Pasangan Muda Wajib Tahu Ini, Kredit Rumah atau Ngontrak Dulu Ya?
29 May 2022 |
21:56 WIB
Buat pasangan muda yang baru membina kehidupan rumah tangga, salah satu kebutuhan yang menjadi prioritas adalah soal tempat tinggal. Berbeda dengan pasangan yang menikah dalam kondisi mapan secara ekonomi, pada umumnya pasangan muda justru harus membangun dan berjuang dari nol.
Kebutuhan akan hunian tidak bisa ditunda lantaran membina hidup bersama membutuhkan atap rumah baru yang nyaman untuk ditempati. Akan tetapi memiliki hunian tidak bisa dilakukan secara ujug-ujug.
Pilihannya, apakah harus memaksakan langsung membeli rumah dengan cara kredit, atau mengontrak dulu untuk sementara waktu sambil menabung?. Hal itu harus dipertimbangkan bersama secara matang agar tidak menjadi persoalan di kemudian hari.
Perencana Keuangan dari OneShildt Budi Raharjo mengatakan ini menjadi waktu yang tepat bagi mereka yang ingin memiliki rumah namun dananya sudah tersedia. Biasanya apabila terjadi inflasi, harga KPR akan terkerek karena bahan bangunan yang naik.
"Yang dananya sudah siap bagus banget sekarang diambil. Suku bunga masih mengikuti suku bunga pemulihan, stimulus suku bunga rendah, murah, peluangnya masih bagus mengambil properti sebelum suku bunga dinaikkan," ujarnya kepada Hypeabis.id baru-baru ini.
Baca juga: Ini Alasan Kenapa Menentukan Arah Hadap Rumah Sangat Penting?
Namun perlu diperhatikan jangka waktu promo suku bunga KPR itu. Kata Budi biasanya promo bunga tersebut mengikat 2-5 tahun. Penting untuk memilih sesuai kemampuan.
Jangan pula terlalu memaksakan beli rumah jika dana tidak siap. Budi menyampaikan ketika membeli properti entah itu tunai atau kredit, pasti ada biaya selain down payment (DP) dan cicilan pembelian rumah, mulai dari biaya pengurusan surat hingga notaris. Belum lagi biaya perawatan, listrik, air, pajak, dan lingkungan yang patut masuk perhitungan pengeluaran rutin.
"Jangan begitu membayar semua persyaratan ternyata duitnya habis, tetap sediakan likuiditas, antisipasi pengeluaran mendadak," tegas Budi.
Selain itu, pastikan kebutuhan lainnya juga terpenuhi. Seperti cicilan lain yang masih ditanggung, transportasi, tabungan setidaknya 15?ri pemasukan, hingga dana darurat. Oleh karena itu penting memperhatikan pondasi keuangan yang kuat sebelum memutuskan untuk membeli rumah, terlebih ketika kuangan masih dalam tahap pemulikan akibat terdampak pandemi Covid-19.
"Kalau misal ternyata setelah nyicil, pusing kepala bayar cicilan, habis tabungan, memang sebaiknya ditunda dulu," saran Budi.
Terpisah, Financial Planner Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho, mengatakan urusan membeli rumah atau properti unik. Walaupun bunga belum naik, masalah utama adalah kesiapan dana.
Dia menyebut untuk KPR saja, minimal ada uang muka yang harus disiapkan. Memang di masa pandemi ada kesempatan DP 0 persen. Ada pula bank yang tetap menerapkan DP 10 persen-15 persen, dari sebelumnya 20 persen.
"Itu membuat beberapa orang cukup memberatkan. Misal eh sekarang saja beli rumah mumpung bunga rendah, sementara kita mampunya tahun depan, masa iya buru-buru beli rumah?" tutur Andy.
Memang tidak ada waktu yang bisa dikatakan tepat untuk membeli rumah. Semuanya berdasarkan kesiapan dan pondasi keuangan yang kuat. Pasalnya, banyak biaya yang perlu dikeluarkan di muka walaupun membeli rumah dengan menyicil.
Selain DP, ada biaya surat, biaya pajak, biaya balik nama, hingga biaya notaris yang perlu masuk perhitungan alokasi membeli rumah. Setelah itu, biaya cicilan pun harus disiapkan setiap bulannya.
Uang muka dan cicilan bulanan itu merupakan hal yang tampak. Andy menyebut perhatikan juga lokasi atau jarak antara rumah dan tempat kerja. Semakin jauh, pasti ada biaya transportasi yang perlu dikeluarkan rutin. Belum lagi jika arah kerja antarpasangan berbeda.
"Ada keinginan tidak ingin sekolah lagi? Dream job di luar kota? Kalau ada, saran saya mending ngontrak dulu, daripada sudah beli namun tidak terawat," imbuhnya.
Baca juga: Kiat Aman Membeli Rumah Lewat KPR, Perhatikan 6 Cara Ini
Tidak dipungkiri rumah bisa menjadi investasi jangka panjang. Walaupun banyak yang bilang biaya ngontrak setara dengan nyicil rumah, lagi-lagi Andy mengingatkan ada faktor-faktor yang patut dipertimbangkan. Apalagi jika mengambil skema KPR, jika ditotal pun biaya cicilan tersebut terbilang dua kali lipat dari harga rumah.
"Kalau dana belum tersedia dan belum sanggup, pilihannya ngontrak dulu. Dengan ngontrak ada ukuran, ketika punya rezeki, bisa beli rumah, estimasinya keluar dana 20 persen dari harga properti, yang memberatkan biasanya dana di awal," sebut Andy.
Sementara itu, kalaupun sudah memastikan pondasi keuangan cukup untuk membeli rumah, Andy mengimbau agar tidak asal memilih developer. Baik developer kecil maupun besar, penting untuk memastikan izin usaha, alih fungsi lahan, hingga izin mendirikan bangunan. Perhatikan pula kerja sama developer dengan bank dalam hal skema kredit pembayarannya.
