Lukisan Karya Andy Warhol Ini Terjual US$195 Juta, Menjadikannya sebagai Karya Seni Abad 20 Paling Mahal
10 May 2022 |
15:32 WIB
Balai lelang Christie's mencatat lukisan karya seniman Andy Warhol, yakni Shot Sage Blue Marilyn terjual sebesar US$195,04 juta. Hal ini membuatnya menjadi karya seni abad ke-20 termahal yang pernah dijual di balai lelang, serta termahal kedua sepanjang masa yang pernah dijual balai, tepat di belakang Salvator Mundi karya Leonardo da Vinci yang dijual oleh Christie's pada 2017.
Dilansir dari laman Christie's, karya Shot Sage Blue Marilyn merupakan karya dengan medium akrilik dan tinta silkscreen di atas linen dengan ukuran 101,6 x 101,6 cm. Dilukis pada 1964, karya tersebut mengabadikan Monroe sebagai perwujudan selebritas sambil memperkuat citranya ke dalam kanon sejarah seni.
Berita kematian Monroe pada 5 Agustus 1962 menyentuh hati sang seniman. Dia mulai menggambarkan sang artis dalam karya tidak lama setelah kematiannya. Dia memanfaatkan publisitas yang dipotong dari film Niagara .
Saat Warhol terus menyempurnakan subjeknya, yaitu Monroe sang bintang menjadi Marilyn.Dari 1962 dan seterusnya, Warhol terus meninjau kembali wajah Monroe sebagai subjek utamanya, merevisi, dan memperbaiki pendekatannya pada publisitas yang sama.
Selang 2 tahun kemudian, Warhol sekali lagi akan kembali ke wajah terkenal Monroe. Tiba di metode baru untuk menerapkan warna, lima karya Marilyn 1964, termasuk Shot Sage Blue Marilyn, hampir sempurna dalam eksekusi.
Marilyn mewakili optimisme dan individualitas dari renaisans, ketenaran, dan selebritas pascaperang sebagai lambang gerakan Seni Pop Amerika.
Namun, 60 tahun setelah kematian mendadak Monroe, citra Warhol telah menjadi lebih dari sekadar simbol gerakan artistik tunggal. Marilyn adalah sebuah mahakarya yang tidak terikat waktu dan tempat.
Masih dalam laman Christies, pembeli Warhol's Shot Sage Blue Marilyn akan diundang untuk bermitra dengan Thomas and Doris Ammann Foundation dan berperan aktif dalam memenuhi misi globalnya untuk bantuan anak-anak.
Dikombinasikan dengan karya lainnya, potret ikonik Monsore mendorong total penjualan menjadi lelang balai menjadi US$317.806.490. Adapun penawar yang terdaftar dalam lelang tersebut mencapai 29 negara dan dilihat oleh 763.000 orang melalui virtual.
Editor: Dika Irawan
Dilansir dari laman Christie's, karya Shot Sage Blue Marilyn merupakan karya dengan medium akrilik dan tinta silkscreen di atas linen dengan ukuran 101,6 x 101,6 cm. Dilukis pada 1964, karya tersebut mengabadikan Monroe sebagai perwujudan selebritas sambil memperkuat citranya ke dalam kanon sejarah seni.
Berita kematian Monroe pada 5 Agustus 1962 menyentuh hati sang seniman. Dia mulai menggambarkan sang artis dalam karya tidak lama setelah kematiannya. Dia memanfaatkan publisitas yang dipotong dari film Niagara .
Saat Warhol terus menyempurnakan subjeknya, yaitu Monroe sang bintang menjadi Marilyn.Dari 1962 dan seterusnya, Warhol terus meninjau kembali wajah Monroe sebagai subjek utamanya, merevisi, dan memperbaiki pendekatannya pada publisitas yang sama.
Selang 2 tahun kemudian, Warhol sekali lagi akan kembali ke wajah terkenal Monroe. Tiba di metode baru untuk menerapkan warna, lima karya Marilyn 1964, termasuk Shot Sage Blue Marilyn, hampir sempurna dalam eksekusi.
Marilyn mewakili optimisme dan individualitas dari renaisans, ketenaran, dan selebritas pascaperang sebagai lambang gerakan Seni Pop Amerika.
Namun, 60 tahun setelah kematian mendadak Monroe, citra Warhol telah menjadi lebih dari sekadar simbol gerakan artistik tunggal. Marilyn adalah sebuah mahakarya yang tidak terikat waktu dan tempat.
Masih dalam laman Christies, pembeli Warhol's Shot Sage Blue Marilyn akan diundang untuk bermitra dengan Thomas and Doris Ammann Foundation dan berperan aktif dalam memenuhi misi globalnya untuk bantuan anak-anak.
Dikombinasikan dengan karya lainnya, potret ikonik Monsore mendorong total penjualan menjadi lelang balai menjadi US$317.806.490. Adapun penawar yang terdaftar dalam lelang tersebut mencapai 29 negara dan dilihat oleh 763.000 orang melalui virtual.
Editor: Dika Irawan
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.