Kembangkan Bisnis secara Kolaboratif, Ini 3 Cara Jitu Buat Co-Branding!
24 March 2022 |
07:30 WIB
Dalam dunia bisnis, dikenal istilah co-branding atau strategi kolaborasi, sebuah strategi yang memanfaatkan berbagai brand produk atau jasa sebagai bagian dari aliansi strategis. Tak dipungkiri, strategi co-branding memang bisa menjadi salah satu pilihan tepat bagi bisnis yang hendak melebarkan sayapnya.
Pasalnya, strategi ini mampu mendorong bisnis untuk menghasilkan ide yang segar serta unik, memperluas jangkauan pasar, hingga meningkatkan brand awareness di masyarakat. Meski begitu, diperlukan perencanaan yang matang dan komprehensif mencakup berbagai aspek bisnis agar tujuan dari co-branding dapat tercapai dengan efektif.
Untuk kamu yang ingin melakukan strategi co-branding dalam bisnis, berikut adalah tiga hal yang harus diperhatikan.
1. Memilih mitra kolaborasi yang sejalan
Mengidentifikasi calon mitra kolaborasi yang memiliki nilai dan tujuan serupa dengan brand merupakan langkah penting ketika mengusung strategi kolaborasi. Nilai dan tujuan yang serupa bisa menjadi landasan hubungan kolaborasi yang kuat.
Dengan begitu, kedua brand dapat menyamakan ekspektasi antara satu sama lain serta bersama-sama fokus untuk memberikan pengalaman terbaik kepada konsumen sesuai dengan nilai-nilai yang mereka junjung.
“Kolaborasi yang kami lakukan cenderung melibatkan partner dengan value yang serupa, meski datang dari latar belakang dan industri yang berbeda,” ujar Sylvia, Co-Founder Kopi Soe dalam acara webinar ShopeePay Talk, Rabu (23/3/2022).
Sylvia menjelaskan pemilihan mitra kolaborasi yang tepat memudahkan pihaknya dalam menyusun strategi co-branding dan memperhitungkan dampak dari kolaborasi itu sendiri. Dalam menghimpun informasi tersebut, lanjutnya, tentunya perlu dilakukan riset dan observasi yang komprehensif menyangkut tren, demografis konsumen, hingga nilai dan karakter yang dibawakan oleh calon partner.
“Hal tersebut membuat kami mampu menjalankan kolaborasi yang apik. Namun, tetap fleksibel dari segi proses kreatif,” imbuhnya.
(Baca juga: Gaet Banyak Audiens, Contek 3 Strategi Ini untuk Bikin Konten Kreatif Bisnis)
2. Kreasi dari dan untuk konsumen
Ide yang unik serta terobosan baru yang segar memang bisa menjadi tiket keberhasilan strategi co-branding. Namun, perlu diingat, konsumen merupakan poros utama dalam proses formulasi strategi hingga lahirnya produk kolaborasi yang kreatif.
Dengan kata lain, output kolaborasi harus menjawab kebutuhan, ketertarikan, atau permasalahan yang berkaitan dengan konsumen. Nikita Wiradiputri, CEO & Co-Founder Dear Me Beauty mengatakan kolaborasi antar bisnis memang memiliki daya pikatnya tersendiri, salah satunya adalah kebebasan brand untuk mengeksplorasi dan bereksperimen menciptakan inovasi atau produk baru.
Untuk mencapai hal tersebut, papar Nikita, pihaknya berupaya untuk melibatkan konsumen dalam tiap proses kreasi produk kolaborasi agar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen.
“Sebab kami memahami bahwa strategi ini bukan semata-mata untuk kebutuhan bisnis, tapi bagaimana kolaborasi bisa membawa hal baru dan di saat yang bersamaan juga menjawab kebutuhan konsumen,” ucapnya.
