Seputar Vegetarian: Sejarah, Manfaat, Risiko, & Peluang Bisnis
04 July 2022 |
13:56 WIB
Gaya hidup sehat dengan menerapkan konsep vegetarian telah menjadi pilihan bagi sebagian orang. Cara ini dianggap lebih sehat ketimbang cara-cara lain. Meski begitu, ada risiko di balik gaya hidup sehat tersebut. Bisnis Indonesia Weekend edisi 9 Oktober 2016 pernah mengulas hal tersebut dalam laporan utamanya.
Seperti apa sebenarnya vegetarian ini? Simak informasi berikut ini:
Pengggemar makanan sehat nonhewani semakin bertambah. Diet nonhewani pun kian populer dan dianggap sebagai bagian dari gaya hidup sehat kaum urban. Tidak hanya menjalani hidup vegetarian. Beberapa tahun belakangan banyak masyarakat modern yang beralih ke diet sehat dari bahan nabati organik. Diet cara ini dikenal juga dengan metode clean eating.
Baca juga: 5 Rekomendasi Restoran Vegetarian di Jakarta yang Wajib Dicoba
Saat itu Helga tidak cocok menggunakan obat-obatan medis, sehingga terpaksa mencari cara lain untuk sembuh. Dari sana dia menemukan teknik food combining. “Saya yakin bahwa tubuh akan mengobati dirinya sendiri jika diberi asupan makanan yang sehat,” ungkapnya.
Ternyata, sambungnya, dengan cara clean eating, penyakitnya bisa sembuh dalam kurun waktu dua tahun. Hal itu itulah yang membuat Helga tertarik untuk membuat restoran clean eating setelah bertemu dengan mitra Max di Belanda, yang sekarang menjadi suaminya.
Namun, menurutnya, kebiasaan clean eating tidak selalu berarti harus menjadi Vegan. Hanya saja, dia tetap memprioritaskan makanan berbasis nabati.
Pada prinsipnya, clean eating berarti memakan makanan utuh alias whole food yang tidak diproses. Teknik clean eating berarti membebaskan tubuh dari mengonsumsi segala sesuatu yang diolah atau tidak alami.
Sebaliknya, orang dewasa juga harus memperhatikan betul asupan gizi dari makanan yang masuk ke tubuh. Menurutnya, kekurangan vitamin B12 bisa mengakibatkan gangguan pembentukan sel darah merah yang memicu anemia.
Adapun bagi ibu hamil bisa mengganggu perkembangan saraf janin yang dikandungnya. Hal itu pun berlaku bagi anak-anak. Dia menjelaskan, vitamin B12 adalah jenis vitamin larut dalam air yang bisa ditemukan di berbagai makanan hewani, seperti ikan, kerang, daging, telur, ataupun produk olahan susu.
“Vegetarian itu kan macam-macam. Ada yang masih mau mengonsumsi telur dan susu. Kalau yang ini tidak terlalu berisiko.”
Namun, imbuhnya, ada juga yang sama sekali tidak mengonsumsi sumber protein hewani. “Inilah yang harus dicarikan sumber makanan alternatifnya.”
Salah satunya adalah tempe yang memang mengandung vitamin B12. Selain kayak vitamin, tempe juga mengandung zat gizi yang mudah dicerna tubuh. Tempe juga bermanfaat untuk mencegah diare, menurunkan kolesterol darah, dan menurunkan gula darah.
Jangan Latah jadi Vegan
Hal sama diungkapkan oleh founder Lagizi Karya Indonesia Jansen Ongko...
Seperti apa sebenarnya vegetarian ini? Simak informasi berikut ini:
Pengggemar makanan sehat nonhewani semakin bertambah. Diet nonhewani pun kian populer dan dianggap sebagai bagian dari gaya hidup sehat kaum urban. Tidak hanya menjalani hidup vegetarian. Beberapa tahun belakangan banyak masyarakat modern yang beralih ke diet sehat dari bahan nabati organik. Diet cara ini dikenal juga dengan metode clean eating.
Sejarah Vegetarian
Tekniknya bisa dengan mengonsumsi makanan bebas gluten, organik, atau mentah. Pada Oktober ini sangat tepat untuk kembali menyimak seluk beluk penganut vegetarian alias kaum Vegan. Pada 1 Oktober, kaum Vegan merayakan Hari Vegetarian Dunia yang telah dipatenkan oleh The North American Vegetarian Society sejak 1977.Baca juga: 5 Rekomendasi Restoran Vegetarian di Jakarta yang Wajib Dicoba
Pengalaman Vegetarian
Helga Angelina, salah satu Vegan, mengungkapkan menjalani vegetarian selama lebih dari 10 tahun karena alasan menderita penyakit kronis. Dia sudah memulai pola makan sehat sejak SMP. “Saya mengubah kebiasaan menjadi clean eating karena alasan kesehatan, karena dulu saya menderita sebuah penyakit kronis.”Saat itu Helga tidak cocok menggunakan obat-obatan medis, sehingga terpaksa mencari cara lain untuk sembuh. Dari sana dia menemukan teknik food combining. “Saya yakin bahwa tubuh akan mengobati dirinya sendiri jika diberi asupan makanan yang sehat,” ungkapnya.
Ternyata, sambungnya, dengan cara clean eating, penyakitnya bisa sembuh dalam kurun waktu dua tahun. Hal itu itulah yang membuat Helga tertarik untuk membuat restoran clean eating setelah bertemu dengan mitra Max di Belanda, yang sekarang menjadi suaminya.
Tangkapan layar Bisnis Indonesia Weekend
Pada prinsipnya, clean eating berarti memakan makanan utuh alias whole food yang tidak diproses. Teknik clean eating berarti membebaskan tubuh dari mengonsumsi segala sesuatu yang diolah atau tidak alami.
Risiko Vegetarian
Prof. Hardiansyah, Ketua Umum Pergizi Pangan Indonesia, memberikan ‘peringatan’ bagi para Vegan. “Diet vegetarian atau hanya mengonsumsi bahan pangan nabati sebenarnya mememiliki risiko defisit vitamin B12. Bagi ibu hamil dan anak-anak sebaiknya tidak menjalani diet vegetarian,” ungkapnya.Sebaliknya, orang dewasa juga harus memperhatikan betul asupan gizi dari makanan yang masuk ke tubuh. Menurutnya, kekurangan vitamin B12 bisa mengakibatkan gangguan pembentukan sel darah merah yang memicu anemia.
Adapun bagi ibu hamil bisa mengganggu perkembangan saraf janin yang dikandungnya. Hal itu pun berlaku bagi anak-anak. Dia menjelaskan, vitamin B12 adalah jenis vitamin larut dalam air yang bisa ditemukan di berbagai makanan hewani, seperti ikan, kerang, daging, telur, ataupun produk olahan susu.
“Vegetarian itu kan macam-macam. Ada yang masih mau mengonsumsi telur dan susu. Kalau yang ini tidak terlalu berisiko.”
Namun, imbuhnya, ada juga yang sama sekali tidak mengonsumsi sumber protein hewani. “Inilah yang harus dicarikan sumber makanan alternatifnya.”
Salah satunya adalah tempe yang memang mengandung vitamin B12. Selain kayak vitamin, tempe juga mengandung zat gizi yang mudah dicerna tubuh. Tempe juga bermanfaat untuk mencegah diare, menurunkan kolesterol darah, dan menurunkan gula darah.
Jangan Latah jadi Vegan
Hal sama diungkapkan oleh founder Lagizi Karya Indonesia Jansen Ongko...
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.