5 Perbedaan Usaha & Startup yang Perlu Dipahami
28 February 2022 |
12:00 WIB
Belakangan ini, Genhype pasti sering mendengar istilah startup. Tak sedikit yang masih bingung tentang perbedaan startup dengan membuka usaha atau bisnis. Pasalnya, istilah startup sering dikaitkan dengan bisnis yang mempunyai visi untuk mendisrupsi industri dan mengubah dunia, serta melakukan semuanya dalam skala besar.
Menurut Managing Director OCBC NISP Ventura, Darryl Ratulangi, startup adalah perusahaan perintis atau perusahaan yang baru mulai. Bisnis rintisan ini diawali dengan ide-ide baru yang berbeda dan memberikan solusi untuk masalah.
Untuk membangun sebuah startup, papar Darryl, diperlukan modal awal yang relatif cukup besar. Di awal mulanya startup, seringkali para pendiri membiayai modal awal sendiri dan tidak mengandalkan uang dari investasi luar, atau yang sering disebut bootstrapping.
Sedangkan membuka usaha adalah aktivitas berbisnis dengan tujuan kewirausahaan dan melayani pasar lokal dengan model bisnis yang lebih konvensional. Menurut Darryl, tipe usaha yang cukup populer di Indonesia seperti katering rumahan, penyedia jasa desain grafis, bisnis percetakan, menjual aneka minuman dan makanan ringan, dan jasa cuci kendaraan.
Supaya enggak bingung, simak 5 perbedaan utama antara usaha dan startup menurut Darryl berikut ini.
Hal ini berbeda dengan membuka usaha yang cenderung berfokus pada dua hal. Pertama, keinginan untuk memulai bisnis dengan model bisnis tradisional di pasar yang lebih mudah dijangkau secara efektif. Kedua, membuka usaha untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada pengeluaran atau dengan kata lain yang menguntungkan.
Lain halnya dengan founder startup yang harus memilih pekerja dan tim yang berkualitas serta dinamis untuk memimpin dan mengelola startup sejak awal agar startup dapat bertumbuh dengan maksimal dan secepat mungkin. Tim awal sebuah startup sering harus mengerjakan tugas yang tidak berhubungan dengan peran mereka karena belum memiliki jumlah pekerja yang cukup untuk semua peranan.
Dalam proses pendiriannya, sebuah startup umumnya dimulai dengan seorang founder atau beberapa co-founders yang berperan untuk merancang ide dan inovasi. Kemudian, untuk membangun produk atau servis sesuai dengan ide awal tersebut, mereka akan merekrut tim awal, seperti product manager dan software engineer. Semakin besar startup tersebut, semakin banyak juga jumlah pekerja yang dipekerjakan.
Menurut Managing Director OCBC NISP Ventura, Darryl Ratulangi, startup adalah perusahaan perintis atau perusahaan yang baru mulai. Bisnis rintisan ini diawali dengan ide-ide baru yang berbeda dan memberikan solusi untuk masalah.
Untuk membangun sebuah startup, papar Darryl, diperlukan modal awal yang relatif cukup besar. Di awal mulanya startup, seringkali para pendiri membiayai modal awal sendiri dan tidak mengandalkan uang dari investasi luar, atau yang sering disebut bootstrapping.
Sedangkan membuka usaha adalah aktivitas berbisnis dengan tujuan kewirausahaan dan melayani pasar lokal dengan model bisnis yang lebih konvensional. Menurut Darryl, tipe usaha yang cukup populer di Indonesia seperti katering rumahan, penyedia jasa desain grafis, bisnis percetakan, menjual aneka minuman dan makanan ringan, dan jasa cuci kendaraan.
Supaya enggak bingung, simak 5 perbedaan utama antara usaha dan startup menurut Darryl berikut ini.
1. Tujuan bisnis
Saat membangun startup, kalian harus memiliki tujuan inovasi teknologi yang jelas dengan model bisnis yang terukur. Kemudian, kalian harus mengumpulkan dana untuk mulai mengembangkan perusahaan secepat mungkin sehingga dapat mengalahkan para pesaing.Hal ini berbeda dengan membuka usaha yang cenderung berfokus pada dua hal. Pertama, keinginan untuk memulai bisnis dengan model bisnis tradisional di pasar yang lebih mudah dijangkau secara efektif. Kedua, membuka usaha untuk menghasilkan pendapatan yang lebih besar daripada pengeluaran atau dengan kata lain yang menguntungkan.
2. Ruang lingkup
Menentukan ruang lingkup bisnis adalah hal yang tidak boleh terlewatkan. Ruang lingkup membuka usaha pada umumnya less scalable sehingga membatasi kemungkinan pertumbuhan usaha dan hanya berfokus pada pelanggan tertentu saja. Di sisi lain, founder startup berfokus untuk memenangkan market share sebanyak mungkin.3. Tim dan manajemen
Kualitas suatu bisnis maupun startup juga ditentukan oleh sumber daya manusia di dalamnya. Jumlah pekerja dalam sebuah usaha pada umumnya membutuhkan pekerja dengan keterampilan yang spesifik, sesuai dengan kebutuhan operasional usaha tersebut. Para pekerja pada sebuah usaha biasanya memiliki tugas dan kewajiban yang jelas.Lain halnya dengan founder startup yang harus memilih pekerja dan tim yang berkualitas serta dinamis untuk memimpin dan mengelola startup sejak awal agar startup dapat bertumbuh dengan maksimal dan secepat mungkin. Tim awal sebuah startup sering harus mengerjakan tugas yang tidak berhubungan dengan peran mereka karena belum memiliki jumlah pekerja yang cukup untuk semua peranan.
Dalam proses pendiriannya, sebuah startup umumnya dimulai dengan seorang founder atau beberapa co-founders yang berperan untuk merancang ide dan inovasi. Kemudian, untuk membangun produk atau servis sesuai dengan ide awal tersebut, mereka akan merekrut tim awal, seperti product manager dan software engineer. Semakin besar startup tersebut, semakin banyak juga jumlah pekerja yang dipekerjakan.
Ilustrasi (Dok. Kindel Media/Pexels)
Komentar
Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.