Ilustrasi daging (Sumber gambar: Unsplash /Usman Yousaf)

Risiko Diabetes Hingga Penyakit Hati Karena Daging Merah

26 July 2022   |   15:46 WIB

Daging merah merupakan sebutan untuk daging hewan ternak seperti sapi, kerbau, domba, kambing, kuda, dan babi. Banyak orang menggemari daging ini karena kaya akan protein dan zat besi serta sejumlah nutrisi lain yang diperlukan oleh tubuh. 

Namun, di lain sisi daging merah mengandung banyak lemak dan hormon yang bisa memicu terjadinya penyakit diabetes. Daging juga tinggi protein, protein akan memecah amonia yang bersifat karsinogenik pada manusia.

Dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi April 2018, sebuah penelitian yang dipublikasikan pada Journal of Hepatology mengungkapkan bahwa memakan banyak daging merah dan olahannya dapat meningkatkan risiko terkena penyakit hati dan resistensi insulin dapat menimbulkan penyakit diabetes.

Baca juga: Jangan Kebanyakan Konsumsi Daging, Risiko Kesehatan ini Mengancam

Dalam sebuah studi Israel, peneliti berfokus pada penyakit hati berlemak non-alkohol yang dikaitkan dengan obesitas dan kebiasaan makan. Sementara daging merah dan daging olahan telah lama dikaitkan dengan peningkatan risiko diabetes, kanker dan penyakit jantung, bukti sampai saat ini juga telah ditemukan hubungannya dengan penyakit hati.

Tim peneliti memeriksa data pada 789 orang dewasa yang menyelesaikan kuesioner tentang kebiasaan makan dan memasak mereka , serta menjalani scan ultrasound hati dan tes laboratorium untuk resistensi insulin.

Secara keseluruhan, 39 persen dari peserta ditemukan memiliki penyakit hati berlemak non-alkohol (NAFLD) dan 31 persen  memiliki resistensi insulin, yang terjadi ketika tubuh kurang efektif dalam menggunakan hormon insulin untuk mengubah gula dalam darah menjadi energi untuk sel-sel. 

Seperti dilaporkan  dalam Journal of Hepatology, orang yang makan lebih banyak daging yang diproses dan merah, setidaknya setengah dari peserta lain atau 47 persen lebih mungkin untuk memiliki penyakit hati dan 55 persen  lebih mungkin untuk memiliki resistensi insulin.

Para peneliti mencatat  NAFLD dan resistensi insulin adalah di antara rangkaian gejala dan sifat yang membentuk sindrom metabolik, yang meningkatkan risiko untuk penyakit jantung dan diabetes. “ Jadi bukti semakin kuat adanya efek berbahaya dari konsumsi berlebihan daging merah dan daging olahan,” kata peneliti utama Shira Zelber Sagi, peneliti nutrisi di Universitas Haifa.
 

Memasak daging pada suhu tinggi

Pada studi tersebut ditemukan, memasak daging pada suhu tinggi untuk jangka waktu yang lebih lama dapat dikaitkan dengan risiko penyakit hati, dan resistensi insulin yang lebih tinggi daripada makan daging dengan didimasak lebih singkat.

Zelber Sagi mengatakan mempersiapkan daging  yang diolah lama  membentuk senyawa yang dikenal sebagai heterocyclic amines (HCAs) yang terkait dengan penyakit hati dan resistensi insulin.


"Untuk mencegah resistensi insulin dan NAFLD, (orang harus mempertimbangkan) memilih ikan, kalkun atau ayam sebagai sumber protein hewani. Selain itu, mengukus atau merebus makanan lebih baik daripada memanggang atau menggoreng daging pada suhu tinggi,” jelasnya.

Dia memaparkan kebanyakan orang memiliki sedikit lemak di hati mereka. Penyakit hati berlemak tersebut  terjadi ketika lebih dari 5 persen  berat hati terdiri dari lemak. Selain itu, minum berlebihan  juga dapat merusak hati dan menyebabkan lemak menumpuk. Hal tersebut merupakan suatu kondisi yang dikenal sebagai hati berlemak alkoholik, tetapi bahkan ketika orang tidak minum banyak,  penyakit hati berlemak non-alkohol tetap bisa berkembang.

Peneliti mensurvei pada peserta dengan usia 59 tahun dan biasanya kelebihan berat badan. Dari Jumlah tersebut sekitar 15 persen menderita diabetes. Oleh karena itu, konsumsi tinggi daging merah dan diproses dikaitkan dengan penyakit hati dan resistensi insulin, terlepas dari asupan lemak dan kolesterol jenuh serta faktor risiko lain seperti obesitas, olahraga, merokok dan konsumsi alkohol.

Kendati begitu, penelitian ini bukan eksperimen terkontrol yang dirancang untuk membuktikan apakah daging merah atau daging olahan mungkin secara langsung menyebabkan kerusakan hati atau resistensi insulin.

Selain itu peneliti hanya mengandalkan ingatan dan laporan tentang berapa banyak daging yang dimakan dan bagaimana mereka mengolahnya, hal tersebut mungkin  tidak selalu menjadi gambaran akurat dari kebiasaan makan mereka.

Baca juga: Kalap Makan Daging Kurban, Hati-hati Risiko Penyakit Ini Mengintai

Namun, Menurut  peneliti di University of California, San Diego, dan Direktur Fatty Liver Klinik  Rady Children's Hospital Jeffrey Schwimmer menilai hasil penelitian tersebut dapat menambah bukti yang menunjukkan orang harus membatasi berapa banyak daging merah dan olahan yang mereka makan.

“Berdasarkan ini dan penelitian lain, bagi mereka yang makan daging, akan beralasan untuk membatasi daging merah sekali seminggu dan membatasi daging olahan untuk digunakan sesekali saja,” tambah Schwimmer.

Editor: Dika Irawan
 

SEBELUMNYA

7 Cara Barbeku Ramah Lingkungan di Rumah, Dijamin Tetap Enak

BERIKUTNYA

Kalian Enggak Bisa Sembarangan Mengubah Motif Kain Tradisional, Ini Alasannnya

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: