Ilustrasi dana darurat dan investasi (Maitree Rimthong/Pexels.com)

Mana Lebih Penting, Investasi atau Dana Darurat?

20 June 2022   |   17:57 WIB

Dana darurat sangat penting dalam perencanaan keuangan, baik bagi yang masih lajang maupun bagi yang sudah berkeluarga. Selain dana darurat, berinvestasi juga merupakan langkah yang tak kalah penting. Sebenarnya, manakah yang harus dilakukan terebih dahulu?

Menurut Senior Advisor OneShieldt Financial Planning Pandji Harsanto, kunci keberhasilan investasi yang paling utama adalah ketersediaan dana darurat. Pandji menyarankan sebelum berinvestasi, kumpulkan terlebih dahulu dana darurat hingga mencapai 30?ri porsi dana darurat yang ideal.

Jadi, saat dana darurat sudah terkumpul mencapai jumlah tersebut, barulah bisa mulai melakukan investasi sembari menambah dana darurat hingga jumlahnya ideal.

Baca juga: Dana Darurat untuk Renovasi Rumah, Why Not?

Untuk yang masih lajang, membutuhkan  dana darurat minimal enam kali pengeluaran bulanan. Jika sudah menikah, minimal harus punya dana darurat enam hingga sembilan kali pengeluaran bulanan rumah tangga.

Nah, jika sudah punya satu anak, dana darurat yang diperlukan lebih besar yaitu sembilan hingga 12 kali pengeluaran bulanan rumah tangga. Sementara jika sudah ada dua anak, 12-15 kali pengeluaran bulanan rumah tangga.
“Sejak pertama kali seseorang sudah memiliki penghasilan sendiri seharusnya sudah mulai memiliki dana darurat,” katanya.

Dana darurat ini bermanfaat untuk menjaga agar ketika ada keperluan mendesak, Anda maupun keluarga tidak mengalami kesulitan keuangan. Karena jika tidak ada dana darurat, biasanya seseorang akan meminjam uang pada pihak lain atau bahkan mendapatkan pinjaman dengan bunga tinggi.

Fungsi lainnya, yaitu untuk mendukung berhasilnya investasi. Sulit bagi sebuah keluarga untuk bisa berinvestasi jika kondisi keuangan saat ini belum aman. Untuk bisa mengumpulkan dana darurat, pria kelahiran Tangerang, 16 Januari 1982 ini menyarankan untuk  menghitung dahulu ketersediaan aset lancar.

Aset lancar merupakan aset yang mudah dicairkan seperti tabungan di bank, deposito, atau logam mulia. Apabila jumlah total aset lancar telah mencapai minimal enam kali pengeluaran bulanan keluarga, artinya sudah memiliki dana darurat yang cukup.

Jika belum ada dana darurat sama sekali, cek dahulu apakah memiliki hutang konsumtif. Jika ada, segera lunasi hutang  dan segera tabung dana darurat pada rekening terpisah dari rekening operasional bulanan.

Selain dalam bentuk tabungan, dana darurat juga bisa disimpan dalam bentuk deposito dan logam mulia. Prinsipnya menyimpan dana darurat harus bersifat likuid, simpan pada tempat yang aman dan  mudah diakses jika diperlukan sewaktu-waktu.

Baca juga: 5 Alasan Kamu Harus Punya Dana Darurat

Tetapi, jangan meletakkan dana darurat  pada aset yang sulit dicairkan atau instrumen investasi yang berisiko tinggi.

Selama masih terdapat keperluan darurat yang sangat mendesak, dana darurat tersebut sudah dapat dipakai meski jumlahnya belum mencapai angka ideal.

Tapi ingat, setelah memakainya segera isi kembali dana darurat dengan cara  menabung setiap bulan atau memanfaatkan bonus tahunan, bonus semesteran,  atau tunjangan hari raya (THR) untuk mengisi rekening dana darurat.

Catatan redaksi: artikel diambil dari Bisnis Indonesia Minggu edisi 24 Mei 2015.

Editor: Fajar Sidik

SEBELUMNYA

Smartphone Gaming Tecno Pova 3 Resmi Hadir di Indonesia, Begini Spek & Harganya 

BERIKUTNYA

Perhatikan! Tanda-tanda RAM Komputer Sedang Bermasalah

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: