Daging merah memicu kanker. (Sumber gambar : Freepik)

Daging Merah hingga Obesitas Menjadi Pemicu Kanker Usus Besar

06 August 2022   |   18:10 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Gaya hidup yang tidak sehat bisa menjadi pencetus berbagai penyakit, tidak terkecuali kanker. Sebagai contoh banyak memakan daging merah atau tidak menjaga pola makan sehat hingga terjadinya obesitas, dapat memicu terjadinya kanker kolorektal atau usus besar. Mengapa demikian?

Dokter Bedah Digestif di MRCCC Siloam Hospitals Semanggi Wifanto Saditya menjelaskan dari sejumlah penelitian, daging merah bisa memicu kanker, karena daging jenis ini bisa mengubah proses replikasi dari DNA. “Kalau konsumsi terlalu banyak, proses ini semakin besar reaksinya. Sehingga akan terjadi proses yang bisa mencetuskan terjadinya kanker,” jelasnya kepada Hypeabis.id di sela-sela Cancer Community Festival (CCF) 2022 yang diselenggarakan PT. Kalbe Farma Tbk, Sabtu (6/8/2022).

Baca juga: Risiko Diabetes Hingga Penyakit Hati Karena Daging Merah

Daging merah seperti sapi dan kambing biasanya mengandung lemak jenuh tinggi yang mengganggu proses pembentukan DNA. Dengan demikian, protein yang dihasilkan untuk membentuk sel normal mengalami perubahan. “Kalau ada gangguan, akan terjadi pertumbuhan ke arah kanker,” imbuhnya.

Walaupun bukan satu-satunya faktor, Wifanto menyarankan agar mengonsumsi daging merah secukupnya saja dan tidak terlalu sering. Hindari pula daging yang dibakar dan gosong karena mengandung oksidator. Zat kimia ini dapat mengubah proses pembentukan protein dan menimbulkan sel abnormal. Selain itu, dia menyarankan untuk menambah asupan serat seperti buah dan sayur ketika mengonsumsi daging.
 

Ilustrasi proses terjadinya kanker usus besar (Sumber gambar : Freepik/brgfx)

Ilustrasi proses terjadinya kanker usus besar (Sumber gambar : Freepik/brgfx)

Terkait obesitas yang juga menjadi salah satu faktor risiko kanker usus besar, Wifanto menuturkan orang dengan obesitas biasanya malas untuk melakukan aktivitas fisik. Padahal, aktivitas fisik membantu tubuh semakin sehat dan menghilangkan radikal bebas. 

“Kalau kurang aktivitas, timbul obesitas, akan terjadi perubahan termasuk proses regenerasi dari sel,” sebutnya.

Apabila terjadi perubahan atau gangguan dalam proses regenerasi, dapat terjadi pertumbuhan sel terutama di usus besar yang tidak terkendali sehingga bisa menjadi bibit kanker. 

“Obestias berkaitan dengan kanker, banyak diteliti dan dibuktikan menjadi salah satu penyebab terjadinya kanker,” terangnya. 

Melihat faktor risiko tersebut, Wifanto mengingatkan agar sejak muda, sebaiknya menjalani gaya hidup sehat agar tidak terkena kanker usus besar. “Konsumsi makanan sehat, rendah lemak, antioksidan akan sangat membantu,” imbuhnya. 
 

Deteksi Dini

Adapun kanker kolorektal ini biasanya menyasar usaia 40-45 tahun. Pada usia tersebut, dia menyarankan agar melakukan deteksi dini kanker usus besar secara rutin setidaknya satu tahun sekali. Salah satu cara deteksi dini adalah dengan melakukan colok dubur. 

“Ini bisa mendeteksi 30-35 persen. Kanker usus besar paling banyak ada di lokasi yang ada dekat lubang dubur,” ungkapnya.

Deteksi juga bisa dilakukan dengan pemeriksaan darah samar di puskesmas, laboratorium, klinik, atau rumah sakit. Dalam hal ini, petugas medis atau dokter aka mengambil sampel kotoran sekitar 1- 1 1/2 cm.

Baca juga: Begini Cara Memasak Daging Merah Jadi Steik yang Nikmat nan Sehat

Biasanya, darah di sela-sela feses yang mengarah pada kanker kolorektar. “Kanker kolorektal letaknya ada di atas, risiko bercampur kotoran mulai ada. Namun, kalau darah ada di bagian bawah feses apalagi darahnya menetes, itu mengarah ke ambeien,” jelas Wifanto.

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Bunda, Siap-Siap Bakal Ada Vaksinasi HPV Wajib Buat Putrinya

BERIKUTNYA

Cegah Stunting, Begini 4 Strategi MPASI yang Tepat bagi Anak

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: