5 Cara Kurangi Konsumsi Ultra Processed Food dalam Diet Harian
30 January 2025 |
09:30 WIB
Ultra processed food atau makanan ultra proses menjadi bagian dari pola makan masyarakat modern yang mengutamakan kepraktisan. Mulai dari minuman bersoda, mie instan, sampai sereal, makanan ini sangat menggugah selera karena rasanya yang lezat. Namun, apabila dikonsumsi berlebihan bisa berbahaya untuk kesehatan.
Mengutip Verry Well Health, makanan ultra-proses adalah produk makanan yang telah mengalami banyak tahapan pemrosesan industri dan mengandung berbagai bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, pemanis, dan perasa buatan. Makanan ini juga sering kali memiliki kandungan gula, garam, dan lemak yang tinggi, tetapi rendah serat dan nutrisi alami.
Beberapa makanan ultra-proses antara lain minuman bersoda, minuman energi, jus kemasan, makanan ringan kemasan seperti keripik, biskuit manis, permen, sereal sarapan yang manis, mi instan, sup instan, nugget ayam, sosis, hotdog, daging olahan, es krim, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Cerdas dalam Memilah dan Memilih Makanan Demi Kesehatan Keluarga dan Anak
Makanan ultra-proses yang dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan. Misalnya meningkatkan risiko obesitas, yang selanjutnya dapat memicu penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung.
Selain itu, kandungan zat aditif seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan dalam makanan ultra-proses dapat mengganggu metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko kanker. Bagi Genhype yang ingin menghentikan kebiasaan mengonsumsi makanan ultra-proses, berikut sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menjaga keseimbangan nutrisi dalam diet harian.
Selain itu, aktivitas memasak bisa menjadi kesempatan untuk bereksperimen dengan berbagai resep sehat dan meningkatkan keterampilan kuliner. Buatlah perencanaan menu makan harian dalam seminggu dan mulailah belanja bahan-bahan makanan sehat.
Saat membaca label kemasan makanan, penting untuk mewaspadai kandungan gula, garam, dan lemak jenuh yang tinggi. Gula tambahan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Garam yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Sementara itu, lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah dan berkontribusi pada penyakit jantung.
Camilan ini tidak hanya bergizi tetapi juga membantu menjaga energi sepanjang hari. Selain itu, camilan sehat akan memberikan serat, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh.
Perhatikan juga metode memasak yang digunakan. Pilihlah hidangan yang dipanggang, direbus, atau dikukus daripada yang digoreng. Dengan demikian, kita dapat menikmati makanan di luar tanpa harus mengorbankan kesehatan tubuh.
Perubahan bertahap ini lebih mudah dipertahankan dalam jangka panjang dan membantumu menyesuaikan diri dengan pola makan yang lebih sehat tanpa merasa terbebani. Seiring waktu, perubahan kecil ini akan menjadi kebiasaan makan sehat yang akan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Baca Juga: Mengenal Diet Mediterania yang Dinobatkan Sebagai Diet Terbaik 2025
Editor: M. Taufikul Basari
Mengutip Verry Well Health, makanan ultra-proses adalah produk makanan yang telah mengalami banyak tahapan pemrosesan industri dan mengandung berbagai bahan tambahan seperti pengawet, pewarna, pemanis, dan perasa buatan. Makanan ini juga sering kali memiliki kandungan gula, garam, dan lemak yang tinggi, tetapi rendah serat dan nutrisi alami.
Beberapa makanan ultra-proses antara lain minuman bersoda, minuman energi, jus kemasan, makanan ringan kemasan seperti keripik, biskuit manis, permen, sereal sarapan yang manis, mi instan, sup instan, nugget ayam, sosis, hotdog, daging olahan, es krim, dan masih banyak lagi.
Baca Juga: Cerdas dalam Memilah dan Memilih Makanan Demi Kesehatan Keluarga dan Anak
Makanan ultra-proses yang dikonsumsi berlebihan akan menyebabkan dampak buruk bagi kesehatan. Misalnya meningkatkan risiko obesitas, yang selanjutnya dapat memicu penyakit kronis seperti diabetes tipe 2, hipertensi, dan penyakit jantung.
Selain itu, kandungan zat aditif seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan dalam makanan ultra-proses dapat mengganggu metabolisme tubuh dan meningkatkan risiko kanker. Bagi Genhype yang ingin menghentikan kebiasaan mengonsumsi makanan ultra-proses, berikut sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk menjaga keseimbangan nutrisi dalam diet harian.
1. Memasak Sendiri di Rumah
Dengan memasak sendiri, kita pumya kendali penuh atas bahan-bahan makanan yang digunakan, sehingga dapat menghindari penggunaan bahan tambahan yang tidak sehat seperti pengawet, pewarna, dan pemanis buatan yang sering ditemukan dalam makanan ultra-proses. Memasak di rumah juga membuat kita lebih mudah menyesuaikan rasa sesuai preferensi tanpa harus menambahkan gula, garam, atau lemak berlebih.Selain itu, aktivitas memasak bisa menjadi kesempatan untuk bereksperimen dengan berbagai resep sehat dan meningkatkan keterampilan kuliner. Buatlah perencanaan menu makan harian dalam seminggu dan mulailah belanja bahan-bahan makanan sehat.
2. Membaca Label Nutrisi dengan Cermat
Sebelum membeli produk bahan makanan, biasakan untuk membaca label nutrisi yang tertera pada kemasannya. Apabila terdapat banyak istilah yang tidak familiar segera cari informasinya di internet untuk mengetahui apakah itu termasuk bahan kimia tambahan yang tidak baik untuk kesehatan.Saat membaca label kemasan makanan, penting untuk mewaspadai kandungan gula, garam, dan lemak jenuh yang tinggi. Gula tambahan yang berlebihan dapat meningkatkan risiko obesitas, diabetes tipe 2, dan penyakit jantung.
Garam yang berlebihan dapat menyebabkan tekanan darah tinggi dan meningkatkan risiko penyakit kardiovaskular. Sementara itu, lemak jenuh yang tinggi dapat meningkatkan kadar kolesterol jahat (LDL) dalam darah dan berkontribusi pada penyakit jantung.
3. Mengganti Camilan Tidak Sehat
Camilan seperti keripik, biskuit manis, dan permen termasuk dalam kategori makanan ultra-proses. Sebagai alternatifnya, pilih camilan yang lebih sehat seperti buah segar, kacang-kacangan tanpa garam, yogurt tanpa pemanis, atau salad.Camilan ini tidak hanya bergizi tetapi juga membantu menjaga energi sepanjang hari. Selain itu, camilan sehat akan memberikan serat, vitamin, dan mineral yang penting bagi tubuh.
4. Kurangi Kebiasaan Makan di Luar
Restoran cepat saji sering seringkali menyediakan makanan ultra-proses yang tinggi gula, garam, dan lemak. Sebaiknya kurangi frekuensi makan di luar dan cobalah lebih sering memasak di rumah. Jika terpaksa harus makan di luar, pilih restoran yang menawarkan menu sehat dengan bahan-bahan segar dan minim pemrosesan.Perhatikan juga metode memasak yang digunakan. Pilihlah hidangan yang dipanggang, direbus, atau dikukus daripada yang digoreng. Dengan demikian, kita dapat menikmati makanan di luar tanpa harus mengorbankan kesehatan tubuh.
5. Membiasakan Konsumsi Makanan Sehat
Mengubah kebiasaan makan tidak harus dilakukan secara drastis. Mulailah dengan membuat perubahan kecil, seperti menambahkan lebih banyak makanan utuh atau real food ke dalam diet harian. Misalnya, tambahkan satu porsi sayuran atau buah setiap waktu makan dan gantilah satu camilan tidak sehat seperti minuman kemasan dengan pilihan yang lebih bergizi seperti yogurt.Perubahan bertahap ini lebih mudah dipertahankan dalam jangka panjang dan membantumu menyesuaikan diri dengan pola makan yang lebih sehat tanpa merasa terbebani. Seiring waktu, perubahan kecil ini akan menjadi kebiasaan makan sehat yang akan meningkatkan kesehatan secara keseluruhan.
Baca Juga: Mengenal Diet Mediterania yang Dinobatkan Sebagai Diet Terbaik 2025
Editor: M. Taufikul Basari
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.