(tengah) Aktris Maizura dengan Vice President Director Djarum Foundation FX Supanji pada seremoni Penanaman 6.500 Pohon dan Semak di Kawasan Candi Dieng, Rabu (6/7/2022). (Sumber gambar: Nirmala Aninda/Hypeabis)

Gerakan Candi Darling Ajak Generasi Muda Peduli Konservasi Alam di Situs Sejarah

06 July 2022   |   19:30 WIB
Image
Nirmala Aninda Asisten Manajer Konten Hypeabis.id

Bakti Lingkungan Djarum Foundation (BLDF) melalui gerakan berbasis digital Siap Darling (Siap Sadar Lingkungan) mengajak generasi muda peduli lingkungan. Salah satunya dengan melakukan penanaman di Kawasan Candi Dieng, Banjarnegara, Provinsi Jawa Tengah. 

Lewat kegiatan penghijauan ini, gerakan Siap Darling menciptakan ekosistem pelestarian lingkungan bersama mahasiswa sebagai agen penggerak perubahan, dengan melakukan aksi penanaman pohon di kawasan konservasi secara berkelanjutan.

Baca Juga : Intip Profil 5 Perempuan Inspiratif, dari Kreator hingga Peneliti Konservasi 

Director of Communications Djarum Foundation, Mutiara D. Asmara menyampaikan, sejak diluncurkan pada 2019, gerakan Siap Darling telah menginisiasi sejumlah aksi seperti Candi Darling, lewat penanaman pohon dan semak berbunga di berbagai situs warisan sejarah.

Gerakan ini diinisiasi agar generasi muda dapat berkontribusi melalui giat pelestarian lingkungan, sekaligus agar mereka mencintai situs warisan sejarah Indonesia. Menurut Program Associate BLDF Abdurrachman Aldila, hingga Juni 2022, gerakan Siap Darling telah melibatkan 2.352 Darling Squad dari 295 kampus di 203 kota/kabupaten. 

“Dalam giat Candi Darling, Darling Squad terlibat aktif dalam konservasi alam dan penghijauan di berbagai situs warisan sejarah. Saat ini kami telah menginsiasi penanaman di delapan Kawasan candi yang tersebar di Pulau Jawa,” ujarnya dalam seremoni Penanaman 6.500 Pohon dan Semak di Kawasan Candi Dieng, Rabu (6/7/2022).
 

Sesi bincang-bincang. (Sumber gambar: Nirmala Aninda/Hypeabis)

Sesi bincang-bincang. (Sumber gambar: Nirmala Aninda/Hypeabis)


Cagar budaya seperti candi berada di alam terbuka, risiko pelapukan pun tak terhindarkan. Gerakan konservasi yang saat ini marak digalakkan bertujuan untuk memastikan konservasi agar candi bisa berdiri 1.000 tahun lagi. Salah satunya adalah dengan aksi penghijauan.

Jenis pohon yang dipilih juga tidak sembarangan, mengingat proses penghijauan diharapkan dapat berintegrasi dengan konservasi candi. Alhasil dipilih lah tanaman yang dianggap tidak akan merusak tanah dan struktur fondasi candi.

Kepala Balai Pelestarian Cagar Budaya (BPCB) Provinsi Jawa Tengah, Sukronedi, menuturkan bahwa Dataran Tinggi Dieng dikelilingi oleh kawah dengan tingkat belerang yang cukup tinggi sehingga berisiko mempercepat proses pelapukan candi. 

“Gas belerang yang bereaksi dengan oksigen dan air menciptakan asam sulfat dan berisiko merusak batu candi. Tanaman yang dipilih dapat meminimalisir angin yang membawa senyawa ini serta menyerapnya,” katanya. 

Baca Juga : World Wildlife Day 2022 Angkat Soal Status Konservasi Spesies Langka 
 

Bibit pohon cemara yang akan ditanam. (Sumber gambar: Nirmala Aninda/Hypeabis)

Bibit pohon cemara yang akan ditanam. (Sumber gambar: Nirmala Aninda/Hypeabis)

 
Adapun, hari ini jenis tumbuhan keras yang ditanam adalah 212 pohon cemara pua, waru merah, dan kemuning. Pohon cemara diketahui dapat menyaring bau belerang sementara pohon kemuning menyamarkan bau belerang dengan wanginya yang khas. Sementara semak yang ditanam terdiri dari taiwan beauty, hanjuang, bayam merah, lily brazil, asparagus.

Pada kesempatan yang sama, Kepala DLHK Provinsi Jawa Tengah, Widi Hartanto, menekankan pentingnya konservasi lingkungan dan situs warisan sejarah yang dilakukan secara beriringan oleh generasi muda.

“Merawat ekosistem di sekitar situs sejarah seperti candi adalah suatu upaya yang kompleks. Terlebih di Kawasan Candi Dieng, yang mana topografinya memungkinkan terjadinya potensi cuaca ekstrem seperti embun es sehingga merusak bibit pepohonan,” ujar Widi.

Dalam upaya penghijauan ini, ditanam 6.500 pohon dan semak berbunga di seluruh kawasan Candi Dieng, yang terdiri dari Candi Arjuna, Candi Setyaki, Candi Darmacala, dan Candi Bima. Setelah aksi penanaman dilakukan, BLDF juga akan merawat bibit tersebut hingga enam bulan untuk memastikan pertumbuhannya optimal.

Editor: Syaiful Millah 

SEBELUMNYA

6 Tip Menjaga Kulit Wajah Tetap Bersih dan Sehat

BERIKUTNYA

Kapasitas Bioskop di Jakarta Kembali 100 Persen

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: