Ilustrasi ruam atau lesi yang disebabkan virus monkeypox. (Sumber gambar : Freepik)

Punya Gejala Khas, Ini Perbedaan Monkeypox Dengan Cacar Air

05 August 2022   |   18:11 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Virus cacar monyet alias monkeypox sedang mewabah di sejumlah negara. Walaupun belum ditemukan kasusnya di Indonesia, masyarakat diminta tetap waspada dan melaporkan ke pihak berwenang apabila mengalami gejala yang mengarah kepada penyakit kulit tersebut. 

Ketua Satgas Monkeypox Pengurus Besar Ikatan Dokter Indonesia (PB IDI), Hanny Nilasari, mengatakan bahwa ada gejala khas yang membedakan virus cacar monyet dengan virus cacar air maupun herpes zoster, yang umumnya dialami oleh masyarakat Indonesia. 

“Gejala yang paling banyak dikeluhkan adalah demam, myalgia (nyeri otot), sakit kepala, ada rasa tidak enak di tenggorokan, limfadenopati (kelenjar getah bening yang membengkak) dan ada kelainan di kulit. Ada lima yang paling dominan,” ujarnya dalam konferensi pers yang digelar virtual, Jumat (5/8/2022). 

Baca Juga : Sudah Dapat Vaksin Cacar Bisa Kebal Monkeypox? Begini Kata Mantan Bos WHO 

Lebih lanjut dia menjelaskan ruam maupun bintil monkeypox umumnya menyerang wajah, kemudian diikuti dengan kelainan di batang tubuh seperti lengan, perut, dan punggung. Lesi atau bintil juga muncul di telapak tangan, bisa jadi di tangan, mukosa di mata, mulut, atau di dalam mulut. 

“Jadi masih mungkin ada di lokasi tertentu. Kalau imun baik biasanya kondisinya baik, artinya bisa lokal. Kalau daya tahan tubuh tidak baik, kondisi bisa buruk,” sebutnya. 

Senada, Dokter Spesialis Kulit Arini Astasari Widodo menjelaskan cacar monyet adalah penyakit langka yang disebabkan oleh virus monkeypox. Virus ini merupakan bagian dari genus orthopoxvirus, yang termasuk virus penyebab penyakit cacar. Monkeypox merupakan penyakit zoonosis, artinya bisa menular dari hewan ke manusia, dan sebaliknya. Bisa juga menular dari satu manusia ke manusia lainnya. 

Gejala awal infeksi virus ini termasuk demam, sakit kepala, nyeri otot, kelelahan, dan pembesaran kelenjar getah bening. Setelah 1 sampai 2 hari, lesi mukosa berkembang di mulut, diikuti oleh lesi kulit pada wajah dan lengan, serta tungkai, termasuk telapak tangan dan telapak kaki. 

Lesi menyebar dimulai dari batang tubuh selama 1 hingga 2 hari dan kemudian meluas ke tangan serta kaki. “Ruam mungkin atau mungkin tidak menyebar ke seluruh tubuh, dan jumlah total lesi dapat bervariasi dari sejumlah kecil hingga ribuan,” jelasnya kepada Hypeabis.id, Jumat (5/8/2022). 

Selama 2 hingga 4 minggu berikutnya, lesi berkembang dalam peningkatan 1 hingga 2 hari melalui fase makula, papular, vesikular, dan pustular. Lesi berubah secara serempak dan dicirikan sebagai tegas, dalam, dan berukuran 2 sampai 10 milimeter. 

Kemudian, lesi tetap dalam fase pustular selama 5 sampai 7 hari sebelum krusta (keropeng) mulai terbentuk. Keropeng terbentuk dan mengelupas selama 7 hingga 14 hari berikutnya, dan kondisi ini sembuh sekitar 3 hingga 4 minggu setelah timbulnya gejala pada kebanyakan kasus. “Pasien tidak lagi dianggap menular setelah semua keropeng terlepas,” ujarnya. 

Baca Juga : Komisi Eropa Setujui Vaksin Imvanex untuk Atasi Cacar Monyet 

Memang, menurut Arini, monkeypox kadang dapat menjadi rancu dengan cacar air. Perbedaan gejala antara cacar monyet dan cacar air adalah berupa adanya pembesaran kelenjar getah bening, demam yang mendahului lesi kulit, dan maturasi lesi kulit yang lebih lambat adalah tanda klinis terpenting yang mendukung diagnosis monkeypox.

Dia menjabarkan cacar air atau varicella adalah penyakit menular yang disebabkan oleh virus varicella-zoster (VZV). Dengan gejala awal pada remaja dan dewasa adalah nyeri otot, mual, nafsu makan menurun, dan sakit kepala diikuti ruam, sariawan, malaise, dan demam ringan. Ruam pada rongga mulut dapat mendahului ruam kulit. 

Pada anak-anak, penyakit ini mungkin tidak didahului oleh gejala awal, dan tanda awalnya bisa berupa ruam atau lesi rongga mulut. Ruam dimulai sebagai titik merah kecil di wajah, kulit kepala, batang tubuh, lengan atas dan kaki. Selama sepuluh sampai 12 jam berikutnya berkembang menjadi benjolan kecil, lecet, dan pustula (benjolan kecil berisi nanah atau cairan) dan akhirnya pecah dan pembentukan keropeng.

Pada tahap melepuh, gatal intens hadir. Lepuh dapat terjadi pada telapak tangan, telapak kaki, dan area genital. Umumnya, ruam yang terlihat berkembang di rongga mulut dan daerah amandel dalam bentuk borok kecil yang bisa terasa sakit dan gatal. “Ruam di dalam tubuh (rongga mulut) ini dapat mendahului ruam di tubuh eksternal dengan satu sampai tiga hari,” tambah Arini.

Gejala-gejala ini muncul sepuluh hingga 21 hari setelah terpapar. Orang dewasa mungkin mengalami ruam yang lebih luas dan demam yang lebih lama, dan pada orang dewasa lebih mungkin terjadi komplikasi seperti pneumonia atau yang dikenal sebagai infeksi paru.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor : Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

Rayakan Anniversary ke-15, Girls' Generation Rilis Album dan MV Forever 1

BERIKUTNYA

Akting Ratu Felisha Curi Perhatian di Film Pengabdi Setan 2: Communion

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: