Ilustrasi tulang belakang (Sumber gambar: Hypeabis/Kenny Eliason)

8 Cara Jitu Atasi Nyeri Tulang Belakang Tanpa Operasi

29 June 2022   |   13:50 WIB
Image
Dika Irawan Asisten Konten Manajer Hypeabis.id

Seiring dengan bertambahnya usia, salah satu masalah kesehatan yang sering muncul adalah sakit tulang belakang. Hal ini bisa membuat seseorang merasa tidak nyaman dan menganggu kualitas hidupnya. 

Menurut Spesialis Kedokteran Fisik dan Rehabilitasi Deasy Erika, nyeri tulang belakang bisa dipicu oleh kebiasaan yang salah sehari-hari. Hal ini mulai dari posisi duduk, membungkuk, berdiri, atau efek mengangkat benda yang berat. 

“Gejalanya bisa berupa rasa sakit yang datang dan pergi, sendi yang terasa kaku atau sulit digerakkan dan rasa tegang,” ujarnya dikutip dari Bisnis Indonesia Weekend edisi 13 November 2016.

Baca juga: Begini Cara Ampuh Mengobati Nyeri Otot, Tulang dan Sendi

Selain itu, nyeri juga biasanya disertai dengan gejala seperti kelelahan, kesemutan, dan rasa terbakar yang parah diiringi rasa sakit. Lantas bagaimana cara mengatasinya? Dalam beberapa kasus, pasien biasanya menjalani operasi. Namun, pada pasien usia lanjut operasi biasanya tidak disukai karena khawatir terhadap kontra indikasi pascaoperasi. 

Deasy menjelaskan dunia kedokteran saat ini sebenarnya menawarkan beberapa solusi pengobatan nyeri tulang belakang tanpa operasi. Berikut ini beberapa di antaranya: 
 

1. Epidural steroid injection

Ini adalah terapi suntikan yang melibatkan penggunaan obat steroid ke dalam ruang epidural tulang belakang. Terapi ini efektif mengurangi nyeri, inflamasi, edema, dan iritasi dengan memini malisir pembengkakan pada saraf tepi. Kendati demikian, penggunaan steroid ini memiliki risiko terutama pada penderita penyakit jantung. 
 

2. Radiofrequency ablation

Terapi ini dilakukan dengan mengalirkan aliran listrik yang diproduksi gelombang radio untuk memanaskan saraf tertentu demi mengurasi rasa nyeri. Dalam hal ini, aliran listrik tersebut akan membaalkan saraf yang bertugas mengalirkan rasa nyeri ke otak dalam jangka waktu tertentu. Biasanya akan berdampak hingga 2 tahun. 
 

3. Platelet Rich Plasma

Ini merupakan teknologi tinggi dengan menggunakan sel-sel tubuh sendiri untuk menghilangkan rasa sakit.
 

4. RACZ catheter

Terapi ini dilakukan dengan memasukkan selang kateter ke dalam rongga epidural yang berada di luar sumsum tulang belakang, mengarahkannya ke target saraf yang terjepit, dan menyuntikkan obat penghilang sakit, obat anti inflamasi kronis, dan obat anti perlengketan saraf. 
 

5. Simpathetic block

Penyuntikan di sekitar tulang belakang untuk meredakan nyeri yang berkaitan dengan sistem saraf otonom. 
 

6. Transforaminal block

Tindakan penyuntikan steroid melalui transforminal untuk mengurangi rasa nyeri pada tulang belakang. Deasy menuturkan tindakan ini bisa menghilangkan keluhan secara signifikan hingga 55?n dapat bertahan lebih dari 1 tahun. 
 

7. Epiduroscopy

Ini merupakan teknik penyisipan filamen serat optic melalui jarum langsung ke tulang belakang yang terhubung ke monitor televisi utnuk memvisualisasi bagian dalam kanal tulang bekalang dan saraf tulang belakang. 
 

8. Spinal cord stimulation

Tindakan memanipulasi rangsang nyeri pada kasus-kasus nyeri kronis di daerah punggung, lengan, atau tungkai dengan menanam alat stimulator pada daerah tulang belakang. 

Pada bagian lain, Dokter Spesialis Ortopedi dari Rumah Sakit Pondok Indah Lutfi Gatam menjelaskan penyakit tulang belakang memang umum diderita masyarakat.  Tingkatannya pun bervariasi mulai dari yang ringan, sedang, sampai tingkat berat. Gejala awal yang muncul antara lain nyeri pada punggung yang bisa diatasi dengan istirahat cukup selama 2 hari-3 hari.

Baca juga: Ada Teknologi Baru untuk Perbaikan Patah Tulang

Beberapa aktivitas yang bisa memperburuk rasa nyeri pada tulang belakang adalah mengendarai sepeda motor yang terlalu menjorok ke depan. Selain itu, terlalu lama berada di depan komputer atau laptop juga bisa meningkatkan risiko. “Saat melakukan kegiatan tersebut, orang biasanya tidak duduk dengan dekat dan cenderung menunduk. Hal ini akan membuat bantalan sendi rentan cedera,” ujarnya.  

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Tayang 7 Juli, Series Suka Duka Berduka Hadirkan Kisah Drama Komedi Satire Keluarga

BERIKUTNYA

Peran Vital Komunitas dalam Perkembangan Esports Indonesia

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: