Ilustrasi anak bermain gawai (Sumber gambar: Jessica Lewis Creative/Pexels)

Waspada, Ini 9 Bahaya bagi Anak Usia Dini yang Akrab dengan Gawai

24 March 2022   |   08:30 WIB
Image
Luke Andaresta Jurnalis Hypeabis.id

Gadget atau gawai sudah menjadi bagian bagi semua orang tak terkecuali pada anak-anak. Terlebih lagi, selama pandemi, perubahan pola belajar dan bermain anak yang cenderung terbatas di dalam rumah, membuat mereka akrab dengan gawai bahkan tak jarang hingga kecanduan menggunakan gawai.

Berdasarkan hasil survei Badan Pusat Statistik pada 2020, sebanyak 25,9 persen anak usia 1-4 tahun sudah menggunakan perangkat seluler atau gawai. Sebanyak 3,5 persen yang di bawah satu tahun bahkan sudah terpapar gawai. Berdasarkan data ini, berarti ada sekitar 29 persen anak usia dini di Indonesia sudah akrab dengan gawai. 

Intensitas terpapar gawai yang tetalu sering tentunya tidak baik bagi perkembangan bayi dan anak, karena ada potensi merusak otak anak hingga mengganggu proses tumbuh kembang anak.

Melansir data Playground Equipment, berikut adalah sembilan dampak buruk yang bisa terjadi jika anak sudah kecanduan gawai menurut asisten profesor University of Wisconsin, Heather Kirkorian.

1. Hambat perkembangan otak anak
Pada masa balita, otak seseorang terus berkembang hingga tiga kali lipat sampai beranjak dewasa. Penelitian telah menunjukkan bahwa terlalu banyak gawai dapat berdampak negatif pada otak anak terutama fungsinya, bahkan dapat menyebabkan defisit perhatian, keterlambatan kognitif, gangguan belajar, peningkatan impulsif, dan penurunan kemampuan untuk mengatur diri sendiri.

2. Obesitas
Anak-anak yang banyak menghabiskan waktunya di depan layar daripada di luar seperti di taman bermain, tidak membakar kalori yang mereka konsumsi. Satu dari tiga anak AS dilaporkan mengalami obesitas yang dapat menyebabkan komplikasi seperti diabetes, serangan jantung, dan stroke.

3. Anak lebih agresif
Sebagian besar orang tua telah memperhatikan bahwa anak-anak mereka belajar menjadi agresif karena berjam-jam bermain gim di tablet mereka. Tantrum adalah bentuk agresivitas yang paling umum di kalangan balita. Seiring bertambahnya usia, anak-anak yang kecanduan gim komputer juga lebih mungkin untuk menentang dan tidak mematuhi orang tua mereka. 

4. Paparan radiasi
Menurut laporan Organisasi Kesehatan Dunia (WHO), ponsel dan perangkat lainnya dianggap berisiko yakni kategori 2B karena emisi radiasinya. Dr. Anthony Miller dari Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Toronto mengungkapkan bahwa paparan frekuensi radiasi jelas merupakan ancaman bagi anak-anak karena dapat menembus ruang hampa dan jaringan otak. Jika digunakan terus menerus, bisa menyebabkan glikoma dan memicu munculnya sel otak akustik neuroma.
 

Bermain dan berinteraksi penting bagi perkembangan anak (Sumber gambar: Ketut Subiyanto/Pexels)

Bermain dan berinteraksi penting bagi perkembangan anak (Sumber gambar: Ketut Subiyanto/Pexels)


5. Mengurangi Interaksi
Dengan bermain di tablet, anak-anak dapat dengan mudah bermain sendiri. Dalam sebuah artikel yang diterbitkan di The New York Times, Dr. Gary Small, penulis “iBrain: Surviving the Technological Alteration of the Modern Mind” dan direktur Longevity Center di University of California mengatakan, jika anak-anak menghabiskan terlalu banyak waktu untuk teknologi dan lebih sedikit waktu dengan orang-orang, itu bisa menghambat interaksi dan mengganggu perkembangan keterampilan komunikasi yang normal pada anak-anak.

6. Kurang tidur
Anak-anak yang kecanduan bermain ponsel atau tablet kehilangan waktu istirahat yang dibutuhkan. Di lain kesempatan, bermain di tablet juga bisa menjadi obat tidur mereka. Tanpa itu, mereka menjadi pemarah dan agresif. 

(Baca juga: Ini 2 Aspek Penting dalam Tumbuh Kembang Anak, Orang Tua Wajib Tahu!)

7. Tidak mengenal alam sekitar
Gadget membunuh perkembangan anak. Alih-alih keluar dan mempelajari cara-cara dunia, berlari dan bersosialisasi dengan anak-anak lain, mereka lebih suka tinggal di rumah dan bermain dengan gawai mereka. Beberapa orang tua yang terlalu protektif menganggap teknologi sangat membantu karena mereka tahu bahwa keselamatan anak mereka di rumah terjamin.

Namun, mereka gagal menyadari bahwa anak itu terasing dari alamnya seperti tumbuh-tumbuhan, binatang, danau, dan langit. Padahal, mereka harus aktif bergerak seperti melempar bola, melompat, berlari, dan bermain dengan teman-temannya.

8. Merusak penglihatan
Paparan yang terlalu lama di layar komputer membuat mata tegang. Para ahli mengatakan bahwa penglihatan yang baik sangat tergantung pada menatap benda-benda dari jarak yang berbeda-beda. Penelitian lain juga menunjukkan bahwa anak-anak yang kecanduan bermain gim komputer lebih mungkin mengalami masalah mata saat mereka tumbuh. 

9. Terus kecanduan
Jika orang tua terus memberi memenuhi keinginan anak-anak mereka, mereka membiarkan kecanduan itu terus tumbuh. Orang tua harus mengekspos anak-anak mereka ke seluruh dunia daripada meninggalkan mereka di rumah dengan gawai mereka. Daripada membuat mereka kecanduan teknologi semacam itu, mereka justru harus dihadapkan pada aktivitas yang mendorong perkembangan mental, fisik, dan emosional.
 

Editor: Roni Yunianto

SEBELUMNYA

Kembangkan Bisnis secara Kolaboratif, Ini 3 Cara Jitu Buat Co-Branding!

BERIKUTNYA

Alleira Rilis Koleksi Batik Terbaru untuk Galang Dana Infrastruktur Sosial

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: