7 Tips Menjaga Kesehatan Mental Anak Selama Covid-19
06 July 2021 |
15:16 WIB
Pandemi Covid-19 dan adanya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Darurat membuat dampak yang kurang baik bagi kesehatan mental semua kalangan masyarakat, termasuk anak-anak.
Pembatasan ini mempersulit anak-anak dalam menjalankan berbagai kegiatan pembelajaran maupun aktivitas fisik yang ingin mereka lakukan seperti bermain bersama teman-temannya, sehingga memunculkan berbagai risiko kesehatan seperti kecemasan dan stres.
Risiko ini membuat kesehatan mental pada anak juga menjadi hal yang harus diperhatikan karena hal ini bisa berdampak jangka panjang hingga mereka beranjak remaja bahkan dewasa. Berikut beberapa tips yang bisa Genhype aplikasikan untuk membantu menjaga kesehatan mental anak-anak di rumah.
1. Terbuka dengan berbagai percakapan
Percakapan antara Genhype dan si kecil bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, tapi enggak ada salahnya untuk mencoba melakukannya dengan menanyakan apa yang mereka rasakan dan apa yang sedang mereka hadapi.
Dari percakapan ini, coba gali lebih dalam tentang hal tersebut serta biarkan mereka bercerita tentang perasaan yang mereka alami.
2. Jaga rutinitas sehari-hari
Beberapa kegiatan rutin seperti jadwal makan dan tidur yang teratur tetap harus dijaga apalagi di masa pandemi, sehingga hal ini bisa mengurangi stres yang dialami oleh anak serta mempermudah mereka untuk melaluinya dengan lebih mudah.
3. Ajak anak bermain
Selagi Genhype di rumah, coba kenalkan berbagai macam permainan yang belum pernah dilakukan si kecil sebelumnya dan luangkan waktu bersamanya sehingga mereka tidak merasa diabaikan.
4. Awasi kegiatan daring mereka
Dengan banyaknya kegiatan di rumah berarti intensitas aktivitas anak di ranah daring menjadi lebih banyak. Karena ini, pastikan Genhype memperhatikan durasi beraktivitas dan jenis konten yang mereka lihat karena hal ini punya andil dalam kesehatan mental si kecil.
Jikan dibiarkan terlalu lama bermain di ranah daring, hal ini bisa memunculkan dampak yang kurang baik seperti ketertinggalan sosial atau social withdrawal hingga risiko kesehatan mental lain seperti depresi.
5. Buat ikatan khusus
Ikatan khusus dengan si kecil merupakan hal yang penting untuk tetap dijaga dengan tetap membantu mereka untuk bisa berhubungan dengan teman-teman sebayanya dan dengan keluarga. Koneksi yang tampak kecil ini punya dampak yang cukup besar dalam kemampuan mereka untuk bisa melalui segala hal di masa pandemi.
6. Perhatikan berbagai perubahan perilaku
Masa pandemi merupakan momen yang rentan dengan berbagai perubahan, termasuk dalam aspek perilaku pada anak. Biasanya dengan kecenderungan lebih banyak berada di dalam ruangan, perubahan pada pola tidur dan makan, serta munculnya perasaan risih bisa menjadi gejala dari depresi yang sedang dilalui si kecil.
Jika Genhype menyadari adanya perubahan perilaku yang berdampak pada keseharian anak, coba untuk meminta bantuan profesional.
7. Berikan hiburan
Dukungan secara moril berupa penghiburan dan kepastian merupakan hal yang dibutuhkan di kecil, misalnya sesimpel ungkapan kasih sayang dan memastikan untuk selalu dekat dengan anak tanpa membuat anak tidak nyaman. Lalu, jangan juga untuk bangun komunikasi dan menjadi tempat dukungan bagi si kecil.
Editor: Indyah Sutriningrum
Pembatasan ini mempersulit anak-anak dalam menjalankan berbagai kegiatan pembelajaran maupun aktivitas fisik yang ingin mereka lakukan seperti bermain bersama teman-temannya, sehingga memunculkan berbagai risiko kesehatan seperti kecemasan dan stres.
Risiko ini membuat kesehatan mental pada anak juga menjadi hal yang harus diperhatikan karena hal ini bisa berdampak jangka panjang hingga mereka beranjak remaja bahkan dewasa. Berikut beberapa tips yang bisa Genhype aplikasikan untuk membantu menjaga kesehatan mental anak-anak di rumah.
1. Terbuka dengan berbagai percakapan
Percakapan antara Genhype dan si kecil bukanlah sesuatu yang mudah untuk dilakukan, tapi enggak ada salahnya untuk mencoba melakukannya dengan menanyakan apa yang mereka rasakan dan apa yang sedang mereka hadapi.
Dari percakapan ini, coba gali lebih dalam tentang hal tersebut serta biarkan mereka bercerita tentang perasaan yang mereka alami.
2. Jaga rutinitas sehari-hari
Beberapa kegiatan rutin seperti jadwal makan dan tidur yang teratur tetap harus dijaga apalagi di masa pandemi, sehingga hal ini bisa mengurangi stres yang dialami oleh anak serta mempermudah mereka untuk melaluinya dengan lebih mudah.
3. Ajak anak bermain
Selagi Genhype di rumah, coba kenalkan berbagai macam permainan yang belum pernah dilakukan si kecil sebelumnya dan luangkan waktu bersamanya sehingga mereka tidak merasa diabaikan.
4. Awasi kegiatan daring mereka
Dengan banyaknya kegiatan di rumah berarti intensitas aktivitas anak di ranah daring menjadi lebih banyak. Karena ini, pastikan Genhype memperhatikan durasi beraktivitas dan jenis konten yang mereka lihat karena hal ini punya andil dalam kesehatan mental si kecil.
Jikan dibiarkan terlalu lama bermain di ranah daring, hal ini bisa memunculkan dampak yang kurang baik seperti ketertinggalan sosial atau social withdrawal hingga risiko kesehatan mental lain seperti depresi.
5. Buat ikatan khusus
Ikatan khusus dengan si kecil merupakan hal yang penting untuk tetap dijaga dengan tetap membantu mereka untuk bisa berhubungan dengan teman-teman sebayanya dan dengan keluarga. Koneksi yang tampak kecil ini punya dampak yang cukup besar dalam kemampuan mereka untuk bisa melalui segala hal di masa pandemi.
6. Perhatikan berbagai perubahan perilaku
Masa pandemi merupakan momen yang rentan dengan berbagai perubahan, termasuk dalam aspek perilaku pada anak. Biasanya dengan kecenderungan lebih banyak berada di dalam ruangan, perubahan pada pola tidur dan makan, serta munculnya perasaan risih bisa menjadi gejala dari depresi yang sedang dilalui si kecil.
Jika Genhype menyadari adanya perubahan perilaku yang berdampak pada keseharian anak, coba untuk meminta bantuan profesional.
7. Berikan hiburan
Dukungan secara moril berupa penghiburan dan kepastian merupakan hal yang dibutuhkan di kecil, misalnya sesimpel ungkapan kasih sayang dan memastikan untuk selalu dekat dengan anak tanpa membuat anak tidak nyaman. Lalu, jangan juga untuk bangun komunikasi dan menjadi tempat dukungan bagi si kecil.
Editor: Indyah Sutriningrum
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.