein susu sapi.
Penelitian yang dilakukan pakar gastroenterologi (pakar bidang saluran pencernaan makanan) dan nutrisi anak dari Vrije Universiteit Brussel Belgia Yvan Vandenplas memperlihatkan susu dengan isolat protein kedelai aman bagi anak-anak yang alergi protein susu sapi.
“Susu dengan isolat protein kedelai menjadi opsi yang terjangkau bagi penanganan alergi protein susu sapi,” katanya dikutip dari Bisnis Weekend edisi 16 Agustus 2015.
Anak-anak yang mengonsumsi susu dengan isolat protein kedelai tidak memiliki perbedaan signifikan dari sisi pola pertumbuhan, kesehatan tulang dan fungsi metebolisme, fungsi reproduksi, endokrin, imunitas, dan sistem saraf dengan anak-anak yang tidak mengkonsumsi susu dengan isolat protein kedelai.
Namun, pengobatan dasar yang efektif untuk alergi susu sapi adalah dengan menghindari susu sapi atau produk turunannya sebagai penyebab munculnya reaksi alergi. Selain itu, harus diingat bahwa alergi terhadap protein susu sapi tidak dapat dijadikan alasan untuk menghentikan pemberian ASI kepada bayi.
Baca juga: Ingin Ganti Susu Sapi? Ini Alternatifnya
Yang perlu diperhatikan juga, alergi protein susu sapi sebaiknya tidak dibiarkan. Penelitian S. Tikkanen (2000) mengenai status dari anak-anak di bawah 10 tahun dengan riwayat alergi protein susu sapi di awal kehidupan dan RA Wood (2003) mengenai perjalanan sejarah alami alergi makanan memperlihatkan asma, alergi rinitis, dan eksim lebih sering muncul pada anak-anak dengan alergi protein susu dibandingkan populasi umum.
Ada pula penelitian cross-sectional di Amerika Serikat oleh Robbins KA (2014) terhadap 6.189 anak usia 2-17 tahun, hasilnya anak-anak yang punya alergi makanan dengan sejarah alergi susu sapi mempunyai rata-rata tinggi badan, berat badan, dan Indeks Massa Tubuh rendah dibandingkan dengan anak dengan alergi makanan tanpa sejarah alergi susu sapi.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.