Ilustrasi sekolah anak (sumber gambar : pexels)

Pahami Tiga Risiko Saat Menyiapkan Dana Pendidikan Anak

20 June 2022   |   20:30 WIB
Image
Dewi Andriani Jurnalis Hypeabis.id

Menjelang tahun ajaran baru, Genhype sudah menyiapkan dana pendidikan untuk sang buah hati? Apalagi saat ini biaya pendidikan anak terus meningkat. Dalam menyiapkan pendidikan, orang tua perlu fokus memilih institusi pendidikan terbaik yang diimbangkan juga dengan kemampuan finansial keluarga.

Vice President Head of Marketing & Branding and Digital Channel Astra Life Windy Riswantyo mengatakan, dana pendidikan bisa mencakup persiapan jangka pendek yang dianggarkan setiap tahun ajaran baru, maupun persiapan jangka panjang seperti untuk dana masuk pergururan tinggi.

"Keduanya memiliki risiko yang perlu untuk diantisipasi dengan baik agar tidak mengganggu kestabilan finansial dan berdampak pada persiapan dana pendidikan anak," ujarnya.

(Baca juga: Cara Menyiapkan Dana Pendidikan Lewat Asuransi)

Berikut ini adalah beberapa risiko yang kerap kali menjadi hambatan dalam menyiapkan dana pendidikan anak secara optimal: 


1. Risiko Perencanaan Pendidikan yang Kurang Matang

Saat memutuskan untuk menikah dan memiliki anak, dana pendidikan anak adalah hal yang penting untuk diperhitungkan dan disepakati bersama pasangan. Penghitungan ini meliputi besaran biaya pendidikan anak mulai dari pendidikan dasar hingga perguruan tinggi yang nantinya akan dialokasikan secara rutin.

Pastikan perencanaan alokasi biaya sudah dipertimbangkan, termasuk memilih sekolah mana yang tepat. Tidak ada salahnya mencari tahu lebih awal besaran biaya iuran sekolah, biaya kursus, bahkan hingga biaya membeli keperluan sekolah seperti seragam, buku pelajaran, hingga estimasi biaya yang diperlukan untuk transportasi ke sekolah.

Tidak kalah penting, alokasi biaya pendidikan anak juga perlu dibuat ke dalam pos tabungan yang terpisah dengan pos tabungan lainnya agar bisa digunakan secara tepat sesuai perencanaan.


2. Risiko Inflasi Biaya Pendidikan Anak

Selain perencanaan keuangan dengan alokasi dana pendidikan secara rutin, faktor lainnya yang harus diperhitungkan adalah besaran inflasi kebutuhan pendidikan. Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2021, rata-rata inflasi biaya pendidikan di tingkat sekolah dasar hingga menengah atas adalah 10- 15 persen per tahun dan di tingkat perguruan tinggi sebesar 30-45 persen per tahun.

Agar tidak semakin terpaut jauh dengan besarnya nilai inflasi, dana tabungan pendidikan anak bisa dialokasikan ke dalam berbagai instrumen investasi untuk mendapatkan manfaat bunga, mulai dari deposito, emas, hingga reksadana. Sebisa mungkin hindari mengalokasikan dana pendidikan pada instrumen investasi dengan risiko yang tinggi agar dana pendidikan tetap aman.


3. Risiko Penanggung Dana Pendidikan Anak

Faktor lainnya yang perlu diperhatikan adalah risiko penanggung biaya pendidikan anak yang umumnya adalah orangtua. Tidak dapat dipungkiri bahwa orangtua juga memiliki peran besar sebagai pencari nafkah keluarga, termasuk untuk pemenuhan kebutuhan biaya pendidikan anak.

Jika penanggung dana pendidikan anak mengalami hambatan dalam mencari nafkah misalnya karena sakit, catat tetap atau tutup usia, maka besar kemungkinan pendidikan anak juga ikut terhambat.

Maka penting untuk memitigasi risiko yang bisa terjadi kapan saja agar anak tetap bisa melanjutkan pendidikannya. Bisa dilakukan melalui proteksi diri dan keluarga yang didapatkan dari produk asuransi jiwa.

Editor: Nirmala Aninda

SEBELUMNYA

Deteksi Dini Bisa Bantu Cegah Penyakit Neuropati Perifer

BERIKUTNYA

Geram dengan Tuduhan Bullying, Agensi Nam Joo-hyuk Ambil Jalur Hukum

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: