Pelan-Pelan Saja, Ini 4 Hal Ideal untuk Dimiliki pada Usia 25 Tahun
18 May 2021 |
16:52 WIB
Di antara sobat GenHype, pasti pernah ada yang ikut serta pada diskusi yang sempat ramai di dunia maya beberapa waktu lalu tentang capaian ideal seseorang yang sudah mencapai usia 25 tahun. Salah satu sumbernya berasal dari sebuah konten gambar bertuliskan, ”Usia 25 tahun idealnya punya apa? Punya kendaraan pribadi. Gaji minimal Rp8 juta. Tabungan Rp100 juta. Cicilan rumah sisa 20 persen lagi beres.”
Saat ini, hal-hal tersebut memang bukan sesuatu yang luar biasa, tetapi juga bukan sesuatu yang bisa dijadikan standar.
Jangan dibawa pusing dulu dengan topik ini, pasalnya setiap orang memiliki pencapaian yang berbeda-beda, karena semua orang memiliki keputusan dan masalah yang berbeda-beda.
Meski demikian, ada beberapa hal yang seharusnya sudah bisa dicapai ketika usia kita menginjak 25 tahun dan tidak ada kata terlambat untuk memulai.
Perencana Keuangan sekaligus Financial Educator Lifepal, Aulia Akbar, CFP® memaparkan 4 hal yang idealnya dimiliki seseorang di usia 25 tahun.
Namun, perlu diingat ya, setiap orang punya kebutuhan dan kemampuan yang berbeda.
1. Punya dana darurat dengan jumlah sesuai
Seringkali, seseorang yang berusia 25 tahun diasumsikan sudah memiliki penghasilan tetap, terlepas dari apakah mereka sudah menikah atau belum.
Ada tiga hal yang harus disiapkan seseorang yang berusia 25 tahun yakni menyiapkan dana darurat, mulai mempersiapkan dana hunian, dan dana pensiun.
Seseorang yang berusia 25 tahun, lajang, berpenghasilan tetap, tak memiliki utang, serta tanggungan, cukup dengan dana darurat minimal setara 3 kali pengeluaran bulanan.
Karena ketika seorang lajang menyimpan dana darurat dalam jumlah yang terlalu besar, maka makin besar pula jumlah dana mengendap di rekening yang sifatnya kurang produktif. Alangkah lebih baik jika dana mengendap itu diinvestasikan untuk tujuan finansial ke depan.
Lain halnya dengan seseorang berusia 25 tahun yang sudah berumah tangga dan berstatus pencari nafkah. Mereka idealnya memiliki dana darurat dengan jumlah minimal 6 kali pengeluaran bulanan lantaran banyak pengeluaran tak terduga yang mungkin saja muncul di kemudian hari.
2. Aset lancar yang ideal
Apakah Rp100 juta adalah tabungan yang ideal? Jawabannya ada dua, mungkin saja ya dan mungkin saja tidak.
Tabungan, kas, dan setara kas tergolong sebagai aset lancar. Jumlah aset lancar minimal adalah 15?ri kekayaan bersih.
Jadi, cukup jelas bahwasannya bisa saja angka Rp100 juta ideal bagi orang dengan kekayaan bersih sebesar Rp660 jutaan. Namun, tentunya akan terasa kurang bagi mereka yang memiliki kekayaan bersih sebesar Rp1 miliar.
3. Punya alokasi dana untuk manajemen risiko
Ketika jatuh sakit, biaya yang keluar tidak sedikit. Nah, sebagai langkah preventif, penting sekali untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit dan memiliki gaya hidup sehat.
Namun jangan sepelekan juga jaminan kesehatan, asuransi kesehatan, akan menanggung biaya yang muncul di saat kita harus menjalani rawat inap maupun rawat jalan.
Jika kalian sudah memiliki tanggungan di usia 25 tahun, sebaikanya miliki pula asuransi jiwa. Asuransi jiwa akan memitigasi risiko hilangnya pendapatan jika si pencari nafkah meninggal dunia.
Pada intinya, asuransi bertujuan untuk memproteksi keuangan kita agar nantinya kita, yang bekerja untuk diri sendiri atau sebagai pencari nafkah, tidak perlu kehilangan uang dalam jumlah besar ketika dihadapi dengan musibah.
4. Punya aset investasi
Tren investasi yang penetrasinya mulai masuk ke generasi milenial yang lebih muda seringkali memicu pro-kontra antara mereka yang menganggap hal ini sebagai sebuah keharusan versus mereka yang tidak acuh dengan cara ini.
Jika memang dana darurat dan proteksi sudah dimiliki, kalian bisa mulai rutin menyisihkan dana untuk membeli aset investasi.
Namun, ketahuilah terlebih dulu soal tujuan-tujuan finansial kamu sebelum berinvestasi. Tentukan apa yang ingin dicapai dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.
Lalu belilah aset investasi sesuai dengan waktu investasimu.
Anggap saja, kamu bercita-cita memiliki hunian sebelum menikah. Maka, dana hunian bisa dijadikan investasi jangka pendek. Pilih instrumen keuangan rendah risiko dan volatilitas untuk merealisasikan tujuan itu.
Untuk jangka panjang, kamu mungkin mendambakan masa tua yang nyaman dan bebas finansial. Siapkan dana pensiun dari sekarang dengan menghitung estimasi pengeluaran di masa depan dengan menggunakan perhitungan inflasi.
Pilihlah instrumen investasi yang cocok dengan profil risiko kamu untuk
jangka panjang.
Jangan ragu untuk memulai investasi sedini mungkin jika kamu sudah mencapai keamanan finansial yang sesuai. Makin dini memulai, makin ringan pula proses investasi kamu.
Aulia juga mengingatkan, risiko dan imbal hasil dalam investasi berbanding lurus. Jika risikonya rendah tentu saja imbal hasilnya juga rendah, begitu pun sebaliknya.
Serta biasakan untuk rutin memeriksa kesehatan keuangan kita.
Editor: M R Purboyo
Saat ini, hal-hal tersebut memang bukan sesuatu yang luar biasa, tetapi juga bukan sesuatu yang bisa dijadikan standar.
Jangan dibawa pusing dulu dengan topik ini, pasalnya setiap orang memiliki pencapaian yang berbeda-beda, karena semua orang memiliki keputusan dan masalah yang berbeda-beda.
Meski demikian, ada beberapa hal yang seharusnya sudah bisa dicapai ketika usia kita menginjak 25 tahun dan tidak ada kata terlambat untuk memulai.
Perencana Keuangan sekaligus Financial Educator Lifepal, Aulia Akbar, CFP® memaparkan 4 hal yang idealnya dimiliki seseorang di usia 25 tahun.
Namun, perlu diingat ya, setiap orang punya kebutuhan dan kemampuan yang berbeda.
dana yang cukup/bisnis.com
1. Punya dana darurat dengan jumlah sesuai
Seringkali, seseorang yang berusia 25 tahun diasumsikan sudah memiliki penghasilan tetap, terlepas dari apakah mereka sudah menikah atau belum.
Ada tiga hal yang harus disiapkan seseorang yang berusia 25 tahun yakni menyiapkan dana darurat, mulai mempersiapkan dana hunian, dan dana pensiun.
Seseorang yang berusia 25 tahun, lajang, berpenghasilan tetap, tak memiliki utang, serta tanggungan, cukup dengan dana darurat minimal setara 3 kali pengeluaran bulanan.
Karena ketika seorang lajang menyimpan dana darurat dalam jumlah yang terlalu besar, maka makin besar pula jumlah dana mengendap di rekening yang sifatnya kurang produktif. Alangkah lebih baik jika dana mengendap itu diinvestasikan untuk tujuan finansial ke depan.
Lain halnya dengan seseorang berusia 25 tahun yang sudah berumah tangga dan berstatus pencari nafkah. Mereka idealnya memiliki dana darurat dengan jumlah minimal 6 kali pengeluaran bulanan lantaran banyak pengeluaran tak terduga yang mungkin saja muncul di kemudian hari.
2. Aset lancar yang ideal
Apakah Rp100 juta adalah tabungan yang ideal? Jawabannya ada dua, mungkin saja ya dan mungkin saja tidak.
Tabungan, kas, dan setara kas tergolong sebagai aset lancar. Jumlah aset lancar minimal adalah 15?ri kekayaan bersih.
Jadi, cukup jelas bahwasannya bisa saja angka Rp100 juta ideal bagi orang dengan kekayaan bersih sebesar Rp660 jutaan. Namun, tentunya akan terasa kurang bagi mereka yang memiliki kekayaan bersih sebesar Rp1 miliar.
3. Punya alokasi dana untuk manajemen risiko
Ketika jatuh sakit, biaya yang keluar tidak sedikit. Nah, sebagai langkah preventif, penting sekali untuk menjaga kesehatan agar terhindar dari penyakit dan memiliki gaya hidup sehat.
Namun jangan sepelekan juga jaminan kesehatan, asuransi kesehatan, akan menanggung biaya yang muncul di saat kita harus menjalani rawat inap maupun rawat jalan.
Jika kalian sudah memiliki tanggungan di usia 25 tahun, sebaikanya miliki pula asuransi jiwa. Asuransi jiwa akan memitigasi risiko hilangnya pendapatan jika si pencari nafkah meninggal dunia.
Pada intinya, asuransi bertujuan untuk memproteksi keuangan kita agar nantinya kita, yang bekerja untuk diri sendiri atau sebagai pencari nafkah, tidak perlu kehilangan uang dalam jumlah besar ketika dihadapi dengan musibah.
Ilustrasi investasi/Istimewa
4. Punya aset investasi
Tren investasi yang penetrasinya mulai masuk ke generasi milenial yang lebih muda seringkali memicu pro-kontra antara mereka yang menganggap hal ini sebagai sebuah keharusan versus mereka yang tidak acuh dengan cara ini.
Jika memang dana darurat dan proteksi sudah dimiliki, kalian bisa mulai rutin menyisihkan dana untuk membeli aset investasi.
Namun, ketahuilah terlebih dulu soal tujuan-tujuan finansial kamu sebelum berinvestasi. Tentukan apa yang ingin dicapai dalam jangka pendek, menengah, dan panjang.
Lalu belilah aset investasi sesuai dengan waktu investasimu.
Anggap saja, kamu bercita-cita memiliki hunian sebelum menikah. Maka, dana hunian bisa dijadikan investasi jangka pendek. Pilih instrumen keuangan rendah risiko dan volatilitas untuk merealisasikan tujuan itu.
Untuk jangka panjang, kamu mungkin mendambakan masa tua yang nyaman dan bebas finansial. Siapkan dana pensiun dari sekarang dengan menghitung estimasi pengeluaran di masa depan dengan menggunakan perhitungan inflasi.
Pilihlah instrumen investasi yang cocok dengan profil risiko kamu untuk
jangka panjang.
Jangan ragu untuk memulai investasi sedini mungkin jika kamu sudah mencapai keamanan finansial yang sesuai. Makin dini memulai, makin ringan pula proses investasi kamu.
Aulia juga mengingatkan, risiko dan imbal hasil dalam investasi berbanding lurus. Jika risikonya rendah tentu saja imbal hasilnya juga rendah, begitu pun sebaliknya.
Serta biasakan untuk rutin memeriksa kesehatan keuangan kita.
Editor: M R Purboyo
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.