Ilustrasi ruam pada kulit. (Sumber gambar : Freepik)

Sudah Dapat Vaksin Cacar Bisa Kebal Monkeypox? Ini Kata Mantan Bos WHO

05 August 2022   |   11:37 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Cacar monyet atau monkeypox menjadi ancaman baru kesehatan global. Pasalnya, penularan virus ini seemakin meluas ke sejumlah negara non endemik. Puluhan ribu kasus ditemukan, dan beberapa diantaranya menyebabkan kematian. Sejauh ini, belum ada vaksin yang spesifik digunakan secara global untuk mengatasi monkeypox.

antas bagaimana cara memproteksi dari penyakit ini?

Mantan Direktur Penyakit Menular WHO Asia Tenggara Tjandra Yoga Aditama menjelaskan dari sudut virologi, virus penyebab cacar monyet masuk ke dalam kelompok genus orthopoxvirus, bersama dengan virus smallpox penyebab penyakit cacar yang sudah dieradikasi di muka bumi pada 1980.

Baca juga: Ada Kasus Kematian Pertama MonkeyPox di Asia, Bagaimana Kesiapan Indonesia?

“Karena masih dalam satu genus, maka diduga bahwa mereka yang sebelum tahun 1980 sudah pernah divaksin cacar, akan punya proteksi juga terhadap cacar monyet,” ujarnya kepada Hypeabis.id, Jumat (5/8/2022).

Mengutip pernyataan Penasehat Penyakit Menular Amerika Serikat Dr Anthony Fauci, lamanya proteksi vaksin cacar katanya dapat berbeda dari orang ke orang. Dengan demikian, Tjandra menyebut tidak ada jaminan bahwa mereka yang dulu sudah divaksin cacar akan terlindung pula terhadap monkeypox yang saat ini menyebar.

WHO pun saat ini belum merekomendasikan pemberian vaksinasi massal pada seluruh penduduk. Adapun yang dianjurkan adalah vaksinasi pada mereka yang kontak dengan pasien cacar monyet, termasuk petugas kesehatan dan mereka dengan risiko penularan seksual.

“Sekarang ini ada satu vaksin cacar monyet yang bernama MVA-BN yang telah mendapat persetujuan penggunaan di Amerika Serikat, Kanada, dan Uni Eropa. Dua jenis vaksin lainnya, yaitu LC16 dan ACAM2000 juga dipertimbangkan untuk dapat diberikan untuk pencegahan cacar monyet,” jelas Tjandra.
 

Ilustrasi PCR Monkeypox (Sumber gambar : Freepik)

Ilustrasi PCR Monkeypox (Sumber gambar : Freepik)

Tetapi secara umum, direktur Pasca Sarjana Universitas YARSI ini berpendapat memang masih perlu penelitian lebih lanjut untuk mengetahui efikasi dan berapa kali harus diberikan vaksin cacar tersebut. Menghindari kontak langsung dengan pasien menurutnya tetap merupakan cara pencegahan terbaik.

Sementara itu, dia berpendapat pemerintah perlu memberi penjelasan ke masyarakat luas dalam bentuk komunikasi risiko yang baik. Publik perlu mengenal cacar monyet ini, gejala, penularan, dan kapan harus konsultasi ke petugas kesehatan. Publik juga perlu memahami tentang status Public Health Emergency of International Concern (PHEIC) atau Darurat Kesehatan Global yang sudah ditetapkan WHO. “Artinya memang perlu waspada tetapi juga tidak perlu panik berlebihan,” imbaunya.

Petugas kesehatan di seluruh pelosok negeri pun harus dapat mengenal penyakit ini dan mendiagnosisnya dengan tepat. Hal ini jelas perlu upaya khusus karena selama di bangku sekolah, petugas kesehatan di Tanah Air memang belum pernah bertemu kasus cacar monyet.

Selain itu, surveilans epidemiologi atau analisis terhadap penyakit ini juga perlu digalakkan dan diintensifkan. Untuk saat ini, kata Yoga, pemerintah dapat menggunakan jejaring surveilans Covid-19 yang sekarang sudah ada.

Kemampuan deteksi laboratorium menurutnya harus dibangun dengan baik, termasuk apabila ada kasus suspek di tempat terpencil, maka perlu dibuat sistem rujukan spesimen laboratoriumnya agar diagnosis pasti cacar monyet dengan pemeriksaan Polymerase Chain Reaction (PCR) dapat ditegakkan.

Berikutnya, perlu kesiapan penanganan kesehatan di rumah sakit apabila ada kasus positif monkeypox, termasuk ketersediaan obat anti viral yang sesuai.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News)

Editor: Nirmala Aninda
 

SEBELUMNYA

Eksplorasi Cinta & Persahabatan Bersama Andrea Hirata

BERIKUTNYA

Mezzaluna Eksplorasi Musik R&B dalam Single You Should Know

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: