Teater Populer Manggung Lagi, Siap Bawakan Lakon DAG DIG DUG karya Putu Wijaya
09 January 2025 |
16:16 WIB
Teater Populer, kelompok teater yang berdiri sejak 1968, masih menunjukkan eksistensinya. Kelompok teater yang didirikan oleh mendiang Teguh Karya itu akan menampilkan pementasan lakon bertajuk DAG DIG DUG, pada 25 dan 26 Januari 2025 pukul 19.00 WIB di Teater Salihara, Jakarta.
Lakon yang disutradarai oleh Slamet Rahardjo dan ditulis oleh Putu Wijaya ini merupakan produksi Teater Populer berkolaborasi dengan AP Production dan Bakti Budaya Djarum Foundation.
Pementasan DAG DIG DUG akan dimainkan oleh sejumlah aktor senior bertalenta yakni Slamet Rahardjo, Niniek L. Karim, Donny Damara, Reza Rahadian, Kiki Narendra, dan Jose Rizal. Sementara itu, Paquita Widjaja dan Samuel Wattimena bertindak sebagai produser dan Taba Sancabakhtiar sebagai koproduser.
Ini menjadi kali kedua lakon DAG DIG DUG dipentaskan, setelah pertama kali dibawakan oleh Teater Populer pada 1977 di Taman Ismail Marzuki Jakarta. Kala itu, pertunjukannya dimainkan oleh Slamet Rahardjo, Tuti Indra Malaon, Niniek L. Karim, dan Sutopo H.S.
Berlatar di Yogyakarta dan Jawa Tengah, lakon DAG DIG DUG mengangkat kisah tentang Chaerul Umam, seorang pimpinan gerakan mahasiswa yang berpengetahuan luas, cerdas, rendah hati, dan berkharisma yang menjadi pembicaraan karena tewas secara tiba-tiba dalam kasus tabrak lari.
Kecelakaan lalu lintas yang dialami oleh Chaerul Umam dicurigai sebagai kecelakaan yang direncanakan. Kecurigaan itu didasarkan pada kejanggalan alasan kematiannya.
Dag Dig Dug karya Putu Wijaya merupakan sebuah drama yang tak lekang oleh waktu, memotret kegelisahan manusia dalam menghadapi absurditas kehidupan. Drama ini menampilkan ironi, ketegangan, dan intimidasi yang saling berkelindan di kehidupan manusia.
Dalam pementasan ini, Putu Wijaya menghadirkan situasi-situasi yang memaksa penikmat karya untuk merenungkan sekaligus tertawa getir, sehingga menjadi sebuah pengingat akan kekacauan yang mungkin sedang terjadi di dalam diri sendiri maupun di sekitar.
Teater Populer akan mementaskan lakon DAG DIG DUG. (Sumber gambar: Bakti Budaya Djarum Foundation)
Slamet Rahardjo selaku sutradara sekaligus aktor mengatakan lakon DAG DIG DUG bukan sekadar pementasan, tetapi cerminan kegelisahan dan harapan yang dikemas dalam narasi dengan sebab-akibat yang jelas.
Setiap adegan, katanya, dirancang dengan dimensi ruang, waktu, dan peristiwa yang terjalin erat untuk menghidupkan cerita. "Saya berharap lakon ini mampu menyentuh hati dan memberikan pengalaman berkesan bagi para penikmat seni," ucapnya dalam keterangan resminya.
Aktor Reza Rahadian mengungkapkan bergabung dalam lakon DAG DIG DUG menjadi sebuah pengalaman yang menarik baginya. Naskah karya Putu Wijaya ini, kata Reza, menawarkan kedalaman cerita yang penuh emosi dan relevansi, tidak hanya bagi para pemain, tetapi juga bagi para penikmat seni.
"Saya merasa terhormat dapat bekerja sama dengan para seniman hebat di bawah arahan Slamet Rahardjo untuk menghadirkan cerita yang sarat makna ini. Semoga lakon ini dapat membuka ruang refleksi sekaligus menjadi sajian yang bermakna bagi para penikmat seni. Jangan sampai ketinggalan untuk menonton ya," katanya.
Lakon DAG DIG DUG akan menjadi pementasan perdana Teater Populer pada 2025. Teater Populer merupakan salah satu kelompok teater tertua di Indonesia yang telah berdiri sejak tahun 1968. Kelompok yang didirikan oleh Teguh Karya dan kini diteruskan oleh Slamet Raharjo ini sudah memproduksi ratusan pertunjukan, melahirkan banyak bintang, dan menjadi ikon teater di Indonesia.
Teater Populer tidak hanya mempengaruhi dunia seni teater, tetapi juga menjadi jembatan untuk membawa elemen-elemen teater ke dunia perfilman Indonesia. Grup teater ini dikenal dengan dedikasi dan disiplin yang tinggi dalam merintis kelompok kerja teater dan film, dan telah membuktikan kualitasnya lewat berbagai penghargaan.
Renitasari Adrian, Program Director Bakti Budaya Djarum Foundation, menuturkan Teater Populer merupakan salah satu tonggak penting dalam sejarah seni pertunjukan di Indonesia. Sejak didirikan pada 57 tahun yang lalu, katanya, kelompok ini senantiasa menghadirkan karya-karya yang tidak hanya menghibur, tetapi juga menggugah pemikiran dan perasaan penonton.
"Melalui kolaborasi dengan Bakti Budaya Djarum Foundation, kami berharap dapat terus mendukung keberlanjutan Teater Populer dalam melestarikan nilai-nilai budaya dan seni yang bermakna bagi masyarakat Indonesia,” ujarnya.
Adapun, untuk menonton pertunjukan lakon DAG DIG DUG, bisa memesan tiketnya melalui situs tiket.titimangsa.com.
Baca juga: Eksklusif Slamet Rahardjo: Memaknai Hidup Sebagai Panggung Sandiwara
Editor: Puput Ady Sukarno
Baca juga: Eksklusif Slamet Rahardjo: Memaknai Hidup Sebagai Panggung Sandiwara
Editor: Puput Ady Sukarno
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.