Editor: Fajar Sidik
Kebutuhan akan hunian tidak bisa ditunda lantaran membina hidup bersama membutuhkan atap rumah baru yang nyaman untuk ditempati. Akan tetapi memiliki hunian tidak bisa dilakukan secara ujug-ujug.
Pilihannya, apakah harus memaksakan langsung membeli rumah dengan cara kredit, atau mengontrak dulu untuk sementara waktu sambil menabung?. Hal itu harus dipertimbangkan bersama secara matang agar tidak menjadi persoalan di kemudian hari.
Perencana Keuangan dari OneShildt Budi Raharjo mengatakan ini menjadi waktu yang tepat bagi mereka yang ingin memiliki rumah namun dananya sudah tersedia. Biasanya apabila terjadi inflasi, harga KPR akan terkerek karena bahan bangunan yang naik.
"Yang dananya sudah siap bagus banget sekarang diambil. Suku bunga masih mengikuti suku bunga pemulihan, stimulus suku bunga rendah, murah, peluangnya masih bagus mengambil properti sebelum suku bunga dinaikkan," ujarnya kepada Hypeabis.id baru-baru ini.
Baca juga: Ini Alasan Kenapa Menentukan Arah Hadap Rumah Sangat Penting?
Namun perlu diperhatikan jangka waktu promo suku bunga KPR itu. Kata Budi biasanya promo bunga tersebut mengikat 2-5 tahun. Penting untuk memilih sesuai kemampuan.
Jangan pula terlalu memaksakan beli rumah jika dana tidak siap. Budi menyampaikan ketika membeli properti entah itu tunai atau kredit, pasti ada biaya selain down payment (DP) dan cicilan pembelian rumah, mulai dari biaya pengurusan surat hingga notaris. Belum lagi biaya perawatan, listrik, air, pajak, dan lingkungan yang patut masuk perhitungan pengeluaran rutin.
"Jangan begitu membayar semua persyaratan ternyata duitnya habis, tetap sediakan likuiditas, antisipasi pengeluaran mendadak," tegas Budi.
Selain itu, pastikan kebutuhan lainnya juga terpenuhi. Seperti cicilan lain yang masih ditanggung, transportasi, tabungan setidaknya 15?ri pemasukan, hingga dana darurat. Oleh karena itu penting memperhatikan pondasi keuangan yang kuat sebelum memutuskan untuk membeli rumah, terlebih ketika kuangan masih dalam tahap pemulikan akibat terdampak pandemi Covid-19.
"Kalau misal ternyata setelah nyicil, pusing kepala bayar cicilan, habis tabungan, memang sebaiknya ditunda dulu," saran Budi.
Terpisah, Financial Planner Advisors Alliance Group Indonesia Andy Nugroho, mengatakan urusan membeli rumah atau properti unik. Walaupun bunga belum naik, masalah utama adalah kesiapan dana.
Dia menyebut untuk KPR saja, minimal ada uang muka yang harus disiapkan. Memang di masa pandemi ada kesempatan DP 0 persen. Ada pula bank yang tetap menerapkan DP 10 persen-15 persen, dari sebelumnya 20 persen.
"Itu membuat beberapa orang cukup memberatkan. Misal eh sekarang saja beli rumah mumpung bunga rendah, sementara kita mampunya tahun depan, masa iya buru-buru beli rumah?" tutur Andy.
Memang tidak ada waktu yang bisa dikatakan tepat untuk membeli rumah. Semuanya berdasarkan kesiapan dan pondasi keuangan yang kuat. Pasalnya, banyak biaya yang perlu dikeluarkan di muka walaupun membeli rumah dengan menyicil.
Selain DP, ada biaya surat, biaya pajak, biaya balik nama, hingga biaya notaris yang perlu masuk perhitungan alokasi membeli rumah. Setelah itu, biaya cicilan pun harus disiapkan setiap bulannya.
Uang muka dan cicilan bulanan itu merupakan hal yang tampak. Andy menyebut perhatikan juga lokasi atau jarak antara rumah dan tempat kerja. Semakin jauh, pasti ada biaya transportasi yang perlu dikeluarkan rutin. Belum lagi jika arah kerja antarpasangan berbeda.
"Ada keinginan tidak ingin sekolah lagi? Dream job di luar kota? Kalau ada, saran saya mending ngontrak dulu, daripada sudah beli namun tidak terawat," imbuhnya.
Baca juga: Kiat Aman Membeli Rumah Lewat KPR, Perhatikan 6 Cara Ini
Tidak dipungkiri rumah bisa menjadi investasi jangka panjang. Walaupun banyak yang bilang biaya ngontrak setara dengan nyicil rumah, lagi-lagi Andy mengingatkan ada faktor-faktor yang patut dipertimbangkan. Apalagi jika mengambil skema KPR, jika ditotal pun biaya cicilan tersebut terbilang dua kali lipat dari harga rumah.
"Kalau dana belum tersedia dan belum sanggup, pilihannya ngontrak dulu. Dengan ngontrak ada ukuran, ketika punya rezeki, bisa beli rumah, estimasinya keluar dana 20 persen dari harga properti, yang memberatkan biasanya dana di awal," sebut Andy.
Sementara itu, kalaupun sudah memastikan pondasi keuangan cukup untuk membeli rumah, Andy mengimbau agar tidak asal memilih developer. Baik developer kecil maupun besar, penting untuk memastikan izin usaha, alih fungsi lahan, hingga izin mendirikan bangunan. Perhatikan pula kerja sama developer dengan bank dalam hal skema kredit pembayarannya.
Editor: Fajar Sidik
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.