Ilustrasi influencer. (Sumber gambar: Unsplash)

Riset: Influencer Bisa Bantu Brand Bangun Koneksi dengan Konsumen

29 June 2022   |   14:49 WIB

Salah satu metode pemasaran yang dilakukan oleh banyak merek atau brand sebuah perusahaan adalah menggaet influencer atau figur publik. Tujuannya adalah untuk membantu mempromosikan produk agar relevan dengan target konsumen yang dicapainya melalui platform media sosial.

Ternyata, selain membantu mempromosikan produk, kehadiran influencer dinilai bisa membangun hubungan dengan pihak konsumen. Temuan ini diperkuat dalam riset Annual Marketing Report 2022 milik Nielsen yang rilis pada Senin (27/6/2022) menunjukkan adanya peningkatan kepercayaan terhadap sebuah brand atau merek dengan keterlibatan influencer dan media sosial.

Baca juga: Kiat Membangun Brand Fesyen yang Efektif, Tidak Asal Bakar Uang

Setidaknya, penggunaan media sosial dianggap memberikan keuntungan dalam aspek pemasaran. Riset Trust in Advertising 2021 menunjukkan adanya minat peningkatan pengeluaran iklan di media sosial hingga 53 persen pada 2023 dan efektivitas iklan ini terjadi pada 64 persen pemasar dari perusahaan.

Kemudian dalam segi pengaruh influencer terhadap konsumen, riset yang sama juga menemukan bahwa 71 persen konsumen dari berbagai belahan dunia percaya dengan konten dari influencer. Konten berupa iklan, opini, hingga penempatan produk (product placement atau PPL) sebagian besar merupakan bentuk kolaborasi hasil kerja sama.

Tidak hanya itu, penggunaan influencer dalam promosi brand dan perusahaan beserta dengan engagement atau interaksi di dalamnya memiliki pengaruh bagi kemajuan perusahaan. Setidaknya, sekitar 80 persen audiens bisa mengingat konten promosi yang diberikan pemasar atau perusahaan yang menggunakan jasa influencer dalam promosinya.
 

Influencer dalam ragam platform media sosial dunia

Riset InfluenceScope 2021 menunjukkan bahwa 72 persen influencer menggunakan Instagram sebagai platform media sosial utama dalam berhubungan dengan audiensnya. Namun, beberapa influencer juga memiliki beberapa platform tambahan seperti TikTok, yang menarik perhatian 68 persen perusahaan dan brand untuk berinvestasi di platform video singkat tersebut, dan Youtube.

Persebaran influencer yang memiliki tiga platform ini terbagi ke dalam lima kategori berdasarkan jumlah pengikut: Nano (1.000-10.000 pengikut), Micro (10.000-50.000 pengikut), Mid (50 ribu-100 ribu pengikut), Macro (100 ribu-1 juta pengikut), dan Mega (lebih dari 1 juta pengikut).

Secara umum, sebagian besar influencer dengan kategori Nano (55,2 persen) terdapat di Instagram sebagai platform, sedangkan influencer kategori Micro (48 persen), Mid (50,9 persen), Macro (46 persen), dan Mega (36,7 persen) banyak ditemui di Tiktok. Influencer dalam platform Youtube sebagian besar diisi oleh influencer kategori Mega (28,8 persen), Macro (17 persen), dan Mid (11,3 persen).

Baca juga: Influencer Punya Peran Penting dalam Penipuan Investasi, Ini Alasannya!

Berdasarkan jenis kelamin, influencer perempuan banyak ditemui di platform Instagram (57,31 persen) dan Tiktok (55,12 persen). Berbeda dengan kedua platform sebelumnya, Youtube justru banyak memiliki influencer laki-laki sebanyak 67,73 persen.

Di Indonesia, jumlah influencer masih didominasi oleh pengguna Instagram, Tiktok, dan Youtube dengan jumlah lebih dari lima juta orang. Lalu, kepadatan influencer Indonesia terkonsentrasi di Instagram dengan porsi lebih 50 persen dan Youtube menempati porsi terkecil dengan estimasi kurang dari dua persen.

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Peran Vital Komunitas dalam Perkembangan Esports Indonesia

BERIKUTNYA

Halo Bapak-bapak, Ingat Kalian Juga Punya Peran Krusial Soal Keuangan Keluarga

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: