Bahaya, Ini Hoaks Seputar ASI Terkait Covid-19
04 August 2021 |
16:20 WIB
Berita bohong alias hoaks seputar air susu ibu (ASI) banyak bermunculan dan berdampak pada sikap ibu yang enggan menyusui bayinya. Tentu, hal ini menjadi ancaman bagi kualitas sumber daya manusia (SDM) pada masa depan, khususnya bagi anak yang kurang mendapat nutrisi dari ASI tersebut.
Sudah jelas, pemberian ASI eksklusif penting untuk mencegah anak terkena stunting atau gizi buruk hingga menghindarkan risiko sindrom kematian bayi mendadak dan beragam penyakit seperti kanker. Selain itu, ASI ikut membantu kecerdasan otak dan membentuk imunitas yang lebih kuat.
Founder & Chairman dari Health Collaborative Center (HCC) dr. Ray Wagiu Basrowi mengatakan setidaknya ada 3 macam hoax yang sangat mempengaruhi pemberian ASI di masa pandemi Covid-19.
Pertama dan yang paling sering beredar yakni Covid-19 bisa menular lewat ASI. Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah membantahnya.
"Justru ada antibodi spesifik yang melindungi bayi supaya tidak terinfeksi Covid-19," tegas Ray.
Kedua, hoaks apabila terkonfirmasi positif, ibu harus mencari donor ASI. Padahal menurutnya ibu tetap bisa menyusui bayinya namun tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ketiga, hoaks mengenai ibu hamil dan menyusui tidak boleh divaksin Covid-19 karena akan mengontaminasi ASI. Padahal jalur vaksinasi dan ASI berbeda. Nyatanya pemberian vaksin dapat meminimalisir risiko ibu dan bayinya terinfeksi Covid-19.
Ray mengatakan hoaks ini harus diperangi melalui infodemik dari para dokter hingga bidan agar para ibu tetap memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.
"Hoax ternyata dampaknya luar biasa. Dokter, bidan bisa menyerah. Pelatihan infodemik manajemen penting dilakukan ke tenaga kesehatan," ujar Ray.
Editor: M R Purboyo
Sudah jelas, pemberian ASI eksklusif penting untuk mencegah anak terkena stunting atau gizi buruk hingga menghindarkan risiko sindrom kematian bayi mendadak dan beragam penyakit seperti kanker. Selain itu, ASI ikut membantu kecerdasan otak dan membentuk imunitas yang lebih kuat.
Founder & Chairman dari Health Collaborative Center (HCC) dr. Ray Wagiu Basrowi mengatakan setidaknya ada 3 macam hoax yang sangat mempengaruhi pemberian ASI di masa pandemi Covid-19.
Pertama dan yang paling sering beredar yakni Covid-19 bisa menular lewat ASI. Padahal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) sudah membantahnya.
"Justru ada antibodi spesifik yang melindungi bayi supaya tidak terinfeksi Covid-19," tegas Ray.
Seorang ibu menyusui bayinya./Istimewa
Kedua, hoaks apabila terkonfirmasi positif, ibu harus mencari donor ASI. Padahal menurutnya ibu tetap bisa menyusui bayinya namun tetap menerapkan protokol kesehatan yang ketat.
Ketiga, hoaks mengenai ibu hamil dan menyusui tidak boleh divaksin Covid-19 karena akan mengontaminasi ASI. Padahal jalur vaksinasi dan ASI berbeda. Nyatanya pemberian vaksin dapat meminimalisir risiko ibu dan bayinya terinfeksi Covid-19.
Ray mengatakan hoaks ini harus diperangi melalui infodemik dari para dokter hingga bidan agar para ibu tetap memberikan ASI secara eksklusif kepada bayinya.
"Hoax ternyata dampaknya luar biasa. Dokter, bidan bisa menyerah. Pelatihan infodemik manajemen penting dilakukan ke tenaga kesehatan," ujar Ray.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.