Gejala Tidak Biasa Cacar Monyet, Lesi Muncul di Area Ini
29 June 2022 |
08:41 WIB
Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Amerika Serikat (CDC) meminta masyarakat waspada akan gejala tak biasa dari monkeypox. Umumnya, penyakit cacar monyet menimbulkan ruam pada telapak tangan dan kaki, namun sejumlah kasus menunjukkan lesi tersebut di area genital.
CDC menyampaikan pada awal infeksi virus penyebab monkeypox, pasien biasanya akan mengalami demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kelelahan.
Baca juga: Virus Monkeypox Bermutasi 12 Kali Lebih Cepat
Selanjutnya, muncul ruam yang bermula seperti bercak kulit, kemudian timbul benjolan, melepuh, lesi berisi cairan, lalu berkeropeng, dan akhirnya rontok.
Sejauh ini, lesi atau ruam muncul di sekitar wajah dan rongga mulut, berkembang ke telapak tangan dan telapak kaki. Namun CDC mengatakan dari laporan pasien di AS, ruam tersebut muncul di sekitar alat kelamin, anus, serta jaringan yang melapisi mulut.
Pada beberapa pasien, ruam menyebabkan nyeri pada anus dan rektum, peradangan yang menyakitkan pada lapisan rektum (proctitis), dan sensasi harus buang air besar saat usus kosong (tenesmus).
"Sekarang jelas bahwa ada situasi yang tidak biasa, yang berarti bahkan virus berperilaku tidak biasa dari bagaimana biasanya berperilaku di masa lalu," ujar Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Live Science, Rabu (29/6/2022).
Munculnya lesi pada area genital dikhawatirkan membuat kesalahan diagnosis mengingat gejala tersebut mirip penyakit infeksi menular seksual seperti sifilis dan herpes.
Oleh karena itu, CDC mengimbau agar para dokter melakukan pemeriksaan menyeluruh pada kulit dan jaringan mukosa, termasuk jaringan anus, vagina, serta mulut.
Baca juga: Bukan Monkeypox, Ini 2 Virus yang Lebih Berbahaya dan Mematikan
"Setiap orang, terlepas dari identitas gender atau orientasi seksualnya, dapat tertular dan menyebarkan cacar monyet. Namun dalam wabah ini, banyak kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat adalah di antara pria gay, biseksual, atau pria lain yang berhubungan seks dengan pria," tutur Tedros.
Editor: Fajar Sidik
CDC menyampaikan pada awal infeksi virus penyebab monkeypox, pasien biasanya akan mengalami demam, sakit kepala, nyeri otot, pembengkakan kelenjar getah bening, dan kelelahan.
Baca juga: Virus Monkeypox Bermutasi 12 Kali Lebih Cepat
Selanjutnya, muncul ruam yang bermula seperti bercak kulit, kemudian timbul benjolan, melepuh, lesi berisi cairan, lalu berkeropeng, dan akhirnya rontok.
Sejauh ini, lesi atau ruam muncul di sekitar wajah dan rongga mulut, berkembang ke telapak tangan dan telapak kaki. Namun CDC mengatakan dari laporan pasien di AS, ruam tersebut muncul di sekitar alat kelamin, anus, serta jaringan yang melapisi mulut.
Pada beberapa pasien, ruam menyebabkan nyeri pada anus dan rektum, peradangan yang menyakitkan pada lapisan rektum (proctitis), dan sensasi harus buang air besar saat usus kosong (tenesmus).
"Sekarang jelas bahwa ada situasi yang tidak biasa, yang berarti bahkan virus berperilaku tidak biasa dari bagaimana biasanya berperilaku di masa lalu," ujar Direktur Jenderal Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) Dr. Tedros Adhanom Ghebreyesus, dikutip dari Live Science, Rabu (29/6/2022).
Munculnya lesi pada area genital dikhawatirkan membuat kesalahan diagnosis mengingat gejala tersebut mirip penyakit infeksi menular seksual seperti sifilis dan herpes.
Oleh karena itu, CDC mengimbau agar para dokter melakukan pemeriksaan menyeluruh pada kulit dan jaringan mukosa, termasuk jaringan anus, vagina, serta mulut.
Baca juga: Bukan Monkeypox, Ini 2 Virus yang Lebih Berbahaya dan Mematikan
"Setiap orang, terlepas dari identitas gender atau orientasi seksualnya, dapat tertular dan menyebarkan cacar monyet. Namun dalam wabah ini, banyak kasus yang dilaporkan di Amerika Serikat adalah di antara pria gay, biseksual, atau pria lain yang berhubungan seks dengan pria," tutur Tedros.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.