Penelitian Ini Temukan Manfaat Membaca Bersama Orang Tua, Tingkatkan Kecerdasan Anak
06 August 2022 |
18:54 WIB
Dengan kemampuan finansial kecil bukan berarti tak dapat membuat anaknya menjadi orang yang berhasil. Bahkan orang tua yang berpendidikan rendah pun mampu untuk membuat anaknya menjadi lebih cerdas.
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa membaca dapat membantu meningkatkan perkembangan bahasa dan keterampilan kognitif anak.
Mengutip Bisnis Indonesia Weekend edisi Januari 2018, para peneliti menguji sebuah program membaca untuk orang tua anak-anak di 22 pusat penitipan anak gratis. Khusunya untuk keluarga yang memiliki penghasilan rendah di Boa Vista, Brasil Utara.
Baca juga: Tips Menstimulasi Anak Agar Gemar Membaca sejak Usia Dini
Pada awal tahun ajaran, dari 22 pusat dipilih setengahnya secara acak untuk menawarkan kesempatan kepada orang tua untuk berpartisipasi dalam program membaca. Sementara, sisanya hanya sebagai tempat penitipan anak biasa.
Program yang dijalankan, keluarga di pusat dengan program membaca bisa meminjam buku setiap minggunya, dan orang tua dapat berpartisipasi dalam lokakarya bulanan yang berfokus untuk membaca dengan suara keras dan berinteraksi dengan anak-anak selama waktu senggang.
Menjelang akhir tahun ajaran, hasilnya menunjukkan anak-anak di keluarga ini dinilai lebih tinggi dalam kemampuan kognitif, bahasa dan ingatan daripada anak-anak di pusat-pusat yang tidak menawarkan program bacaan.
"Karena buku berisi bahasa dan gagasan yang jauh lebih beragam dan kompleks daripada ucapan khas untuk anak-anak, peningkatan dalam membaca bersama ini mendukung pembelajaran anak tentang kata-kata dan konsep baru serta kemampuan mereka untuk terlibat dalam pemikiran yang lebih abstrak. Tercermin dari tes kosakata, memory dan IQ, "kata Adriana Weisleder, seorang peneliti pediatri di New York University School of Medicine.
Lantaran keluarga dalam penelitian ini memiliki keterbatasan pendidikan dan pendapatan, dia mengatakan dari hasil penelitian tersebut dimungkinkan dapat menjadi pedoman bagi negara-negara di mana bayak orang tua yang membutuhkan bantuan untuk belajar membaca dengan anak-anak mereka.
"Ini memberikan bukti eksperimental yang kuat bahwa manfaat pembacaan bersama orang tua diamati di seluruh negara dan budaya," tambah Weisleder.
Penelitian ini melibatkan 279 pasangan orang tua-anak di pusat-pusat yang menawarkan program bacaan dan 287 pasangan orang tua dan anak di pusat-pusat tanpa program.
Sebagian besar orang tua yang bergabung dalam penelitian ini adalah ibu, dan sekitar dua pertiganya menikah atau tinggal dengan pasangan. Setengah dari mereka tidak memiliki upah minimum dan sekitar 40 persen tidak menyelesaikan sekolah menengah atas.
Dalam program membaca itu, orang tua menghadiri lokakarya bulanan dengan seorang fasilitator yang membimbing diskusi tentang membaca dengan suara keras dan kesempatan lain untuk berinteraksi dengan anak-anak seperti bermain dan berbicara selama rutinitas sehari-hari.
Di setiap lokakarya, orang tua berbagi pengalaman membaca mereka dengan suara keras di rumah, membahas hambatan dan solusi potensial untuk membaca dengan suara keras termasuk tantangan dengan perilaku anak, serta berlatih membaca dengan suara keras dengan anak mereka.
"Program seperti lokakarya yang dipelajari di sini dapat membantu orang tua untuk melibatkan dan mendukung anak mereka selama membaca bersama dan melangkah melampaui sekadar membaca kata-kata di halaman," kata Caroline Kistin, Peneliti Pediatri di Boston University School of Medicine .
Baca juga: Gapai Sukses Lewat Hobi Membaca Ala Rhenald Kasali
Dia menambahkan pendekatan interaktif dapat dilakukan yakni mengajukan pertanyaan kepada anak tentang karakter apa yang dipikirkan, membiarkan anak tersebut menjelaskan adegan tersebut, dan mendiskusikan makna ceritanya setelah buku selesai," "Percakapan ini mengekspos anak-anak ke bahasa dan gagasan yang kompleks, yang pada gilirannya mendorong keterampilan keaksaraan awal."
Editor: Dika Irawan
Sejumlah penelitian telah menunjukkan bahwa membaca dapat membantu meningkatkan perkembangan bahasa dan keterampilan kognitif anak.
Mengutip Bisnis Indonesia Weekend edisi Januari 2018, para peneliti menguji sebuah program membaca untuk orang tua anak-anak di 22 pusat penitipan anak gratis. Khusunya untuk keluarga yang memiliki penghasilan rendah di Boa Vista, Brasil Utara.
Baca juga: Tips Menstimulasi Anak Agar Gemar Membaca sejak Usia Dini
Pada awal tahun ajaran, dari 22 pusat dipilih setengahnya secara acak untuk menawarkan kesempatan kepada orang tua untuk berpartisipasi dalam program membaca. Sementara, sisanya hanya sebagai tempat penitipan anak biasa.
Program yang dijalankan, keluarga di pusat dengan program membaca bisa meminjam buku setiap minggunya, dan orang tua dapat berpartisipasi dalam lokakarya bulanan yang berfokus untuk membaca dengan suara keras dan berinteraksi dengan anak-anak selama waktu senggang.
Menjelang akhir tahun ajaran, hasilnya menunjukkan anak-anak di keluarga ini dinilai lebih tinggi dalam kemampuan kognitif, bahasa dan ingatan daripada anak-anak di pusat-pusat yang tidak menawarkan program bacaan.
"Karena buku berisi bahasa dan gagasan yang jauh lebih beragam dan kompleks daripada ucapan khas untuk anak-anak, peningkatan dalam membaca bersama ini mendukung pembelajaran anak tentang kata-kata dan konsep baru serta kemampuan mereka untuk terlibat dalam pemikiran yang lebih abstrak. Tercermin dari tes kosakata, memory dan IQ, "kata Adriana Weisleder, seorang peneliti pediatri di New York University School of Medicine.
Lantaran keluarga dalam penelitian ini memiliki keterbatasan pendidikan dan pendapatan, dia mengatakan dari hasil penelitian tersebut dimungkinkan dapat menjadi pedoman bagi negara-negara di mana bayak orang tua yang membutuhkan bantuan untuk belajar membaca dengan anak-anak mereka.
"Ini memberikan bukti eksperimental yang kuat bahwa manfaat pembacaan bersama orang tua diamati di seluruh negara dan budaya," tambah Weisleder.
Penelitian ini melibatkan 279 pasangan orang tua-anak di pusat-pusat yang menawarkan program bacaan dan 287 pasangan orang tua dan anak di pusat-pusat tanpa program.
Sebagian besar orang tua yang bergabung dalam penelitian ini adalah ibu, dan sekitar dua pertiganya menikah atau tinggal dengan pasangan. Setengah dari mereka tidak memiliki upah minimum dan sekitar 40 persen tidak menyelesaikan sekolah menengah atas.
Dalam program membaca itu, orang tua menghadiri lokakarya bulanan dengan seorang fasilitator yang membimbing diskusi tentang membaca dengan suara keras dan kesempatan lain untuk berinteraksi dengan anak-anak seperti bermain dan berbicara selama rutinitas sehari-hari.
Di setiap lokakarya, orang tua berbagi pengalaman membaca mereka dengan suara keras di rumah, membahas hambatan dan solusi potensial untuk membaca dengan suara keras termasuk tantangan dengan perilaku anak, serta berlatih membaca dengan suara keras dengan anak mereka.
Keterbatasan penelitian
Namun satu keterbatasan dalam penelitian ini. Penelitian ini juga terbatas pada anak-anak yang terdaftar di tempat penitipan anak, dan mungkin tidak mencerminkan apa yang akan terjadi pada anak-anak di luar lingkungan ini. Meski begitu, program parenting dalam penelitian ini dapat dimasukkan ke dalam program penitipan anak dan berpotensi untuk disebarluaskan secara luas."Program seperti lokakarya yang dipelajari di sini dapat membantu orang tua untuk melibatkan dan mendukung anak mereka selama membaca bersama dan melangkah melampaui sekadar membaca kata-kata di halaman," kata Caroline Kistin, Peneliti Pediatri di Boston University School of Medicine .
Baca juga: Gapai Sukses Lewat Hobi Membaca Ala Rhenald Kasali
Dia menambahkan pendekatan interaktif dapat dilakukan yakni mengajukan pertanyaan kepada anak tentang karakter apa yang dipikirkan, membiarkan anak tersebut menjelaskan adegan tersebut, dan mendiskusikan makna ceritanya setelah buku selesai," "Percakapan ini mengekspos anak-anak ke bahasa dan gagasan yang kompleks, yang pada gilirannya mendorong keterampilan keaksaraan awal."
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.