Mengenal Konsep Alokasi Aset & Kapan Waktu yang Tepat Berinvestasi
07 July 2022 |
16:19 WIB
Jika kalian diminta untuk berinvestasi, bisakah kalian langsung memutuskan di mana akan meletakkan dana tersebut? Dengan beragamnya pilihan investasi yang tersedia, tentu banyak orang yang sering kali merasa kebingungan. Tentu enggak gampang. Apalagi kalian bukan manajer investasi.
Padahal, investasi sejatinya harus dilakukan oleh semua orang, termasuk kalangan awam sekalipun. Lantas bagaimana mengalokasikan dana untuk investasi?
Baca juga: Jurus Jitu Atasi Investasi Bodong
“Kami menggambar kannya dalam bentuk piramida. Di urutan terbawah adalah cash asset, sedangkan yang paling atas adalah growth asset. Semakin tinggi semakin sedikit orangnya karena semakin besar risikonya,” ujarnya.
Vera menjelaskan, cash asset adalah bentuk investasi yang bisa diambil langsung seperti tabungan atau deposito berjangka.
Income asset
Adapun income asset biasanya berbentuk obligasi atau swap deposit.
“Sebelum investasi, klien akan kami berikan beberapa pertanyaan untuk menentukan investasi seperti apa yang diminati,” tambahnya.
Jika seseorang ternyata bertipe konservatif, Vera menyarankan agar memperbesar porsi di jenis cash asset. Sebaliknya, jika ingin mendapat keuntungan besar maka pilihlah tipe growth asset seperti saham.
Namun, dalam jangka panjang konsep alokasi aset memberikan jaminan investasi yang lebih efektif dan efisien. Alokasi aset yang terdiversifikasi juga memberikan jaminan keuntungan yang lebih konsisten dan stabil. Sebelum mengalokasikan dana investasi, Vera menyarankan untuk menyusun jangka waktu tujuan yang ingin dicapai.
Jangka waktu tujuan investasi akan mempengaruhi portofolio yang akan dipilih. Dalam jangka pendek misalnya, bisa dipilih investasi di deposito. Namun, dalam jangka panjang reksa dana saham atau saham bisa menjadi pilihan.
Selain tujuan investasi, hal lain yang harus diperhatikan adalah outlook jenis investasi tertentu. Vera juga menyarankan untuk rajin mengevaluasi portofolio investasi setidaknya setiap kuartalan. Membaca outlook dan mengombinasikannya dengan tujuan investasi merupakan prinsip dasar dalam konsep alokasi aset.
Baca juga: Mana Lebih Penting, Investasi atau Dana Darurat?
Padahal, investasi sejatinya harus dilakukan oleh semua orang, termasuk kalangan awam sekalipun. Lantas bagaimana mengalokasikan dana untuk investasi?
Alokasi aset
Dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 30 Oktober 2016, Vera Margaret, Svp. Wealth Management & Insurance Product Head PT Bank CIMB Niaga, mengatakan dalam investasi dikenal konsep alokasi aset. Hal ini dilakukan dengan membagi dana investasi ke dalam beberapa jenis, mulai dari cash asset, income asset, dan growth asset.Baca juga: Jurus Jitu Atasi Investasi Bodong
“Kami menggambar kannya dalam bentuk piramida. Di urutan terbawah adalah cash asset, sedangkan yang paling atas adalah growth asset. Semakin tinggi semakin sedikit orangnya karena semakin besar risikonya,” ujarnya.
Cash asset
Vera menjelaskan, cash asset adalah bentuk investasi yang bisa diambil langsung seperti tabungan atau deposito berjangka. Income asset
Adapun income asset biasanya berbentuk obligasi atau swap deposit.
Growth asset
Pada tingkat yang paling tinggi sekaligus paling berisiko ada growth asset seperti reksa dana saham atau bahkan saham itu sendiri.Kenali Diri Sendiri Dahulu Sebelum Investasi
Namun, sebelum memilih jenis alokasi aset, Vera menyarankan untuk lebih dahulu mengenal diri sendiri. Biasanya terdapat lima jenis investor yang digolongkan berdasarkan kepribadian itu sendiri, mulai dari konservatif, moderat, sampai agresif.“Sebelum investasi, klien akan kami berikan beberapa pertanyaan untuk menentukan investasi seperti apa yang diminati,” tambahnya.
Jika seseorang ternyata bertipe konservatif, Vera menyarankan agar memperbesar porsi di jenis cash asset. Sebaliknya, jika ingin mendapat keuntungan besar maka pilihlah tipe growth asset seperti saham.
Tujuan Investasi
Menurut Vera, konsep alokasi aset dilakukan untuk mengelola risiko yang timbul saat berivestasi. Dalam jangka pendek, investasi yang terbagi-bagi memang belum tentu memberikan keuntungan lebih tinggi ketimbang investasi dalam satu jenis aset.Namun, dalam jangka panjang konsep alokasi aset memberikan jaminan investasi yang lebih efektif dan efisien. Alokasi aset yang terdiversifikasi juga memberikan jaminan keuntungan yang lebih konsisten dan stabil. Sebelum mengalokasikan dana investasi, Vera menyarankan untuk menyusun jangka waktu tujuan yang ingin dicapai.
Jangka waktu tujuan investasi akan mempengaruhi portofolio yang akan dipilih. Dalam jangka pendek misalnya, bisa dipilih investasi di deposito. Namun, dalam jangka panjang reksa dana saham atau saham bisa menjadi pilihan.
Selain tujuan investasi, hal lain yang harus diperhatikan adalah outlook jenis investasi tertentu. Vera juga menyarankan untuk rajin mengevaluasi portofolio investasi setidaknya setiap kuartalan. Membaca outlook dan mengombinasikannya dengan tujuan investasi merupakan prinsip dasar dalam konsep alokasi aset.
Lantas kapan waktu paling tepat untuk berinvestasi?
Menurut Vera, hidup seseorang terbagi menjadi tiga fase dari sisi investasi.Fase pertama
Fase pertama dimulai sejak lahir sampai usia 22 tahun. Ini adalah masa ketika seseorang belum memiliki pendapatan sehingga belum bisa berinvestasi.Fase kedua
Selanjutnya, fase kedua berlangsung selama 38 tahun merupakan masa produktif ketika seseorang menghasilkan pendapatan. Namun, pada masa inilah mulai banyak pengeluaran seperti biaya pernikahan, kelahiran anak, pembelian properti, pendidikan anak, hingga pernikahan anak.Baca juga: Mana Lebih Penting, Investasi atau Dana Darurat?
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.