Profesi Data Science di Indonesia, Kekurangan Talenta & Masih Salah Kaprah
01 June 2022 |
21:48 WIB
Era data sebagai akibat dari masifnya adopsi platform digital menuntut kehadiran talenta atau sumber daya manusia yang mampu mengelola, mengolah, menganalisis, dan menghasilkan wawasan dari besarnya data yang ada. Ini mendorong ilmu data (data science) kian populer diminati oleh banyak orang.
Ilmu data adalah sebuah disiplin dan keterampilan khusus terkait dengan pembelajaran mesin, analitik, dan algoritma merupakan bidang yang popularitasnya melambung pesat dalam beberapa waktu belakangan, tak terkecuali di Indonesia.
Platform jejaring sosial profesional LinkedIn menyatakan bahwa Data Science Specialist menjadi salah satu pekerjaan paling meningkat di Indonesia pada tahun ini. Selain itu, pekerjaan lain yang terkait dengan ilmu data semisalMachine Learning Engineer juga termasuk yang paling diminati.
Baca Juga : Seberapa Menjanjikan Profesi Sebagai Data Scientist
Grace, Business Development DQLab - platform belajar ilmu data daring - mengamini hal tersebut. Menurutnya, kondisi yang menuntut transformasi di berbagai organisasi termasuk perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang akrab dengan kemampuan teknis untuk memaksimalkan data.
Suwarti, Data Scientist di Astra Graphia IT dan lulusan program Digital Talent Scholarship Kementerian Komunikasi dan Informatika juga mengatakan hal serupa. Bahkan, menurutnya, pekerjaan ilmuwan data di luar negeri biasanya diisi oleh para profesional dengan jenjang pendidikan sekelas Doktor (S3).
Hanya, lanjutnya, lantaran Indonesia saat ini masih sangat kekurangan orang-orang di bidang ini, jenjang tersebut tidak terlalu menjadi persoalan. Hal ini berarti, peluang untuk menjadi seorang yang bekerja sebagai ilmuwan data terbuka lebar.
Tak hanya itu, dia menyebut bahwa kemampuan teknis yang dimiliki oleh data scientist juga bisa membawa pekerja ke berbagai sektor pekerjaan dan tingkatan. “Data science itu manfaatnya luas banget dan banyak yang bilang ini akan menjadi Excel-nya masa depan, dan bisa dikombinasikan dengan keterampilan lain,” katanya.
Baca Juga : Laju Pesat Digitalisasi & Potensi Besar Data Center di Dalam Negeri
Suwarti menerangkan bahwa ilmu data merupakan gabungan dari ilmu komputer, matematika, dan pengetahuan bisnis. Ini tampaknya terkesan sangat rumit untuk dipelajari, tapi justru ini bisa dipelajari dengan fokus.
Dia melanjutkan, untuk bahasa pemrograman biasanya ada alat tertentu yang umum digunakan seperti Phyton dan R. Untuk itu, peminat bisa berfokus untuk mempelajari hal tersebut, tidak perlu menekuni semua yang ada.
Statistik untuk ilmu data pun demikian, punya fokus tersendiri sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu, ilmu atau pengetahuan bisnis umumnya bisa dipelajari ketika mereka mulai terjun langsung ke dunia kerja atau mengerjakan hasil studi kasus yang sudah ada.
Akan tetapi, dalam dunia pekerjaan nyata, tujuan utama dari ilmuwan data adalah menyelesaikan persoalan bisnis yang ada. Ini tidak selalu memerlukan teknologi machine learning yang kompleks, tapi bisa saja menggunakan analisa statistik sederhana.
“Bagi perusahaan, mereka tidak begitu melihat pemodelan seperti apa yang kita [ilmuwan data] buat, yang penting itu bisa menyelesaikan masalah. Jadi seorang data scientist juga perlu softskill lain seperti kemampuan berkomunikasi, menyampaikan insight apa yang didapatkan dari data tersebut.
Baca Juga : Peluang Ragam Profesi pada Era Digital & Maraknya E-Commerce
Baca juga: Teknologi AI & ML Kian Cerdas Menangani Pekerjaan Berbagai Profesi
“Ketiganya punya perannya tersendiri dan saling berkaitan satu sama lain. Bukannya lebih hebat pekerjaan A atau B,” katanya
Editor : Dika Irawan
Ilmu data adalah sebuah disiplin dan keterampilan khusus terkait dengan pembelajaran mesin, analitik, dan algoritma merupakan bidang yang popularitasnya melambung pesat dalam beberapa waktu belakangan, tak terkecuali di Indonesia.
Platform jejaring sosial profesional LinkedIn menyatakan bahwa Data Science Specialist menjadi salah satu pekerjaan paling meningkat di Indonesia pada tahun ini. Selain itu, pekerjaan lain yang terkait dengan ilmu data semisalMachine Learning Engineer juga termasuk yang paling diminati.
Baca Juga : Seberapa Menjanjikan Profesi Sebagai Data Scientist
Grace, Business Development DQLab - platform belajar ilmu data daring - mengamini hal tersebut. Menurutnya, kondisi yang menuntut transformasi di berbagai organisasi termasuk perusahaan membutuhkan sumber daya manusia yang akrab dengan kemampuan teknis untuk memaksimalkan data.
Masih minim talenta
Akan tetapi di dalam negeri, masih ada gap yang cukup besar antara kebutuhan dan suplai yang ditawarkan. “Data scientist ini prospek ke depannya masih sangat terbuka, tapi orangnya masih sangat terbatas. Ini bisa jadi peluang bagi kelompok muda, karena ada banyak program yang disediakan juga misalnya oleh Kemenkominfo. Ada banyak beasiswa dan kelas yang bisa diikuti,” katanya.Suwarti, Data Scientist di Astra Graphia IT dan lulusan program Digital Talent Scholarship Kementerian Komunikasi dan Informatika juga mengatakan hal serupa. Bahkan, menurutnya, pekerjaan ilmuwan data di luar negeri biasanya diisi oleh para profesional dengan jenjang pendidikan sekelas Doktor (S3).
Hanya, lanjutnya, lantaran Indonesia saat ini masih sangat kekurangan orang-orang di bidang ini, jenjang tersebut tidak terlalu menjadi persoalan. Hal ini berarti, peluang untuk menjadi seorang yang bekerja sebagai ilmuwan data terbuka lebar.
Tak hanya itu, dia menyebut bahwa kemampuan teknis yang dimiliki oleh data scientist juga bisa membawa pekerja ke berbagai sektor pekerjaan dan tingkatan. “Data science itu manfaatnya luas banget dan banyak yang bilang ini akan menjadi Excel-nya masa depan, dan bisa dikombinasikan dengan keterampilan lain,” katanya.
Baca Juga : Laju Pesat Digitalisasi & Potensi Besar Data Center di Dalam Negeri
Suwarti menerangkan bahwa ilmu data merupakan gabungan dari ilmu komputer, matematika, dan pengetahuan bisnis. Ini tampaknya terkesan sangat rumit untuk dipelajari, tapi justru ini bisa dipelajari dengan fokus.
Dia melanjutkan, untuk bahasa pemrograman biasanya ada alat tertentu yang umum digunakan seperti Phyton dan R. Untuk itu, peminat bisa berfokus untuk mempelajari hal tersebut, tidak perlu menekuni semua yang ada.
Statistik untuk ilmu data pun demikian, punya fokus tersendiri sesuai dengan kebutuhan. Sementara itu, ilmu atau pengetahuan bisnis umumnya bisa dipelajari ketika mereka mulai terjun langsung ke dunia kerja atau mengerjakan hasil studi kasus yang sudah ada.
Salah kaprah
Berdasarkan pengalamannya, dia mengatakan ada salah kaprah yang masyarakat umum lihat mengenai profesi ilmuwan data. Kelihatannya insan di bidang ini hanya berfokus pada aktivitas pengkodean (coding) di depan komputer.Akan tetapi, dalam dunia pekerjaan nyata, tujuan utama dari ilmuwan data adalah menyelesaikan persoalan bisnis yang ada. Ini tidak selalu memerlukan teknologi machine learning yang kompleks, tapi bisa saja menggunakan analisa statistik sederhana.
“Bagi perusahaan, mereka tidak begitu melihat pemodelan seperti apa yang kita [ilmuwan data] buat, yang penting itu bisa menyelesaikan masalah. Jadi seorang data scientist juga perlu softskill lain seperti kemampuan berkomunikasi, menyampaikan insight apa yang didapatkan dari data tersebut.
Baca Juga : Peluang Ragam Profesi pada Era Digital & Maraknya E-Commerce
Profesi Ilmu Data
Sementara itu, Grace mengatakan bahwa ada tiga jabatan pekerjaan di Indonesia yang erat kaitannya dengan data sciene. Ketiganya adalah analis data (data analyst), insinyur data (data engineer), dan (data scientist) yang memiliki peran berbeda tapi berada dalam satu kesatuan.-
Data analyst
-
Data scientist
-
Data engineer
Baca juga: Teknologi AI & ML Kian Cerdas Menangani Pekerjaan Berbagai Profesi
“Ketiganya punya perannya tersendiri dan saling berkaitan satu sama lain. Bukannya lebih hebat pekerjaan A atau B,” katanya
Editor : Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.