Tidak hanya produk, hal ini juga perlu diimplementasikan pada layanan yang diberikan sebuah brand, seperti menyediakan layanan pembayaran digital yang memang sesuai dengan kebutuhan konsumen di era digital ini.
Pasalnya, strategi ini mampu mendorong bisnis untuk menghasilkan ide yang segar serta unik, memperluas jangkauan pasar, hingga meningkatkan brand awareness di masyarakat. Meski begitu, diperlukan perencanaan yang matang dan komprehensif mencakup berbagai aspek bisnis agar tujuan dari co-branding dapat tercapai dengan efektif.
Untuk kamu yang ingin melakukan strategi co-branding dalam bisnis, berikut adalah tiga hal yang harus diperhatikan.
1. Memilih mitra kolaborasi yang sejalan
Mengidentifikasi calon mitra kolaborasi yang memiliki nilai dan tujuan serupa dengan brand merupakan langkah penting ketika mengusung strategi kolaborasi. Nilai dan tujuan yang serupa bisa menjadi landasan hubungan kolaborasi yang kuat.
Dengan begitu, kedua brand dapat menyamakan ekspektasi antara satu sama lain serta bersama-sama fokus untuk memberikan pengalaman terbaik kepada konsumen sesuai dengan nilai-nilai yang mereka junjung.
“Kolaborasi yang kami lakukan cenderung melibatkan partner dengan value yang serupa, meski datang dari latar belakang dan industri yang berbeda,” ujar Sylvia, Co-Founder Kopi Soe dalam acara webinar ShopeePay Talk, Rabu (23/3/2022).
Sylvia menjelaskan pemilihan mitra kolaborasi yang tepat memudahkan pihaknya dalam menyusun strategi co-branding dan memperhitungkan dampak dari kolaborasi itu sendiri. Dalam menghimpun informasi tersebut, lanjutnya, tentunya perlu dilakukan riset dan observasi yang komprehensif menyangkut tren, demografis konsumen, hingga nilai dan karakter yang dibawakan oleh calon partner.
“Hal tersebut membuat kami mampu menjalankan kolaborasi yang apik. Namun, tetap fleksibel dari segi proses kreatif,” imbuhnya.
Para pembicara di acara ShopeePay Talk: Kolaborasi Hasilkan Kreasi, Rabu (23/3/2022)-Sumber gambar: Tangkapan Layar
(Baca juga: Gaet Banyak Audiens, Contek 3 Strategi Ini untuk Bikin Konten Kreatif Bisnis)
2. Kreasi dari dan untuk konsumen
Ide yang unik serta terobosan baru yang segar memang bisa menjadi tiket keberhasilan strategi co-branding. Namun, perlu diingat, konsumen merupakan poros utama dalam proses formulasi strategi hingga lahirnya produk kolaborasi yang kreatif.
Dengan kata lain, output kolaborasi harus menjawab kebutuhan, ketertarikan, atau permasalahan yang berkaitan dengan konsumen. Nikita Wiradiputri, CEO & Co-Founder Dear Me Beauty mengatakan kolaborasi antar bisnis memang memiliki daya pikatnya tersendiri, salah satunya adalah kebebasan brand untuk mengeksplorasi dan bereksperimen menciptakan inovasi atau produk baru.
Untuk mencapai hal tersebut, papar Nikita, pihaknya berupaya untuk melibatkan konsumen dalam tiap proses kreasi produk kolaborasi agar sesuai dengan kebutuhan dan preferensi konsumen.
“Sebab kami memahami bahwa strategi ini bukan semata-mata untuk kebutuhan bisnis, tapi bagaimana kolaborasi bisa membawa hal baru dan di saat yang bersamaan juga menjawab kebutuhan konsumen,” ucapnya.
Tidak hanya produk, hal ini juga perlu diimplementasikan pada layanan yang diberikan sebuah brand, seperti menyediakan layanan pembayaran digital yang memang sesuai dengan kebutuhan konsumen di era digital ini.
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.