Ortu Perlu Tahu Medsos Juga Punya Pengaruh Positif ke Anak
07 May 2021 |
15:45 WIB
Media sosial memang punya sejumlah keuntungan karena bisa menghubungkan antar individu dari jarak jauh. Enggak hanya itu, kehadiran medsos juga bisa jadi solusi komunikasi ketika pertemuan tatap muka masih terbatas.
Akan tetapi, penggunaan sebagian medsos yang masih bisa diakses bagi sebagian anak di bawah 17 tahun dikhawatirkan memunculkan dampak buruk. Mulai dari penurunan kepercayaan diri hingga perasaan terterkan dan stres akibat konten media sosial tertentu.
Psikolog pendidikan dari PION Clinician, Lidia Wati, menilai, media sosial bagi anak punya sejumlah potensi baik dan buruk.
Sisi baiknya ada pada kehadiran teman sebaya dengan beberapa kesamaan dengan individu yang bersangkutan, sehingga mereka bisa menjadi sistem pendukung untuk anak agar mereka tidak merasa sendiri.
"Anak bisa saling mendukung dan saling belajar hal-hal yang positif," kata Lidia kepada Hypeabis.id.
Di sisi lain, dampak buruk dari medsos bisa memengaruhi kondisi mental anak, di mana mereka dapat merasakan berbagai perasaan tidak percaya diri dan tertekan. Perasaan yang muncul akibat dari konten dan komentar negatif yang muncul di media sosial.
Hal ini sendiri disebabkan karena pola pikir anak yang masih belum matang untuk memproses berbagai hal yang ada di media sosial.
"Mudah sekali bagi anak yang memang masih dalam tahap berpikir secara konkrit untuk memaknai apa yang dilihat sebagai hal yang menurutnya memang nyata. Padahal kita sebagai orang dewasa tahu tidak seperti itu," jelas Lidia.
Meski punya berbagai potensi, Lidia menambahkan bahwa media sosial bisa menjadi metode komunikasi alternatif bagi anak dan bisa menjadi salah satu metode pendekatan teknologi bagi anak. Tetapi, dia menegaskan orang tua wajib mengawasi anak dalam proses penggunaannya.
"Kesempatan ini saya rasa bisa digunakan sebagai sarana memperkenalkan teknologi kepada anak sekaligus mengajarkan kepada anak batasan-batasan yang harus diperhatikan dalam interaksi di media sosial, sebelum mereka kemudian beranjak remaja dan dewasa," tambahnya.
Editor: Dika Irawan
Akan tetapi, penggunaan sebagian medsos yang masih bisa diakses bagi sebagian anak di bawah 17 tahun dikhawatirkan memunculkan dampak buruk. Mulai dari penurunan kepercayaan diri hingga perasaan terterkan dan stres akibat konten media sosial tertentu.
Psikolog pendidikan dari PION Clinician, Lidia Wati, menilai, media sosial bagi anak punya sejumlah potensi baik dan buruk.
Sisi baiknya ada pada kehadiran teman sebaya dengan beberapa kesamaan dengan individu yang bersangkutan, sehingga mereka bisa menjadi sistem pendukung untuk anak agar mereka tidak merasa sendiri.
"Anak bisa saling mendukung dan saling belajar hal-hal yang positif," kata Lidia kepada Hypeabis.id.
Di sisi lain, dampak buruk dari medsos bisa memengaruhi kondisi mental anak, di mana mereka dapat merasakan berbagai perasaan tidak percaya diri dan tertekan. Perasaan yang muncul akibat dari konten dan komentar negatif yang muncul di media sosial.
Hal ini sendiri disebabkan karena pola pikir anak yang masih belum matang untuk memproses berbagai hal yang ada di media sosial.
"Mudah sekali bagi anak yang memang masih dalam tahap berpikir secara konkrit untuk memaknai apa yang dilihat sebagai hal yang menurutnya memang nyata. Padahal kita sebagai orang dewasa tahu tidak seperti itu," jelas Lidia.
Meski punya berbagai potensi, Lidia menambahkan bahwa media sosial bisa menjadi metode komunikasi alternatif bagi anak dan bisa menjadi salah satu metode pendekatan teknologi bagi anak. Tetapi, dia menegaskan orang tua wajib mengawasi anak dalam proses penggunaannya.
"Kesempatan ini saya rasa bisa digunakan sebagai sarana memperkenalkan teknologi kepada anak sekaligus mengajarkan kepada anak batasan-batasan yang harus diperhatikan dalam interaksi di media sosial, sebelum mereka kemudian beranjak remaja dan dewasa," tambahnya.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.