Jakarta Jadi Pusat Pariwisata & Kreatif, Begini Aktivitas & Keunikannya

Genhype, dari wisata kota, alam, budaya, hingga kreatif, DKI Jakarta punya itu semua. Ibu kota negara saat ini memiliki potensi besar yang bisa dioptimalkan untuk menjadikan wilayah ini tidak sekadar sebagai pusat ekonomi nasional tapi juga sebagai pusat pariwisata. 

“Selamat datang di Jakarta, a city of collaboration. Kehidupan perkotaan yang semarak dengan berbagai keragaman, dari warisan budaya hingga destinasi kelas dunia yang menyenangkan,” begitu tulisan yang menyambut kita bila kita berkunjung ke situs resmi Pemprov DKI Jakarta. 

Kesan pertama yang ditampilkan bukan hanya Jakarta sebagai kota metropolitan tapi juga sebagai kota pariwisata - budaya hingga destinasi bertaraf internasional yang bisa dikunjungi oleh seluruh masyarakat, dari dalam maupun luar negeri. 

Kepala Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif Provinsi DKI Jakarta Andhika Pertama menerangkan bahwa wilayah ini punya ragam wisata yang bisa dinikmati. Mulai dari wisata taman kota hingga wisata bahari dan pulau di wilayah Kepulauan Seribu. 

Baca Juga : Daftar Museum Terbaik di Jakarta yang Wajib Dikunjungi 

Langkah konkret yang dilakukan misalnya dengan merancang paket wisata untuk para digital nomad di Pulau Bidadari, yang merupakan salah satu destinasi wisata favorit di kawasan tersebut. Ini akan menjadi pilot project dari misi yang lebih besar di banyak pulau. 

Ada juga taman rekreasi yang menyuguhkan berbagai atraksi hiburan, belanja dengan bertebarannya pusat perbelanjaan atau mal di wilayah ini, hingga wisata budaya dengan ragam penampilan dan pertunjukan seni tradisi. 

Dalam rangka menyambut Hari Ulang Tahun DKI Jakarta yang ke-495, Pemerintah Provinsi bekerja sama dengan berbagai pihak telah menyiapkan berbagai kegiatan wisata budaya termasuk gelaran bertajuk Jakarta Hajatan yang akan diadakan di pusat kebudayaan Taman Ismail Marzuki. 

Baca Juga : Menengok Wajah Baru Taman Ismail Marzuki, Berubah Lebih Modern 

Gelaran tersebut memamerkan karya seni seperti lukisan, patung, kain, dan mix media. Selain itu, akan ada juga pemutaran film hingga lokakarya terkait dengan seni yang melibatkan insan budaya di wilayah ibu kota. 

Hal-hal ini menjadi modal yang kuat bagi DKI Jakarta untuk menarik minat pelancong di seluruh dunia, sembari terus meningkatkan kualitas sarana, prasarana, hingga fasilitas penunjang. Terlebih jika nanti status ibu kota negara sudah benar-benar dialihkan dari DKI Jakarta ke wilayah Kalimantan Timur. 

Ketua Perhimpunan Hotel dan Restoran Indonesia DKI Jakarta Sutrisno Iwantono mengatakan perayaan dan peringatan ulang tahun ini sangat penting untuk dijadikan momentum seluruh pihak terkait berbenah diri. 

Khususnya mempersiapkan situasi pada masa mendatang ketika Jakarta akan melepas statusnya sebagai ibu kota negara. “Ini penting untuk dipersiapkan. Karena kalau Jakarta sudah bukan lagi sebagai ibukota tentu akan ada dampaknya, ini yang perlu menjadi perhatian bersama,” ujarnya. 

Baca Juga : Menilik Desain Arsitektur Istana Negara di Ibu Kota Baru 

Dalam konteks pariwisata, kata Sutrisno, pemindahan pemerintahan akan secara langsung berpengaruh pada pelaku usaha hotel dan restoran, yang banyak mengandalkan kegiatan meetings, incentives, convention, and exhibitions (MICE) dari pelaku pemerintah dan perusahaan. 

Ini juga termasuk perjalanan dinas aparat pemerintah dari daerah ke pusat yang akan beralih tidak lagi di Jakarta. Oleh sebab itu, penting bagi pemerintah provinsi DKI Jakarta dan pihak-pihak terkait untuk memikirkan matang-matang strategi mengurangi dampak yang akan muncul. 

Dia menuturkan, Jakarta perlu bertransformasi dari pusat pemerintah ke pusat bisnis yang lebih lanjut. Untuk melakukan hal tersebut diperlukan banyak persiapan tak terkecuali perencanaan yang matang meliputi perangkat hukum hingga infrastruktur yang memfasilitasi proses Jakarta menjadi kota bisnis seutuhnya. 

“Jakarta sebagai pusat bisnis dan ekonomi itu juga bagian dari pariwisata. Seperti di Singapura yang kental dengan pariwisata bisnis, MICE. Selain itu, pusat perdagangan juga bisa dijadikan sebagai bagian dari itu karena kita [Jakarta] punya infrastrukturnya, bandara dan pelabuhan besar itu sudah eksis dan bisa dimanfaatkan,” katanya. 

Baca Juga : Menu-Menu Unik Khas Jakarta yang Wajib Dicoba 
 

Ekonomi Kreatif 

Andhika juga menegaskan bahwa DKI Jakarta akan memperkuat sektor pariwisata dan ekonomi kreatif (Ekraf) sebagai antisipasi berpindahnya status ibu kota negara. Ekraf, lanjutnya, punya potensi pengembangan yang sangat potensial dan bisa berkontribusi besar bagi masyarakat di wilayah ini. 

Untuk itu, Dinas Pariwisata dan Ekonomi Kreatif DKI Jakarta bekerja sama dengan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia pada awal tahun ini menerbitkan Direktori Ekonomi Kreatif Jakarta. Tujuannya adalah untuk mendorong pertumbuhan dan memajukan potensi pelaku ekonomi kreatif. 

Laporan tersebut merangkum beberapa permasalahan yang ditemui terkait ekonomi kreatif di Jakarta, beserta dengan rekomendasi upaya yang bisa dilakukan untuk mengatasi problematika tersebut. Dengan begitu diharapkan sektor ini bisa mendorong perekonomian wilayah. 

Ini termasuk mendorong percepatan pemulihan ekonomi kreatif dengan memudahkan akses hak kekayaan intelektual hingga monetisasi properti intelektual. Upaya lain adalah menciptakan enabling creative environment dengan pembuatan creative hub dam pembentukan audience building. 

Begitu juga dengan pendekatan tiga budaya, baik traditional culture, pop culture, dan tech culture yang tidak bisa ditinggalkan. Untuk itu, perspektif pengembangan ekonomi kreatif dapat menganut kombinasi di antara ketiganya. 

“Ekonomi kreatif menjadi penyumbang besar dan tulang punggu perekonomian baru di Jakarta, kota ini juga menjadi pusat ekonomi kreatif secara nasional. Potensi besar yang dimiliki ini perlu ditangani serius oleh pemerintah,” katanya. 


Editor: Roni Yunianto