Belum Pulih Sepenuhnya, Pasar Seni Gigih Berupaya Bangkit
17 April 2022 |
06:36 WIB
Prospek secara global
Meskipun rasa khawatir dan ketidakpastian akibat karena pandemi Covid-19 masih membayangi, para pelaku usaha dan bisnis seni rupa tetap optimistis memandang 2022.
Pasar seni kontemporer termasuk sektor yang tak luput dari hantaman pandemi Covid-19. Pada awal pandemi ini menyebar, sejumlah pameran, pasar (fair), dan lelang, baik dalam skala regional, global, maupun lokal terpaksa tertunda, atau dibatalkan.
Hal ini pun membuat pasar seni kontemporer terguncang. Dari catatan artprice.com, lelang pasar seni terkontraksi cukup dalam, yaitu minus 34 persen pada 2019/2020. Anjloknya transaksi ini ditengarai karena kepanikan pasar dan berhentinya aktivitas lelang di seluruh dunia.
Untungnya kepanikan ini tak berlanjut pada 2021, karena pasar terus beradaptasi dan melakukan berbagai inovasi seperti pemanfaatan daring, strategi penawaran karya seni dengan harga terjangkau, dan fenomena non-fungible token (NFT). Imbasnya pasar seni kontemporer kembali pulih.
Hal ini tercermin dari laporan The Contemporary Art Market 2021, di mana omzet lelang periode 2020/2021 mencapai US$2,7 miliar dari US$10,57 miliar pada periode sebelumnya. Laporan itu juga menyoroti terdapat 102.000 karya kontemporer telah berpindah tangan dalam 12 bulan, 10 kali lebih banyak dari 20 tahun yang lalu. Perolehan ini menunjukkan dinamika pasar seni yang senantiasa menarik pembeli baru.
Kendati pandemi Covid-19 belum sepenuhnya reda, prospek pasar seni global diperkirakan tetap berwarna pada 2022. Dengan beragam inovasi dan strategi yang dilakukan para pelaku, bukan tak mungkin para pembeli baru akan kembali bermunculan.
Editor: Nirmala Aninda
Pasar seni kontemporer termasuk sektor yang tak luput dari hantaman pandemi Covid-19. Pada awal pandemi ini menyebar, sejumlah pameran, pasar (fair), dan lelang, baik dalam skala regional, global, maupun lokal terpaksa tertunda, atau dibatalkan.
Hal ini pun membuat pasar seni kontemporer terguncang. Dari catatan artprice.com, lelang pasar seni terkontraksi cukup dalam, yaitu minus 34 persen pada 2019/2020. Anjloknya transaksi ini ditengarai karena kepanikan pasar dan berhentinya aktivitas lelang di seluruh dunia.
Untungnya kepanikan ini tak berlanjut pada 2021, karena pasar terus beradaptasi dan melakukan berbagai inovasi seperti pemanfaatan daring, strategi penawaran karya seni dengan harga terjangkau, dan fenomena non-fungible token (NFT). Imbasnya pasar seni kontemporer kembali pulih.
Hal ini tercermin dari laporan The Contemporary Art Market 2021, di mana omzet lelang periode 2020/2021 mencapai US$2,7 miliar dari US$10,57 miliar pada periode sebelumnya. Laporan itu juga menyoroti terdapat 102.000 karya kontemporer telah berpindah tangan dalam 12 bulan, 10 kali lebih banyak dari 20 tahun yang lalu. Perolehan ini menunjukkan dinamika pasar seni yang senantiasa menarik pembeli baru.
Kendati pandemi Covid-19 belum sepenuhnya reda, prospek pasar seni global diperkirakan tetap berwarna pada 2022. Dengan beragam inovasi dan strategi yang dilakukan para pelaku, bukan tak mungkin para pembeli baru akan kembali bermunculan.
Editor: Nirmala Aninda
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.