Teknologi AI & ML Kian Cerdas Menangani Pekerjaan Berbagai Profesi
11 August 2021 |
19:09 WIB
Kemajuan teknologi yang pesat menciptakan gelombang disrupsi di banyak sektor. Teknologi mutakhir seperti kecerdasan buatan (artificial intelligence/AI) dan pembelajaran mesin (machine learning/ML) bahkan telah mengakselerasi dan 'mengambil alih' pekerjaan profesional yang dilakukan oleh manusia.
Salah satu penelitian yang diterbitkan baru-baru ini terkait topik teknologi terkini dan profesi datang dari bidang hukum, lebih spesifiknya pengacara. Dalam kegiatan hariannya, pengacara secara umum bertugas untuk meneliti kasus, menyusun brief, dan memberi nasihat kepada klien.
Tampaknya, teknologi kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin, saat ini dapat melakukan tugas-tugas tersebut. Hal ini terungkap dari sebuah penelitian yang diterbitkan di situs web ilmiah Social Science Research Network.
Para penulis laporan itu menyatakan bahwa mereka telah menemukan cara untuk memprediksi ringkasan hasil penilaian dari teks briefing berbagai pihak. Mereka menggunakan analisis linguistik dan teknik pembelajaran mesin untuk melakukan tugas-tugas pengacara.
"Kami mengusulkan identifikasi kutipan yang diaktifkan secara komputasi dan alat yang tersedia secara bebas ... Di sini model berbasis kutipan kami juga menyarankan solusi yang menjanjikan," tulis penelitian tersebut.
Elizabeth C. Tippett dari Universiy of Oregon dan Charlotte Alexander dari Georgia State University - yang menjadi penulis dalam penelitian itu - juga menulis sebuah artikel tentang pentingnya studi mereka, yang diterbitkan di surat kabar The Conversation.
Intinya, teknik yang digunakan para peneliti dapat membantu pengacara dalam mengurangi beban kerja mereka. Selain itu, cara ini juga dapat membantu klien karena mereka tidak perlu mencari bantuan hukum yang relatif mahal untuk mengutip kasus yang tepat sebagai preseden dalam masalah hukum mereka.
Para peneliti mengatakan perangkat lunak yang mereka gunakan dapat dengan mudah memilih kasus yang tepat untuk digunakan dan diberitahukan kepada pengacara. Penggunanya tinggal memasukkan brief pihak lain ke dalam perangkat.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih memang menjadi kekhawatiran banyak pihak terkait dengan kemampuan disrupsinya terhadap manusia. Sudah banyak penelitian yang memperkirakan profesi apa saja yang berpotensi digantikan oleh adopsi teknologi.
Misalnya, laporan dari Fast Future yang memperkirakan sejumlah sektor dan profesi yang bakal terdisrupsi oleh teknologi terkini termasuk AI dan ML serta pengembangannya, dalam rentang 1 dekade dari 2020 hingga 2030, sebagai berikut :
Sektor Pelayanan Publik :
1. Dokter/ahli bedah
2. Polisi
3. Guru
Sektor Profesional :
1. Jurnalis
2. Analis investasi
3. Akuntan
4. Pengacara
5. Pelatih dan terapis
6. Pengemudi
Sektor Ritel, Perjalanan, dan Konstruksi :
1. Sales representatif
2. Pramutamu (concierges)
3. Agen perjalanan
4. Pekerja konstruksi
Editor : Fajar Sidik
Salah satu penelitian yang diterbitkan baru-baru ini terkait topik teknologi terkini dan profesi datang dari bidang hukum, lebih spesifiknya pengacara. Dalam kegiatan hariannya, pengacara secara umum bertugas untuk meneliti kasus, menyusun brief, dan memberi nasihat kepada klien.
Tampaknya, teknologi kecerdasan buatan dan pembelajaran mesin, saat ini dapat melakukan tugas-tugas tersebut. Hal ini terungkap dari sebuah penelitian yang diterbitkan di situs web ilmiah Social Science Research Network.
Para penulis laporan itu menyatakan bahwa mereka telah menemukan cara untuk memprediksi ringkasan hasil penilaian dari teks briefing berbagai pihak. Mereka menggunakan analisis linguistik dan teknik pembelajaran mesin untuk melakukan tugas-tugas pengacara.
"Kami mengusulkan identifikasi kutipan yang diaktifkan secara komputasi dan alat yang tersedia secara bebas ... Di sini model berbasis kutipan kami juga menyarankan solusi yang menjanjikan," tulis penelitian tersebut.
Elizabeth C. Tippett dari Universiy of Oregon dan Charlotte Alexander dari Georgia State University - yang menjadi penulis dalam penelitian itu - juga menulis sebuah artikel tentang pentingnya studi mereka, yang diterbitkan di surat kabar The Conversation.
Intinya, teknik yang digunakan para peneliti dapat membantu pengacara dalam mengurangi beban kerja mereka. Selain itu, cara ini juga dapat membantu klien karena mereka tidak perlu mencari bantuan hukum yang relatif mahal untuk mengutip kasus yang tepat sebagai preseden dalam masalah hukum mereka.
Para peneliti mengatakan perangkat lunak yang mereka gunakan dapat dengan mudah memilih kasus yang tepat untuk digunakan dan diberitahukan kepada pengacara. Penggunanya tinggal memasukkan brief pihak lain ke dalam perangkat.
Perkembangan teknologi yang semakin canggih memang menjadi kekhawatiran banyak pihak terkait dengan kemampuan disrupsinya terhadap manusia. Sudah banyak penelitian yang memperkirakan profesi apa saja yang berpotensi digantikan oleh adopsi teknologi.
Misalnya, laporan dari Fast Future yang memperkirakan sejumlah sektor dan profesi yang bakal terdisrupsi oleh teknologi terkini termasuk AI dan ML serta pengembangannya, dalam rentang 1 dekade dari 2020 hingga 2030, sebagai berikut :
Sektor Pelayanan Publik :
1. Dokter/ahli bedah
2. Polisi
3. Guru
Sektor Profesional :
1. Jurnalis
2. Analis investasi
3. Akuntan
4. Pengacara
5. Pelatih dan terapis
6. Pengemudi
Sektor Ritel, Perjalanan, dan Konstruksi :
1. Sales representatif
2. Pramutamu (concierges)
3. Agen perjalanan
4. Pekerja konstruksi
Editor : Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.