7 Cara Barbeku Ramah Lingkungan di Rumah, Dijamin Tetap Enak
26 July 2022 |
15:36 WIB
1
Like
Like
Like
Genhype pasti sering melihat video viral tentang memanggang atau barbeku di media sosial seperti Instagram atau TikTok. Melihat daging merah yang matang dan suara mendesisnya di panggangan benar membuat perut keroncongan.
Namun tak jarang, kita melihat video seseorang yang memanggang dengan terlalu banyak arang atau tempat panggangan yang jorok karena minyaknya tak pernah dibersihkan, dan memanggang dengan api yang besar. Selain bisa menyebabkan kulit kamu terbakar, makanan juga tidak dapat dimakan karena gosong, hingga berdampak sangat negatif terhadap lingkungan.
Baca juga: Yuk Biasakan Hidup Ramah Lingkungan Mulai dari Rumah, Begini Caranya
Untuk Genhype yang merencanakan barbeque-an weekend ini, Hypeabis mengumpulkan beberapa tips yang perlu diingat sebelum kamu barbeque-an, tetapi tetap ramah lingkungan dengan tetap menghasilkan makanan yang enak.
Berikut tujuh tips memanggang ramah lingkungan yang dikumpulkan oleh Hypeabis.id.
Studi menunjukkan bahwa jejak pembakaran arang adalah 998 kg CO2e, yang hampir tiga kali lebih banyak daripada pembakaran LPG, yang jejaknya memiliki 349 kg CO2e. Sehingga bisa disimpulkan memasak dengan LPG lebih efisien daripada menggunakan arang.
Biasanya keterangan itu tertulis tepat pada kemasan arang. Jika tidak tertulis 100 persen kayu pada kemasannya, maka arang tersebut mungkin memiliki abu batubara yang mengandung mineral yang dapat menjadi racun bagi kebun dan lingkungan.
Baca juga: Simak 4 Dampak Plastik Sekali Pakai bagi Lingkungan & Manusia
Jangan lupa untuk membersihkan panggangan secara teratur. Penumpukan lemak dan partikel makanan di panggangan kamu akan menghasilkan asap yang tidak perlu. Juga, luangkan waktu ini untuk membersihkan baki tetesan minyak di bawah panggangan.
Editor: Dika Irawan
Namun tak jarang, kita melihat video seseorang yang memanggang dengan terlalu banyak arang atau tempat panggangan yang jorok karena minyaknya tak pernah dibersihkan, dan memanggang dengan api yang besar. Selain bisa menyebabkan kulit kamu terbakar, makanan juga tidak dapat dimakan karena gosong, hingga berdampak sangat negatif terhadap lingkungan.
Baca juga: Yuk Biasakan Hidup Ramah Lingkungan Mulai dari Rumah, Begini Caranya
Dampak lingkungan barbeku
Kelompok ilmuwan yang dipimpin oleh Universitas Manchester telah menghitung bahwa barbeku akan menghasilkan lebih dari 200 balon karbon dioksida per orang, setara dengan setiap orang mengemudi lebih dari 20 mil. Sedangkan barbeku dengan emisi lebih rendah - di mana burger daging sapi diganti dengan ayam - akan menghasilkan sekitar 130 balon gas rumah kaca per orang. Wah jumlah yang cukup fantastis ya.Untuk Genhype yang merencanakan barbeque-an weekend ini, Hypeabis mengumpulkan beberapa tips yang perlu diingat sebelum kamu barbeque-an, tetapi tetap ramah lingkungan dengan tetap menghasilkan makanan yang enak.
Berikut tujuh tips memanggang ramah lingkungan yang dikumpulkan oleh Hypeabis.id.
1. Gunakan panggangan propana cair
Menurut Joe Fargione, PhD, Direktur Sains dari The Nature Conservancy of North America, tidak semua pengaturan memasak di luar ruangan dibuat sama. Bila biasanya kamu memanggang dengan menggunakan arang, boleh diganti dengan propana cair (LPG). Satu penelitian di Inggris menemukan bahwa LPG tiga kali lebih baik dari arang dalam hal emisi karbon dan memiliki jejak karbon yang jauh lebih kecil di lingkungan.Studi menunjukkan bahwa jejak pembakaran arang adalah 998 kg CO2e, yang hampir tiga kali lebih banyak daripada pembakaran LPG, yang jejaknya memiliki 349 kg CO2e. Sehingga bisa disimpulkan memasak dengan LPG lebih efisien daripada menggunakan arang.
2. Tutup penutupnya saat memanggang
Meskipun banyak yang berpendapat memasak dengan arang terasa paling enak, sayangnya arang menghasilkan lebih banyak polusi dibandingkan dengan menggunakan pemanggang gas propana. Namun, jika itu satu-satunya pilihan yang tersedia, Dr. Fagione merekomendasikan untuk menutup tutupnya bila memungkinkan untuk mencegah pemborosan.3. Gunakan kayu 100 persen
Jika kamu memasak dengan arang, pastikan untuk menggunakan produk yang terbuat dari 100 persen kayu. Untuk membuat arang—alias bahan bakar padat yang digunakan untuk pemanasan dan memasak—bahan harus menjalani proses yang disebut karbonisasi, di mana bahan organik (seperti kayu) diubah menjadi karbon dengan pemanasan progresif.Biasanya keterangan itu tertulis tepat pada kemasan arang. Jika tidak tertulis 100 persen kayu pada kemasannya, maka arang tersebut mungkin memiliki abu batubara yang mengandung mineral yang dapat menjadi racun bagi kebun dan lingkungan.
4. Perhatikan tempat pembuangan abu panggangan
Memanggang menggunakan arang kayu tak melulu negatif, manfaat lain yang bisa kamu dapat adalah bisa menaburnya di kebun atau kompos. Namun, harus hati-hati dengan jumlahnya karena bila membuang semua abu bisa merusak keseimbangan pH di tanah.5. Beli bahan makanan dari sumber yang berkelanjutan
Salah satu hal yang terbaik yang dapat kamu lakukan untuk lingkungan adalah mengetahui dari mana makananmu berasal dan bagaimana makanan itu diproduksi dan kemudian mengambil keputusan untuk membelinya atau tidak. Hal ini setidaknya mengurangi emisi karbon yang kita hasilkan dari acara barbeque.6. Belanja lokal lebih baik
Satu cara terbaik lagi untuk barbekuan ramah lingkungan adalah dengan mendukung petani lokal dengan membeli produk lokal. Selain mendapat produk yang fresh, dan vendor juga bisa memberitahu kamu tentang bagaimana dia menanam dan membesarkan produknya untuk kemudian dijual.7. Bersihkan panggangan
Setelah kamu memasak alih-alih menunggu panggangan dingin, bersihkan terlebih dahulu dengan air. Lalu saat panggangan dingin, gunakan campuran air dan soda kue untuk membersihkan panggangan.Baca juga: Simak 4 Dampak Plastik Sekali Pakai bagi Lingkungan & Manusia
Jangan lupa untuk membersihkan panggangan secara teratur. Penumpukan lemak dan partikel makanan di panggangan kamu akan menghasilkan asap yang tidak perlu. Juga, luangkan waktu ini untuk membersihkan baki tetesan minyak di bawah panggangan.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.