Ilustrasi penyakit Neuropati Perifer. (Sumber gambar: Freepik)

Deteksi Dini Bisa Bantu Cegah Penyakit Neuropati Perifer

20 June 2022   |   19:59 WIB

Penyakit Neuropati Perifer yang biasa terjadi di bagian saraf perifer atau saraf tepi pada anggota tubuh (misalnya tangan, kaki, dan wajah) memiliki risiko pada semua kalangan masyarakat, baik mereka yang masih berusia muda maupun lanjut usia. Luasnya risiko membuat penyakit ini harus dideteksi dini oleh masyarakat.

Menurut dr. Manfaluthy Hakim, selaku Ketua Pokdi Neuro Fisiologi Perhimpunan Dokter Spesialis Saraf Indonesia (PERDOSSI), penyakit Neuropati Perifer saat ini mengalami kendala pada pencegahan yang tidak banyak dilakukan oleh pasien berisiko.

"Pasien datang karena keluhan, sehingga diagnosis hanya berdasarkan gejala dan tanda neuropati dan jarang menggunakan pemeriksaan lengkap. Akibatnya, diagnosis tidak akurat dan terapi terlambat," tuturnya dalam webinar Neuropathy Awareness Week – Feel Life Campaign, Senin (20/6/2022).

Baca juga: Simak Penjelasan, Gejala, dan Pencegahan Penyakit Neuropati Perifer

Dampak akhir dari masalah pada penanganan penyakit Neuropati Perifer ada pada kurang dari 50 persen jumlah pasien yang diterapi dengan hasil yang maksimal. Hal inilah yang membuat para ahli kesehatan menyarankan adanya deteksi dini sebagai upaya pencegahan sekaligus pengobatan yang lebih cepat.

Deteksi dini bisa mulai dilakukan dengan mengenal berbagai gejala dan dampak dari penyakit saraf tersebut, salah satunya bisa dimulai dari rasa kesemutan dan kebas yang banyak dijumpai pada masyarakat berusia 26 tahun hingga 30 tahun ke atas.

Menurut Manfaluthy, durasi dan intensitas kesemutan bisa menjadi catatan untuk mengetahui kapan seseorang dengan gejala awal Neuropati Perifer bisa langsung ke dokter.

"Kesemutan yang normal terjadi pada posisi tubuh tertentu, misalnya menekuk tangan atau duduk bersila setelah beberapa lama di kedua kaki. Namun saat [kaki atau tangan] diluruskan, kesemutan itu hilang," jelasnya.

Dia juga menyebutkan bahwa kesemutan yang tidak normal adalah kesemutan yang terjadi dalam durasi yang lama dan secara berulang, mengingat kesemutan merupakan bentuk saraf yang cedera dan terganggu fungsinya.

Baca juga: Waspada Gaes, Virus Ramsay Hunt Bisa Menular, Ini yang Perlu Diwaspadai

Dengan tindakan pencegahan dini melalui deteksi sejak awal, secara umum risiko penyakit Neuropati Perifer bisa berkurang dengan pengobatan yang lebih efektif serta regenerasi serabut saraf yang bekerja dengan baik agar kerusakan saraf tidak menjadi lebih parah. Jika penanganan tidak dilakukan sedari dini, serabut saraf bisa hilang dengan risiko point of no return jika dampak ini terjadi lebih dari 50 persen.

Kemudian, sebuah riset dari Selfcare Consumer Institute melihat bahwa pemberian vitamin B1, B6, dan B12 pada penyakit Neuropati Perifer bisa meningkatkan kesembuhan setidaknya selama 14 hari pengobatan. Manfaluthy menambahkan bahwa konsumsi vitamin B bisa membantu regenerasi sel saraf, sehingga harus tercukup untuk menjaga kesehatan saraf tepi.

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

10 Ekstensi Google Chrome yang Wajib Kalian Punya

BERIKUTNYA

Pahami Tiga Risiko Saat Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: