Gambaran grafik investasi bitcoin. (Sumber Gambar: Pexels)

Perhatikan 6 Cara Aman Terhindar dari Jeratan Investasi Bodong

06 March 2022   |   19:47 WIB
Image
Desyinta Nuraini Jurnalis Hypeabis.id

Kasus investasi ilegal atau bodong menyita perhatian publik dalam beberapa pekan terakhir. Sebut saja Binary Option Binomo yang kerugian korbannya hingga kini dilaporkan mencapai Rp3,8 miliar. Namun demikian, kerugian tersebut bisa saja dihindari jika masyarakat cermat dalam memilih investasi dan tidak Fear Of Missing Out (FOMO) alias ikut-ikutan tren.

Deputi Komisioner Hubungan Masyarakat dan Logistik Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Anto Prabowo mengatakan jika ingin berinvestasi, penting untuk mengetahui manfaat, biaya, dan risikonya. "Selama tidak memahami ini, kita hanya sekadar ikut-ikutan, FOMO, hanya sekadar untung-untungan tanpa kalkulasi risiko," ujarnya.

Imbal hasil tinggi ditambah endorse dari influencer, tokoh masyarakat, tokoh agama, bahkan orang terdekat seperti sahabat maupun keluarga, kerap kali membuat masyarakat tergiur akan investasi ilegal tersebut. Mereka abai dengan masalah legal dan logis.
 

1. Cek legalitas 

"Penting cek legalitas, kalau legalitas tidak ada dikeluarkan OJK, Bappebti, jangan dilakukan. Jangan hanya karena kenal, saudara dia dapat cuan gede, ikut. Sekali dapat, lama-lama amsyong. Ingat, uang tidak kenal saudara, kita harus tetap cek," tegas Anto.

Dia mengingatkan, sesuatu bisa didapatkan melalui bekerja dan tidak ada yang instan. Tidak sekadar 'melototi' grafik seseorang bisa menjadi kaya. Investasi saham pun bukan hanya grafik yang dilihat namun juga fundamental perusahaan.

"Ingat, grafik bisa dibuat. kalau tidak punya fundamental dan kita tidak tahu ini grafik beneran atau tidak, kita bisa terjebak. Jangan kemudian ikut-ikutan ya sudah tanamkan saja," sebut Anto.
 

2. Harus selektif

Namun yang pasti, selektif akan instrumen investasi yang bertaburan terutama di dunia maya saat ini menjadi penting dilakukan. Sebab saat ini ada beragam siasat yang dilakukan penyedia investasi ilegal untuk menjerat para korbannya. "Ada yang berkedok MLM, ponzi, money game, dan binomo. Akhirnya judi. Ini yang perlu diwaspadai," imbau Anto.
 

3. Investasi yang logis

Sementara itu, Perencana Keuangan Zielts Consulting Ahmad Gozali mengatakan tips utama agar terhindar dari investasi bodong, yakni melihat bahwa investasi tersebut logis alias masuk akal. Investor harus paham dengan produk investasi yang dibeli. "Walaupun investasi tersebut resmi dan aman, kalau tidak paham lebih baik tidak usah karena risikonya menjadi tinggi kalau tidak paham," tegasnya.
 

4. Pahami risiko

Kemudian  jangan tamak. Menurutnya setiap potensi keuntungan selalu disertai risiko. Secara teori, investasi bebas risiko adalah utang pemerintah (ORI/SUKRI), artinya setiap tambahan keuntungan lebih besar dari ORI/SUKRI pasti diimbangi dengan risiko yang lebih tinggi juga.

Gozali menerangkan ada investasi yang diatur pemerintah yang masih perlu dipastikan sesuai regulasi dan melalui lembaga yang berizin. Contohnya deposito di bank, reksdana di manajer investasi, saham di bursa, dan lainnya.

Ada juga investasi yang tidak diatur pemerintah. Misalnya investasi langsung ke bisnis seseorang. Nah, ini berarti tanggung jawab sepenuhnya ada pada investor. "Kembali ke tips pertama. Masuk akal nggak sih penawarannya? Kenapa mereka butuh dana dari investor? Apakah keuntungannya wajar?" tutur Gozali.

Di masa pandemi Covid-19 yang tengah masuk ke dalam tahap pemulihan, Gozali berpendapat investasi di sektor pariwisata bisa menjadi pilihan ketimbang kesehatan dan IT yang mulai lesu.  
 

5. Perhitungkan pengeluaran

Kendati demikian, para investor juga penting untuk memperhitungkan pengeluarannya untuk berinvestasi. Idealnya investasi bisa berkisar 10 persen sampai 30 persen penghasilan. Bagi mereka yang masih single dan belum punya cicilan, serta tinggal bersama orang tua, investasi bisa dilakukan 30 persen hingga 50 persen pendapatannya. "Begitu menikah sih biasanya turun, apalagi setelah mulai nyicil. Tapi tetap dijaga minimal 10 persen," saran Gozali.
 

6. Pastikan tujuan investasi

Selain itu, perlu untuk mengetahui tujuan dari investasinya karena menurut Gozali, beda tujuan akan berbeda pula strateginya. Pada tahap awal biasanya investasi untuk mengumpulkan dana darurat. Untuk itu kita perlu memilih investasi yang risiko rendah sekali dan mudah diambil.

"Kalau untuk jangka panjang, berarti bisa pilih investasi yang berisiko tinggi dan jangka panjang. Nggak likuid juga gapapa, kan masih lama banget dipakainya," jelasnya.

Ya, sebelum berinvestasi kita harus sudah memiliki dana cadangan dan rencana keuangan agar investasi tersebut lebih "khusuk" dan jelas niatnya. "Nggak diganggu kebutuhan mendadak dan nggak tergantung musim atau trend," tegasnya.

Jangan lupa juga untuk melakukan evaluasi hasil investasi setidaknya 6 bulan sekali. "Tapi jangan terlalu sering juga. Investasi jangka panjang tak perlu ditengokin tiap hari, malah bikin deg-degan yang nggak perlu," ujarnya. 

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Ini Kelebihan & Kekurangan Menggoreng Dengan Air Fryer

BERIKUTNYA

Keanggunan Malaikat Dalam Resilience Karya Monica Ivena

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: