Hiu paus atau hiu tutul di Taman Nasional Teluk Cendrawasih. (Sumber gambar: IG/bbtn_telukcenderawasih)

Rekomendasi Traveling: Sensasi Berjumpa dengan Hiu Tutul di Teluk Cendrawasih Papua

14 June 2022   |   13:49 WIB

Teluk Cendrawasih adalah satu di antara sejuta pesona alam yang dimiliki oleh bumi Papua. Kawasan bernama Taman Nasional Teluk Cenderawasih ini tidak hanya cantik, tetapi juga memiliki misteri di dalamnya. Berbagai flora dan fauna menjadikan teluk tersebut sebagai rumah. Salah satunya hiu tutul atau hiu paus. 

Pengalaman seru berjumpa dengan satwa tersebut diceritakan oleh Rani Bustar dalam laporannya untuk Bisnis Indonesia Weekend edisi 25 September 2016. Seperti apa kisah menariknya? Yuk simak tulisannya di bawah ini.

Baca juga: Viral Lokasi KKN Desa Penari, Rowo Bayu Tempat Wisata yang Punya Sejarah

Pagi baru saja menjelang. Semburat jingga di ufuk timur menepis gelap yang perlahan hilang. Lampu-lampu bagan sudah mati sejak satu jam silam. Tanda, nelayan bagan sudah selesai menarik jaringnya. Berharap panen banyak ikan hari ini. Terapung-apung sejak tiga hari terakhir, membuat angin dan bau laut terasa sudah akrab di hidung.

Tidak seperti sebelumnya, saat baru saja menaiki kapal phinisi kayu KLM Kurabesi Explorer yang sandar di Pelabuhan Manokwari. Tiga hari ini pula, kapal kayu perlahan bergerak melayari Teluk Cendrawasih. Dari Manokwari menyusuri perairan pesisir menuju Kwatisore demi hiu paus.

Dengan kecepatan rata-rata 5 knot — 6 knot, irama hidup sejak tiga hari lalu pun tertambat bersama ayunan haluan kapal ini. Dan perjalanan itu terbayar tuntas hari ini. Ian, pemuda berdarah Ternate, dive master Kurabesi Explorer, bersorak ketika mendengar kabar dari sebuah bagan di ujung sana.

“Ada tiga ekor hiu paus yang naik tadi subuh. Yang masih di permukaan tinggal dua.”

Hiu paus, hiu tutul, atau whale shark (Rhincodon typus), adalah salah satu spesies hiu yang memiliki ukuran super besar. Orang Papua menyebutnya Gorano Bintang. Dengan panjang dewasa rata-rata sekitar delapan meter hingga 10 meter, ikan ini bahkan dinobatkan menjadi mahluk laut terbesar di dunia.

Meski raksasa, hiu paus adalah ikan pemakan plankton, alga, dan binatang laut kecil lainnya. Sebab jenis makanannya yang biasa tersedia di permukaan air, ikan ini sering muncul di permukaan. Mulut besarnya — untuk menyaring makanan secara massif—tampak menyeramkan kendati sebenarnya nihil gigi.
 

Tangkapan layar

 

Status Terancam

Gerakannya lamban dan cenderung tidak agresif membuatnya seperti hewan yang jinak. International Union of Conservation of the Nature (IUCN) telah memasukkan spesies ini dalam daftar merah dengan status rentan terancam. Hiu ini tidak menyerang manusia.

Tak jarang malah, hiu paus membiarkan manusia berenang atau menyelam di sekitarnya. Inilah yang membuat Teluk Cendrawasih kondang sebagai salah satu tempat termudah untuk dapat bertemu hiu paus.

Namun, hal ini juga yang membuat ikan semakin terancam. Berenang atau menyelam dengan hiu paus, harus paham kebiasaan ikan ini. Jangan memotong jalur pergerakannya dan hindari memegangnya, agar si hiu tidak merasa terganggu.

Mana Nitithanakul, turis asal Thailand yang bertamasya dengan Kurabesi Explorer, tak henti tertawa gembira. Pria separuh baya yang sudah berkelana ke banyak destinasi selam dunia ini sengaja ke Teluk Cendrawasih demi hiu paus.

“Ikannya besar sekali. Menakjubkan bisa melihat bahkan berenang dan menyelam sangat dekat dengan ikan sebesar ini. Dia tidak menyerang. Ini sungguh luar biasa,” katanya.
 
Mana tidak sendiri, dia bersama lima orang temannya sesama penyelam dari Thailand. Papua adalah destinasi favoritnya di Indonesia. Dua tahun sebelumnya, Mana dan kelompoknya berkunjung ke Raja Ampat.

Memang, dibandingkan dengan Raja Ampat, Teluk Cendrawasih belum terlalu banyak dikunjungi turis. Pamornya belum semoncer Raja Ampat, padahal potensi alamnya luar biasa. Sepanjang perjalanan disuguhi hamparan hutan dan Pegunungan Arfak yang hijau serasi bersanding dengan laut biru.
 

Sisa Perang Dunia ke-II

Beberapa gugusan pulau kecil, seperti Pulau Roswar memiliki daya tarik tersendiri antara lain mata air panas dan gua alam. Terus berlayar ke selatan, Pulau Roon adalah persinggahan berikutnya. Di sini ada artefak Perang Dunia Ke-II di bawah laut yang sering diselami, yaitu Zero Airplane.

Bangkai sayap pesawat kecil ini masih jelas terlihat di antara terumbu karang yang tumbuh di sekitarnya. Tutupan terumbu karang yang sehat didominasi oleh acropora dan jenis-jenis karang keras lainnya menjadi rumah beraneka jenis ikan.

Baca juga: Berarung Jeram Asyik di Sungai Citarik

Selain hiu paus, Teluk Cendrawasih juga dikenal sebagai surga makro atau spesies laut yang berukuran kecil seperti kuda laut mini atau pigmy dan moluska atau kekerangan, seperti keong, triton, dan terutama kima raksasa (Tridacna gigantis) yang terancam punah.

Editor: Dika Irawan

SEBELUMNYA

Penyanyi Bunga Citra Lestari Gelar Konser Blossom Intimate di Singapura

BERIKUTNYA

Wajib Main, Permainan Video Game dari Asia Tenggara yang Ditunggu-tunggu

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: