Ilustrasi memberikan MPASI pada anak. (Sumber gambar : Freepik/Cookie Studio_

Cegah Stunting, Begini 4 Strategi MPASI yang Tepat bagi Anak

06 August 2022   |   18:15 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Asupan nutrisi yang tepat sangat penting bagi anak di usia 1.000 hari pertama kehidupannya (HPK). Apabila tidak tercukupi bahkan kekurangan gizi, anak akan mengalami gangguan pertumbuhan dan perkembangan yang dikenal sebagai stunting. Kondisi ini ditandai dengan panjang atau tinggi badan anak berada di bawah standar.

Stunting berdampak jangka panjang hingga lanjut usia. Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN), Hasto Wardoyo, menjelaskan stunting pada anak bisa melemahkan sistem imun tubuh sehingga anak akan lebih mudah terserang penyakit. Kurang gizi kronis tersebut juga meningkatkan risiko gangguan pada sistem pembakaran hingga menurunnya fungsi kognitif anak. 

Baca juga: Angka Stunting Masih Tinggi, Intervensi Akan Dimulai sejak Pranikah

Bahkan, saat anak mengalami permasalahan gizi yang bisa dikatakan sangat parah, dia bisa saja kehilangan nyawa. Terkait kecerdasan, Hasto menyebut masalah stunting juga dihubungkan dengan perkembangan otak dan intelegensi anak. 

Ya, pada fase 1.000 HPK, terjadi perkembangan pesat otak manusia yang menentukan banyak hal bagi kehidupannya. Sebelum 1.000 HPK, kondisi otak masih terbuka dan proses perkembangan terjadi. Hingga 24 bulan kemudian atau tepat dua tahun, ubun-ubun depan dan belakang bayi menutup. “Dalam 1.000 HPK kemampuan dasar manusia berkembang. Ini jika terganggu prosesnya, terjadi stunting," jelasnya, Sabtu (6/8/2022).

Stunting sejatinya sudah bisa terdeteksi dan dicegah sejak bayi masih berupa janin di dalam kandungan. Oleh karena itu, butuh asupan nutrisi yang pas sejak anak masih dalam kandungan dengan cara Ibu hamil mengonsumsi makanan bergizi. 

Namun, apabila bayi sudah terlahir dengan panjang atau tinggi badan di bawah standar dan terindikasi stunting, orangtua bisa memberikan asupan gizi yang sesuai dengan kebutuhan anak dengan tepat sehingga risiko stunting bisa dikurangi.

Memasuki usia enam bulan, bayi membutuhkan asupan nutrisi lain selain ASI untuk mendukung tumbuh kembangnya, melalui makanan pendamping air susu ibu (MPASI). 

Walaupun dikatakan sebagai pendamping ASI, Hasto menyampaikan bahwa pemberian makanan bayi ini tentu harus tetap dilakukan bersamaan dengan ASI. Supaya pemberian makanan bisa lebih optimal untuk memenuhi kebutuhan gizi bayi. 
 

Contoh MPASI (Sumber gambar : Freepik)

Contoh MPASI (Sumber gambar : Freepik)


Seusai rekomendasi Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), ada empat strategi penting yang harus para ibu pahami saat memberikan MPASI di usia 6 bulan, berikut diantaranya:
 

1. Tepat waktu

Makanan pendamping ASI memang ada baiknya diberikan di waktu yang tepat alias tidak terlalu cepat atau lambat. Dengan catatan, hal ini disesuaikan kembali dengan kondisi kesehatan si kecil. Dalam beberapa kasus tertentu, dokter bisa saja menyarankan untuk memberikan makanan pendamping ASI sebelum 6 bulan.
 

2. Memadai

Makanan pendamping ASI sebaiknya memenuhi kebutuhan energi, protein, mineral, dan vitamin untuk bayi. Dengan kata lain, berikan menu MPASI yang terdiri atas berbagai sumber makanan. Untuk mencegah stunting pada anak, otang tua bisa dengan memberikan menu makanan dengan kandungan gizi seimbang. 

Bagi anak-anak yang sedang dalam masa pertumbuhan, makanan sumber protein disarankan untuk ditingkatkan pemberiannya. Sebaiknya orang tua memperhatikan konsumsi serat, gula, dan garam pada 1000 HPK diberikan dalam jumlah yang terbatas.
 

3. Aman dan higienis

Segala proses dalam penyimpanan makanan bayi, mengolah, hingga menyajikan makanan padat sebaiknya dilakukan secara aman dan higienis. Sangat disarankan untuk menggunakan, cara, bahan, serta peralatan MPASI yang aman dan bersih.

Baca juga: Bunda, Kekurangan Berat Badan selama Kehamilan Berisiko Stunting pada Bayi
 

4. Pemberiannya secara responsif 

Sama halnya seperti pemberian ASI, makanan padat yang disajikan untuk bayi juga sebaiknya mengikuti tanda bayi lapar dan kenyang. Jadi, ada baiknya untuk memberikan makanan saat bayi sedang lapar dan hindari memaksanya makan ketika dia sudah kenyang.

SEBELUMNYA

Daging Merah hingga Obesitas Menjadi Pemicu Kanker Usus Besar

BERIKUTNYA

Penelitian Ini Temukan Manfaat Membaca Bersama Orang Tua, Tingkatkan Kecerdasan Anak

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: