5 Cara Memilih & Mengolah Daging Kurban untuk Terhindari dari PMK
04 July 2022 |
09:25 WIB
Jelang Hari Raya Iduladha yang berlangsung pada Minggu (10/7/2022), sebagian dari Genhype sudah mulai mencari dan berkurban secara luring maupun daring. Akan tetapi, pemilihan hewan kurban seringkali dibayang-bayang dengan penyakit mulut dan kuku (PMK) yang menjangkit hewan-hewan ternak.
Dokter Hewan dan Ahli Kesehatan Masyarakat dari Institut Pertanian Bogor (IPB), drh. Denny Widaya Lukman, memberikan lima tip yang bisa dilakukan oleh Genhype mulai dari pemilihan, penyembelihan, sampai pengolahan daging hewan kurban bebas PMK.
Baca juga: Begini Cara Merebus Daging Sapi Agar Cepat Empuk & Tidak Bau
Dokter Hewan dan Ahli Kesehatan Masyarakat dari Institut Pertanian Bogor (IPB), drh. Denny Widaya Lukman, memberikan lima tip yang bisa dilakukan oleh Genhype mulai dari pemilihan, penyembelihan, sampai pengolahan daging hewan kurban bebas PMK.
Baca juga: Begini Cara Merebus Daging Sapi Agar Cepat Empuk & Tidak Bau
1. Kenali gejala PMK
Penyakit mulut dan kuku (PMK) merupakan penyakit yang biasa menyerang hewan-hewan berkuku belah atau genap, terutama hewan-hewan ternak seperti sapi, kambing, kerbau hingga domba. Penyakit ini disebabkan karena virus Aphtaee epizootecae yang membutuhkan waktu inkubasi sebesar 2-14 hari.
“Mulai dari sariawan pada mulut, bibir, lidah dan dinding bagian dalam pipi, air liur yang berlebihan (hipersalivasi) serta luka atau lepuh di atas dan celah di antara dua kuku. Selain itu, kuku hewan yang terluka juga dapat terlepas apabila tidak diobati segera,” kata Denny.
Dikutip dari webinar Bincang Desa Apps Universitas Gadjah Mada, penyakit PMK merupakan penyakit akut, cepat, mendadak serta sangat menular. Meski kasus penularan pada manusia tidak banyak bahkan tidak ada, pencegahan dengan pengobatan masih belum memberikan perlindungan yang baik pada hewan.
“Mulai dari sariawan pada mulut, bibir, lidah dan dinding bagian dalam pipi, air liur yang berlebihan (hipersalivasi) serta luka atau lepuh di atas dan celah di antara dua kuku. Selain itu, kuku hewan yang terluka juga dapat terlepas apabila tidak diobati segera,” kata Denny.
Dikutip dari webinar Bincang Desa Apps Universitas Gadjah Mada, penyakit PMK merupakan penyakit akut, cepat, mendadak serta sangat menular. Meski kasus penularan pada manusia tidak banyak bahkan tidak ada, pencegahan dengan pengobatan masih belum memberikan perlindungan yang baik pada hewan.
2. Gunakan layanan kurban daring
Meski kurban umumnya dilakukan secara luring, kini masyarakat tetap bisa melakukannya secara daring melalui sejumlah lembaga kemanusiaan yang sudah terpercaya dan berada di bawah pengawasan Dinas Pertanian dan Peternakan, Kementerian Pertanian RI.
Beberapa lembaga kemanusiaan yang menyediakan layanan ini adalah Dompet Dhuafa, Ecoqurban, BAZNAS, Human Initiative, Inisiatif Zakat Indonesia, Rumah Zakat dan NU CARE-LAZISNU. Penggunaan platform daring bisa mempermudah pengawasan status hewan, baik sebelum maupun sesudah penyembelihan, pendistribusian daging kurban, serta pemberian sertifikat kurban melalui email dan notifikasi sebagai bukti yang sah.
Beberapa lembaga kemanusiaan yang menyediakan layanan ini adalah Dompet Dhuafa, Ecoqurban, BAZNAS, Human Initiative, Inisiatif Zakat Indonesia, Rumah Zakat dan NU CARE-LAZISNU. Penggunaan platform daring bisa mempermudah pengawasan status hewan, baik sebelum maupun sesudah penyembelihan, pendistribusian daging kurban, serta pemberian sertifikat kurban melalui email dan notifikasi sebagai bukti yang sah.
3. Perhatikan cara tepat memotong hewan kurban
Denny menyarankan bahwa petugas yang mengelola daging kurban harus bisa mulai memisahkan daging sapi dan domba. Alasannya karena domba cenderung tidak menunjukkan gejala jika tertular PMK. Tak hanya itu, dia juga merekomendasikan petugas kurban untuk menyembelih hewan yang sehat terlebih dahulu, baru hewan kurban dengan PMK gejala ringan.
Baca juga: Aman dikonsumsi, Begini Cara Potong dan Olah Sapi yang Terjangkit PMK
Untuk hewan dengan PMK bergejala ringan, penyembelihan atau pemotongan boleh dilakukan dengan tetap memperhatikan kebersihan. Lalu, limbah kotoran hewan yang sakit dibuang dengan ditanam di tanah atau dipisahkan di tempat tertentu, kemudian segera lapor ke dinas penyelenggara peternakan dan kesehatan hewan agar limbahnya bisa segera dipindahkan.
Baca juga: Aman dikonsumsi, Begini Cara Potong dan Olah Sapi yang Terjangkit PMK
Untuk hewan dengan PMK bergejala ringan, penyembelihan atau pemotongan boleh dilakukan dengan tetap memperhatikan kebersihan. Lalu, limbah kotoran hewan yang sakit dibuang dengan ditanam di tanah atau dipisahkan di tempat tertentu, kemudian segera lapor ke dinas penyelenggara peternakan dan kesehatan hewan agar limbahnya bisa segera dipindahkan.
4. Segera distribusi daging kurban
Denny merekomendasikan masyarakat yang menerima daging kurban yang diberikan memiliki maksimal masa kesegaran hingga lima jam setelah pemotongan. Tujuannya adalah untuk mencegah adanya perubahan kimiawi pada daging dan berkembangnya bakteri pada daging mentah.
“Daging juga dapat diolah menjadi kornet karena dari aspek keamanan pangan, pemanasan dalam proses produksi kornet dapat menonaktifkan virus,” saran Denny.
“Daging juga dapat diolah menjadi kornet karena dari aspek keamanan pangan, pemanasan dalam proses produksi kornet dapat menonaktifkan virus,” saran Denny.
5. Olah daging dengan cara yang tepat
Meski PMK tidak menular pada manusia, Denny tetap menyarankan agar daging kruban harus dimasak dengan matang agar bakteri dan virus bisa mati. Alternatifnya, daging mentah yang diterima harus segera disimpan dalam pendingin atau freezer agar kesegaran daging tetap terjaga. Tidak hanya itu, pembekuan bisa menjaga nutrisi daging dan tidak ada perubahan kimiawi secara alami yang berisiko terjadi.
Editor: Gita Carla
Editor: Gita Carla
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.