Kenalan Yuk dengan Kain Tapis & Sulam Usus, 2 Wastra Cantik dari Lampung
11 July 2022 |
18:30 WIB
Sulam Usus
(Sumber gambar : dgip.go.id)
Selain memiliki kain tapis, Lampung juga memiliki kerajinan sulaman usus. Sebenarnya potensi pasar yang dimiliki sulam usus sangatlah besar dibanding kain Tapis. Namun, karena pengerjaannya perlu waktu cukup lama, perkembangan sulam usus menjadi agak tertinggal dari kain tradisional lainnya.
Kerajinan ini pada 1996 diperkenalkan masyarakat Lampung sebagai kerajinan khas, karena memiliki sulaman yang indah dengan bahan baku kain satin berbentuk usus ayam bermotif unik. Disebut motif khas karena dirajut menggunakan benang emas disertai kaca dan uang logam kuno. Kemudian berkembang, sulam usus ini dikemas dalam bentuk kebaya, taplak meja, sarung bantal kursi, kopiah, dan peci.
Baca Juga : Kolektor Torang Sitorus Luncurkan Buku Tentang Kain Ulos
Pada awalnya sulam usus hanyalah bagian dari seperangkat pakaian adat pengantin wanita daerah lampung yang berfungsi sebagai penutup bagian dada (bebe) di atas balutan kain tapis. Namun, karena beberapa model sulam usus memiliki bentuk dan motif klasik, kini kain sulaman ini dilirik para desainer untuk digunakan sebagai aksesoris rancangan mereka. Bahkan, pasarnya sudah memasuki kelas ekonomi atas.
Bahan dasar sulam usus itu sendiri tergolong mudah di dapat, saten atau sutra, polyester dan benang nylon. Namun, pengerjaannya yang rumit dan membutuhkan waktu lama membuat semakin sedikit orang yang menggeluti sulaman ini. Contohnya, sehelai kebaya saja butuh waktu dua bulan dengan empat orang perajin.
Perawatan Sulam Usus
Sebagai kain khas, ada beberapa hal yang perlu diperhatikan untuk melakukan perawatan Sulam Usus. Berikut ini langkah-langkahnya :- Pisahkan busana sulam usus dari jenis pakaian lain.
- Rendam sulam usus dalam air dengan sedikit deterjen atau pelembab pakaian. Diamkan selama 15 menit.
- Peras sulam usus dengan lembut agar tidak merusak sulaman. Jemur selama beberapa jam hingga setengah kering.
- Setrika busana sulam usus dengan suhu sedang. Agar hasilnya lebih baik lapisi dulu dengan kain sehingga setrika tidak langsung menempel pada busana. Cara ini dilakukan untuk menghindari suhu panas yang berlebihan yang dapat merusak busana.
- Lipat atau gantung busana. Bila ingin memakainya, tidak perlu menyetrika lagi karena bahan kain satin ini anti kusut.
Editor: Syaiful Millah
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.