Ilustrasi dokter (Sumber gambar: Павел Сорокин/Pexels)

Gejala Mirip Cacar, Begini Cara Dokter Mendiagnosis Mpox

26 August 2024   |   17:30 WIB
Image
Indah Permata Hati Jurnalis Hypeabis.id

Kasus mpox (cacar monyet) kembali ditetapkan dalam status darurat kesehatan oleh Badan Kesehatan Dunia (WHO). Ini merupakan kedua kalinya dalam 2 tahun terakhir di mana mpox ditetapkan dalam status darurat. Sebagaimana diketahui, mpox merupakan infeksi zoonosis yang disebabkan oleh virus Human Monkeypox.

Virus ini termasuk dalam golongan orthopoxvirus yang merupakan spesies dalam keluarga Poxviridae. Mpox pertama kali ditemukan pada monyet. Infeksi ini berasal dari daerah tropis Afrika, terutama Afrika Tengah dan Afrika Barat. Kedua area ini dikenal dengan kelembapan tinggi dan keberagaman spesies hewan pengerat.

Tikus Afrika juga disebut sebagai hewan pengerat yang merupakan penyebar utama virus ini. Selain tikus, hewan liar lainnya, termasuk primata juga dapat menjadi hewan penyebar virus.

Baca juga: Sering Dikira Mirip Cacar, Ini Gejala & Karakteristik Khusus Mpox yang Wajib Diketahui

Dokter Spesialis Penyakit Dalam Subspesialis Penyakit Tropik Infeksi RS Pondok Indah Bintaro Jaya Hadianti Adlani menyebutkan, sebetulnya mpox adalah jenis penyakit yang dapat sembuh dengan sendirinya. Meskipun demikian, pasien bisa menemui gejala yang sangat serius apabila penangannya salah.

Keterlambatan penanganan biasanya juga ditimbulkan dari kurangnya pengetahuan pasien atau anggota keluarga mengenai mpox. Sebab, apabila dlihat dari luar, gejala mpox memang mirip dengan cacar. Hadianti menyebut, hanya saja mungkin gejala ada mpox cenderung lebih ringan.

“Meskipun gejala mpox jauh lebih ringan daripada cacar, tetapi dapat berakibat fatal,” jelas hadianti.

Periode inkubasi penyakit ini adalah sekitar 7-14 hari setelah terpapar virus. Gejala mpox bisa meliputi demam tinggi lebih dari 38 derajat celcius, disertai sakit kepala, badan lemas, dan nyeri otot. Namun yang menjadi gejala khas, Hadanti menyebutkan bahwa pembengkakan kelenjar getah bening dapat dirasakan di sekitar leher, ketiak dan selangkangan.

Gejala bertambah parah saat ruam atau lesi muncul pada kulit setelah 1-3 hari masa inkubasi. Lalu, bagaimana dokter mendiagnosis mpox pada pasien?

Menurut Hadianti, diagnosis mpox memerlukan pemeriksaan laboratorium untuk memastikan infeksi dan membedakannya dari penyakit lainnya dengan gejala serupa. Pertama, dokter akan menanyakan riwayat perjalanan pasien ke negara endemik seperti Afrika Barat atau Tengah.

Riwayat kontak dengan pasien atau hewan yang terinfeksi juga akan diperiksa. “Pasien juga sebaiknya segera ke dokter jika pernah kontak dengan darah, cairan tubuh, dan lesi kulit atau mukosa hewan atau manusia yang terinfeksi penyakit ini,” jelasnya.

Setelah itu, gejala klinis akan diperiksa, termasuk ruam kulit dan pembengkakan kelenjar getah bening. Bagian paling krusial adlaah pemeriksaan laboratorium, di mana pasien akan melalui Polymerase Chain Reaction (PCR) pada spesimen seperti swab tonsilar, swab nasofaringeal, cairan lesi, atau serum. Pemeriksaan PCR ini dapat mengidentifikasi virus secara spesifik dan membedakannya dari penyakit serupa seperti smallpox, cacar air, campak, atau infeksi kulit lainnya.

Setelah diagnosis ditegakkan, pasien biasanya dirawat di ruangan isolasi dengan tekanan negatif untuk mencegah penularan. Perawatan yang diberikan bersifat simtomatis dan suportif yang bertujuan untuk mengurangi gejala dan mempercepat pemulihan.

(Baca artikel Hypeabis.id lainnya di Google News

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Baru Rilis 3 Hari, Gim Black Myth: Wukong Terjual 10 Juta Kopi

BERIKUTNYA

Anak Jadi Kelompok Rentan, Begini Jejak & Cara Penularan Mpox yang Harus Diwaspadai

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: