Ilustrasi mengurangi berat badan (Sumber gambar: Unsplash/Total Shape)

Kiat Menurunkan Massa Tubuh Secara Konservatif, Apa Itu?

11 July 2022   |   17:52 WIB

Bagi penderitas obesitas morbid (sangat gemuk), jalan paling mudah untuk mengatasi persoalan kesehatan tersebut adalah dengan operasi bariatric, yakni salah satu metode dengan pemotongan 75 persen dari kapasitas lambung atau yang dikenal dengan nama laparoscopic sleeve gastrectomy (LSG).

Kendati berdampak instan dalam menurunkan berat badan, teknik pembedahan ini tidak bisa dilakukan sembarangan.  Apalagi, tenaga kesehatan yang akan melakukan pembedahan biasanya juga mensyaratkan beberapa hal kepada pasien, salah satunya, pasien harus lebih dulu menjalani upaya penurunan berat badan secara konservatif. 

Baca juga: Pantas Saja Diet Kalian Sering Gagal, Ternyata Ini 6 Penyebabnya
 

Apa yang dimaksud dengan upaya penurunan massa tubuh secara konservatif? 

Dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 4 September 2016, hal tersebut bisa dilakukan dengan menerapkan gaya hidup sehat dan diet ketat. Jika dilakukan dengan benar dan konsisten, metode ini sebenarnya justru sangat ampuh mengatasi masalah obesitas.

 Ahli nutrisi asal Amerika Serikat, Jina Hong, menyarankan hal-hal sederhana seperti mengatur sarapan sehat dan memperbanyak aktivitas fisik. Saat sarapan misalnya, upayakan untuk mengonsumsi lebih banyak kalori. Sebaliknya, ketika makan malam konsumsi kalori justru harus lebih sedikit. 

Menyerap terlalu banyak karbohidrat dari makanan pokok seperti nasi dan mi juga tidak bagus untuk penderita obesitas. “Karbohidrat yang dikonsumsi terlalu banyak akan menjadi energi yang sia-sia dan diubah tubuh menjadi lemak,”ujarnya.

Beberapa zat yang terkandung dalam makanan diketahui mampu membantu penurunan berat badan. Jina menyarankan untuk mengonsumsi teh hijau, teh oolong, dan teh hitam. Ekstrak teh hijau diketahui bermanfaat untuk mengurangi lemak di sekitar pinggang. 

Makanan lain yang juga disarankan antara lain rumput laut cokelat, kacang putih, dan kacang kedelai. Dari sisi aktivitas fisik, Jina menyarankan untuk membiasakan berjalan hingga 10.000 langkah setiap harinya. Aktivitas fisik semacam itu akan membantu tubuh menyerap insulin sehingga mencegah risiko penyakit diabetes. 
 

Mengubah kebiasaan

Bagi mereka yang memang tidak terlalu menyukai olahraga, saran Jina untuk berjalan hingga 10.000 langkah per hari mungkin terdengar berat. Namun, hal ini sebenarnya bisa disiasati dengan mengubah beberapa kebiasaan sehari-hari. 

Fajar Alexa yang merupakan salah seorang anggota band Alexa dan gemar berolahraga ini menyarankan hal-hal sederhana yang bisa dilakukan setiap harinya. Misalnya, dengan menggunakan tangga ketimbang lift, memarkir mobil lebih jauh dari kantor, atau membiasakan diri naik kendaraan umum. 

Pria yang hobi olahraga lari ini menuturkan, ketika berjalan kaki sekitar 30 menit, tubuh sebenarnya sudah menjalani 5.000 langkah. Dengan demikian, hitungan 10.000 langkah sehari sebenarnya bisa diterapkan dengan mudah jika mau mengubah beberapa kebiasaan. 

“Kuncinya adalah konsisten dan perlahan,” ujarnya. 

Baca juga: 4 Resep Minuman Diet dengan Bahan Alami

Obesitas memang menjadi salah satu masalah pelik bagi kesehatan dunia. Berdasarkan data Kementrian Kesehatan, 15 persen kaum wanita di Indonesia tercatat menderita obesitas pada 2007. Angka ini meningkat hingga 35 persen hanya dalam kurun 9 tahun.

Oleh WHO, Indonesia ditempatkan di jajaran lima besar sebagai negara di Asia Tenggara dengan populasi obesitas terbanyak. Jumlah penderita obesitas di Indonesia diprediksi mencapai 21 persen dari total populasi. 

Editor: Dika Irawan
 

SEBELUMNYA

Kenalan Yuk dengan Kain Tapis & Sulam Usus, 2 Wastra Cantik dari Lampung

BERIKUTNYA

Ingin Tahu Kepribadian Kamu Seperti Apa? Yuk Coba Ikutan Tes Ini

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: