Kolektor Torang Sitorus Meluncurkan Buku Tentang Kain Ulos
10 February 2022 |
13:13 WIB
Kolektor wastra Indonesia ulos, yakni Torang Sitorus meluncurkan buku berjudul Identity in a piece of cloth – The Batak Ulos di pembukaan Adiwastra Nusantara di Jakarta Convention Center, Jakarta. Buku tersebut dilengkapi dengan gambar-gambar 136 koleksi ulos serta penjelasan terhadap masing-masing gambar.
Dalam rilis yang diterima oleh Hypeabis.id, Torang menuturkan buku tersebut adalah sebuah harapan, perjuangan, perwujudan mimpi, dan tanggung jawab untuk berkontribusi terhadap bangsa dan negara.
“Bagi saya Ulos adalah sebuah hasil budaya yang dapat menjadi salah satu pertahanan dan kekuatan bangsa, yang dapat membuat kita bangga menjadi bangsa Indonesia, yang begitu kaya akan budaya,” katanya.
Dia menjelaskan buku tersebut dilengkapi dengan gambar-gambar 136 koleksi ulos serta penjelasan terhadap masing-masing gambar. Dengan penyajian tersebut, dia berharap dapat memancing rasa penasaran pembaca untuk membaca seluruh halaman.
Melalui bukunya yang memiliki halaman setebal 376 halaman tersebut, dia juga ingin membagi berbagai macam pengetahuan yang dimiliki mengenai kain ulos.
Lahir dan besar di Tarutung, Sumatera Utara, Torang disebutkan dalam rilis tersebut sudah mengoleksi sekitar 2.000 helai ulos. Koleksi tersebut adalah hasil pencariannya selama sekitar 20 tahun.
Koleksi-koleksi kain ulos yang dimiliki olehnya berasal dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, dia mendapatkan koleksinya dari daerah seperti dari Samosir dan Bali. Sementara koleksi dari luar negeri dia dapat seperti dari Singapura, Belanda, India, dan sebagainya.
Untuk diketahui, sang kolektor disebut sempat terpilih menjadi satu dari 75 ikon prestasi Pancasila pada 2020, dan telah mendedikasikan waktu setidaknya dalam 2 dekade terakhir pada pelestarian wastra Batak, yakni ulos.
Selain itu, dia juga membentuk partonun pada 2016 silam, yakni sebuah program pendampingan bagi artisan tenun ulos pada aspek kelembagaan, finansial, dan teknis pembuatan ulos yang lebih mumpuni.
Torang Sitorus dipandang sebagai salah satu kampiun yang giat mempopulerkan ulos di Sumatra Utara hingga mancanegara. Dalam pandangannya, ulos bukan sekadar kain, esensi ulos terletak pada proses pembuatannya karena ulos adalah doa dan selalu memiliki arti dan makna penting yang terwakilkan dalam motif.
Itu sebabnya, Torang Sitorus sangat berpihak kepada penenun ulos dan sangat berhati-hati dalam mempopulerkan ulos yang diproduksi secara massal, karena disamping menghilangkan esensi ulos tersebut juga akan memarginalkan keberlangsungan desa tenun daerah asal ulos tersebut.
Editor: M R Purboyo
Dalam rilis yang diterima oleh Hypeabis.id, Torang menuturkan buku tersebut adalah sebuah harapan, perjuangan, perwujudan mimpi, dan tanggung jawab untuk berkontribusi terhadap bangsa dan negara.
“Bagi saya Ulos adalah sebuah hasil budaya yang dapat menjadi salah satu pertahanan dan kekuatan bangsa, yang dapat membuat kita bangga menjadi bangsa Indonesia, yang begitu kaya akan budaya,” katanya.
Dia menjelaskan buku tersebut dilengkapi dengan gambar-gambar 136 koleksi ulos serta penjelasan terhadap masing-masing gambar. Dengan penyajian tersebut, dia berharap dapat memancing rasa penasaran pembaca untuk membaca seluruh halaman.
Melalui bukunya yang memiliki halaman setebal 376 halaman tersebut, dia juga ingin membagi berbagai macam pengetahuan yang dimiliki mengenai kain ulos.
Lahir dan besar di Tarutung, Sumatera Utara, Torang disebutkan dalam rilis tersebut sudah mengoleksi sekitar 2.000 helai ulos. Koleksi tersebut adalah hasil pencariannya selama sekitar 20 tahun.
Koleksi-koleksi kain ulos yang dimiliki olehnya berasal dari dalam dan luar negeri. Dari dalam negeri, dia mendapatkan koleksinya dari daerah seperti dari Samosir dan Bali. Sementara koleksi dari luar negeri dia dapat seperti dari Singapura, Belanda, India, dan sebagainya.
Untuk diketahui, sang kolektor disebut sempat terpilih menjadi satu dari 75 ikon prestasi Pancasila pada 2020, dan telah mendedikasikan waktu setidaknya dalam 2 dekade terakhir pada pelestarian wastra Batak, yakni ulos.
Selain itu, dia juga membentuk partonun pada 2016 silam, yakni sebuah program pendampingan bagi artisan tenun ulos pada aspek kelembagaan, finansial, dan teknis pembuatan ulos yang lebih mumpuni.
Torang Sitorus dipandang sebagai salah satu kampiun yang giat mempopulerkan ulos di Sumatra Utara hingga mancanegara. Dalam pandangannya, ulos bukan sekadar kain, esensi ulos terletak pada proses pembuatannya karena ulos adalah doa dan selalu memiliki arti dan makna penting yang terwakilkan dalam motif.
Itu sebabnya, Torang Sitorus sangat berpihak kepada penenun ulos dan sangat berhati-hati dalam mempopulerkan ulos yang diproduksi secara massal, karena disamping menghilangkan esensi ulos tersebut juga akan memarginalkan keberlangsungan desa tenun daerah asal ulos tersebut.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.