Bob Tutupoly telah berkarier selama kurang lebih 63 tahun sejak konsisten bernyanyi sejak 1950an. (Sumber foto: Twitter/@AdibHidayat)

63 Tahun Perjalanan Karier Bob Tutupoly, dari Penyanyi Jazz sampai Pembawa Acara

05 July 2022   |   12:59 WIB

Hari ini, Selasa (5/7/2022), penyanyi jaz Bob Tutupoly telah berpulang ke rumah Tuhan pada dini hari. Kepergiannya meninggalkan duka bagi para musisi dan tokoh musik Indonesia karena kontribusi Bob Tutupoly dalam mempopulerkan Indonesia ke luar negeri saat pindah ke Amerika Serikat pada akhir era 1960an.

Bobby Willem Tutupoly lahir pada 13 November 1939 di Surabaya, Jawa Timur dari kedua orang tua yang merupakan keturunan asli Negeri Ouw, Maluku. Laki-laki yang disapa Bob itu tumbuh dalam keluarga yang memiliki bakat seni, di mana ayahnya merupakan pemain suling dan ibunya penyanyi di gereja. 

Baca jugaPenyanyi Senior Bob Tutupoly Meninggal Dunia di Usia 82 Tahun

Bakat seninya berkembang sejak kecil, di mana Bob Tutupoly mulai menunjukkan ketertarikan pada dunia tarik suara dan dilakukan dengan serius sejak duduk di bangku SMA. Kala itu, dia mulai bergabung dengan Kwartet Jazz di Radio Republik Indonesia (RRI) Surabaya yang didirikan oleh Didi Pattirane.

Di sanalah, Bob Tutupoly dan teman-teman dalam grup tersebut menyanyikan sejumlah tembang dari Maluku dengan bantuan fasilitas dari Lokananta, perusahaan rekaman milik negara.

Setelahnya, Bob Tutupoly mulai mendapatkan beberapa permintaan bergabung dalam sejumlah grup musik jaz seperti Chen Brothers (terdiri dari musisi Bubi Chen, Nico, Jopie Chen, dan Frans) yang biasa mengisi acara dansa kalangan menengah atas dan Band Bhinneka Ria (bersama Bubi Chen, Loudy Item, Award Seweileh, Marius Diaz, Hasan Alamudin, dan Yusmin).

Kemudian saat pindah ke Bandung untuk menempuh pendidikan di Universitas Padjajaran setelah sempat berkuliah di Universitas Airlangga, dia bergabung dengan grup musik Cresendo milik Yongki Nusantara. Kemudian pada 1960an, dia bergabung dengan grup musik jaz The Jazz Riders setelah vokalisnya saat itu, Bill Saragih, pindah ke luar negeri. Saat tampil di TVRI inilah, nama Bob Tutupoly mulai dikenal publik.

Selain sebagai penyanyi untuk sejumlah grup musik jaz, dia juga dikenal sebagai penyanyi solo dengan aliran musik yang sama. Hal ini mulai terlihat dengan sejumlah lagu populer yang dimilikinya seperti Tiada Maaf Bagimu, Batu Nisan, dan Lidah Tak Bertulang selama era 1960an. Karena inilah, dia sempat mendapatkan predikat Penyanyi Kesayangan Siaran ABRI selama tiga tahun sejak 1966-1969.
 
Pada 1969, Bob Tutupoly pindah ke Amerika Serikat setelah menerima tawaran grup Venturas, grup musik yang terdiri dari orang-orang Indonesia yang berdomisili di Los Angeles. Namun, dia akhirnya pindah ke The Midnighters setelah sempat gagal mencari produser rekaman lagu bersama grup sebelumnya dan bekerja paruh waktu di Yamaha Buena Park. Saat inilah dia aktif menjadi penyanyi di kelab malam di Los Angeles hingga San Francisco.

Di saat yang sama, dia kemudian dipilih menjadi manajer Restoran Ramayana milik Pertamina sejak 1972. Tak hanya menjadi manajer dia juga tak lepas dari aktivitasnya sebagai penyanyi hingga kembali ke Indonesia pada 1976. Sejak pertengahan 1970an inilah, dia kembali menjadi penyanyi solo dan populer dengan sejumlah karya seperti Widuri karangan Slamet Adriyadi dan Simfoni yang Indah.

Setelahnya, Bob Tutupoly mulai memiliki sejumlah album hit seperti The Best Song Of Bob Tutupoly, Dedicated To Dr. Martin Luther King - Stone Free saat menyanyi bersama The Echos, Salah Duga saat bernyanyi bersama The Comets, Permata, dan beberapa album vinyl saat bernyanyi bersama grup The Pros, grup De Meicy, duo Pattie Bersaudara, solois Purnama Sultan, dan lainnya.

Selain aktif sebagai musisi jaz selama lebih dari 50 tahun, Bob Tutupoly juga dikenal sebagai aktor dan pembawa acara. Kariernya sebagai aktor tidak lama, di mana dia hanya pernah tercatat mengisi tiga film seperti film Italia Gli Innamorati Della Becak yang dibintanginya bersama dengan Indriati Iskak dan grup The Baby Dolls (Baby Huwae, Gaby Mambo, dan Lintje Tambayong atau Rima Melati), Penasaran (1977), dan Sebelah Mata (2008).

Baca jugaNama Panggung dari Sukarno hingga Grup Baby Dolls, Simak 5 Fakta Menarik Rima Melati

Sementara itu, karier Bob Tutupoly sebagai pembawa acara mulai tampak pada era 1980an hingga 2000an dengan partisipasinya dalam beberapa program televisi milik TVRI seperti Pesona 13 selama lebih dari satu tahun, Silih Berganti selama dua tahun, dan Ragam Pesona selama lima tahun serta Tembang Kenangan di Indosiar selama kurang lebih empat tahun.

Bob Tutupoly meninggal dunia pada Selasa (5/7/2022) akibat penyakit stroke yang dideritanya sejak lama. Setelah disemayamkan di Rumah Sakit Siloam Semanggi, pengamat musik Stanley Tulung mengatakan dalam media sosialnya bahwa jenazah mendiang akan dimakamkan di Tanah Kusir pada Kamis (7/7/2022).

Baca jugaWaspada! Gangguan Irama Jantung Bisa Berujung Stroke


Editor: Gita Carla

SEBELUMNYA

Baru Seminggu Rilis, Minions: The Rise of Gru Peroleh Perkiraan Pendapatan Kotor Lebih Rp1 Triliun

BERIKUTNYA

10 Makanan Khas Indonesia saat Perayaan Iduladha

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: