Apa Saja Makanan Pendamping ASI yang Sehat Buat Si Kecil?
27 June 2022 |
14:27 WIB
Makanan pendamping ASI (MPASI) untuk bayi mulai usia 6 bulan bisa dibuat sendiri di rumah. Namun, mungkin saja para ibu masih berpikir bahwa menyiapkan sendiri MPASI adalah sesuatu yang ribet. Akhirnya, makanan kemasan pun masuk dengan mudah ke perut bayi.
Menurut dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Umum Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Fransisca Handy, ada banyak hal yang akan didapatkan oleh anak dari MPASI buatan rumah. Selain nutrisi yang beragam, bayi juga akan belajar mengenal tekstur, aroma, dan rasa makanan.
Tak semua manfaat tersebut bisa didapatkan dari makanan instan. Yang perlu diingat, Indonesia juga punya banyak sekali pilihan bahan makanan yang bisa diolah. Jadi para ibu sebetulnya tak perlu bingung. “Misalnya sumber karbohidrat, beragam sekali ada beras putih, beras merah, singkong, dan lain-lain,” katanya.
Baca juga: Zaskia Sungkar Berbagi Tips Sukses Memberi ASI dan MPASI
Makanan pabrikan memang tidak berbahaya, tetapi alangkah baiknya jika ibu membuat MPASI dari bahan-bahan segar. Ibu hanya perlu memahami bagaimana menyiapkan MPASI buatan rumah yang tepat sehingga nutrisi bayi terpenuhi. “Jangan dibikin rumit, orang tua bikin sop misalnya, bahan-bahan sop juga bisa diolah jadi MPASI untuk bayi,” katanya.
Menurut perwakilan komunitas Homemade Healthy Baby Food (HHBF) Mia Sa’adah, makanan pabrikan sebaiknya hanya diberikan pada saat kondisi darurat saja. Komunitas tersebut menghadirkan buku Mini Ensiklopedia MP-ASI Sehat, mengingat banyaknya ibu menyusui yang masih kebingungan bagaimana membuat makanan untuk bayi.
Dalam buku tersebut dijelaskan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) memasukkan MPASI yang terbuat dari makanan sehat alami sebagai salah satu poin dari standar emas makanan bayi. MPASI sehat alami merupakan makanan buatan rumah yang mampu memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi bayi, yang terbuat dari bahan baku lokal, harga terjangkau, serta mudah diolah.
WHO dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) mencatat lebih dari 50% kematian anak balita terkait dengan kurang gizi, dan dua per tiga di antara kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak.
Baca juga: MPASI Homemade atau Bubur Instan? Ini Penjelasan Dokter
Terdapat fakta di banyak negara, hanya sepertiga bayi ASI 6-23 bulan yang mendapatkan makanan pendamping sesuai dengan kriteria MPASI sehat, dengan frekuensi tepat, dan jenis beragam.
Menurut dokter spesialis anak dari Rumah Sakit Umum Kecamatan Pesanggrahan Jakarta Selatan Fransisca Handy, ada banyak hal yang akan didapatkan oleh anak dari MPASI buatan rumah. Selain nutrisi yang beragam, bayi juga akan belajar mengenal tekstur, aroma, dan rasa makanan.
Tak semua manfaat tersebut bisa didapatkan dari makanan instan. Yang perlu diingat, Indonesia juga punya banyak sekali pilihan bahan makanan yang bisa diolah. Jadi para ibu sebetulnya tak perlu bingung. “Misalnya sumber karbohidrat, beragam sekali ada beras putih, beras merah, singkong, dan lain-lain,” katanya.
Baca juga: Zaskia Sungkar Berbagi Tips Sukses Memberi ASI dan MPASI
Makanan pabrikan memang tidak berbahaya, tetapi alangkah baiknya jika ibu membuat MPASI dari bahan-bahan segar. Ibu hanya perlu memahami bagaimana menyiapkan MPASI buatan rumah yang tepat sehingga nutrisi bayi terpenuhi. “Jangan dibikin rumit, orang tua bikin sop misalnya, bahan-bahan sop juga bisa diolah jadi MPASI untuk bayi,” katanya.
Menurut perwakilan komunitas Homemade Healthy Baby Food (HHBF) Mia Sa’adah, makanan pabrikan sebaiknya hanya diberikan pada saat kondisi darurat saja. Komunitas tersebut menghadirkan buku Mini Ensiklopedia MP-ASI Sehat, mengingat banyaknya ibu menyusui yang masih kebingungan bagaimana membuat makanan untuk bayi.
Dalam buku tersebut dijelaskan Organisasi Kesehatan Dunia atau World Health Organization (WHO) memasukkan MPASI yang terbuat dari makanan sehat alami sebagai salah satu poin dari standar emas makanan bayi. MPASI sehat alami merupakan makanan buatan rumah yang mampu memenuhi kebutuhan energi dan nutrisi bayi, yang terbuat dari bahan baku lokal, harga terjangkau, serta mudah diolah.
WHO dan United Nations Children’s Fund (UNICEF) mencatat lebih dari 50% kematian anak balita terkait dengan kurang gizi, dan dua per tiga di antara kematian tersebut terkait dengan praktik pemberian makan yang kurang tepat pada bayi dan anak.
Baca juga: MPASI Homemade atau Bubur Instan? Ini Penjelasan Dokter
Terdapat fakta di banyak negara, hanya sepertiga bayi ASI 6-23 bulan yang mendapatkan makanan pendamping sesuai dengan kriteria MPASI sehat, dengan frekuensi tepat, dan jenis beragam.
- Bayi usia 6-9 bulan bisa diberi makanan yang dibuat dengan cara disaring, teksturnya lumat dan kental.
- Bayi usia 9-10 bulan bisa mengonsumsi makanan yang ditumbuk dengan tekstur agak kasar.
- Bayi usia 11-12 bulan bisa makan makanan yang dicincang kasar.
- Bayi usia lebih dari 12 bulan sudah siap menyantap makanan seperti orang dewasa.
Untuk memenuhi kebutuhan nutrisi, gunakan selalu empat jenis kelompok makanan dalam setiap pring yaitu makanan pokok, kacang-kacangan, sayur dan buah, serta lauk pauk.
Nah, bunda sebaiknya tidak malas untuk belajar tentang seluk-beluk MPASI yang tepat agar bisa memenuhi nutrisi si kecil. Untuk mempelajarinya bisa melalui buku, Internet, maupun berbagi dengan sesama ibu.
Catatan redaksi: artikel dikutip dari BI Weekend edisi 7 Juni 2015.
Editor: Fajar Sidik
Nah, bunda sebaiknya tidak malas untuk belajar tentang seluk-beluk MPASI yang tepat agar bisa memenuhi nutrisi si kecil. Untuk mempelajarinya bisa melalui buku, Internet, maupun berbagi dengan sesama ibu.
Catatan redaksi: artikel dikutip dari BI Weekend edisi 7 Juni 2015.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.