Gerai restoran Chicken Union cabang Kemang (Dok. Instagram @chickenunion.id)

Berawal dari Pandemi, Intip Kisah Chepi Aulia Rintis Usaha Chicken Union

31 January 2022   |   19:25 WIB

Untuk menu variasi dengan konsep burger, Chicken Union menghadirkan beberapa menu seperti Bagel Ayam Truffle Polandia, Bakpao Ayam Charsiu, Cakwe Ayam Hong Kong, Burger Ayam Brioche, dan lainnya.
 

Bakpao Ayam Charsiu di Chicken Union. (Dok. Dokumentasi pribadi Chicken Union)

Bakpao Ayam Charsiu di Chicken Union. (Dok. Dokumentasi pribadi Chicken Union)

Bagel Ayam Truffle Polandia di Chicken Union. (Dok. Dokumentasi pribadi Chicken Union)

Bagel Ayam Truffle Polandia di Chicken Union. (Dok. Dokumentasi pribadi Chicken Union)

Bagel Ayam Truffle Polandia di Chicken Union. (Dok. Dokumentasi pribadi Chicken Union)

Cakwe Ayam Hong Kong di Chicken Union. (Dok. Dokumentasi pribadi Chicken Union)



Beberapa menu ini dirilis dengan tujuan agar masyarakat bisa mengenal variasi sandwich dan burger yang tidak selalu menggunakan roti burger bun, misalnya dengan menggunakan bagel yang bertekstur lebih keras dan roti brioche yang memiliki rasa butter yang lebih terasa.

"Memang agak sedikit keras, tidak soft seperti burger bun, tapi saya merasa saya punya pendekatan lain ke pasar [konsumen]. Supaya mereka tahu bahwa yang bentuknya seperti ini tidak hanya burger," kata Chepi.
 

Kolaborasi, Kerja Sama & Sistem Cabang


Selama berkembang kurang lebih 11 bulan, Chicken Union tidak hanya mengembangkan produk masakan, tapi juga mengembangkan bisnisnya dalam segi pemasaran dan gerai. Sebagai bisnis yang dirintis dari nol atau bisnis kecil, Chicken Union mengandalkan pemasaran melalui media sosial dan kerja sama atau kolaborasi dengan beberapa merek minuman, periklanan, influencer, dan food blogger.

Menariknya, Chepi mengaku bahwa dalam perancangan restoran yang dibangunnya ini dia tidak merencanakan menu-menu minuman seperti kopi dan teh, meski menu ini dianggap juga bisa mendatangkan keuntungan. Alasannya simpel: dia hanya ingin fokus pada pengembangan produk ayam sebagai makanan utama dan camilan.

"Sehingga produk minuman (beverage) ini ada ruang khusus untuk kolaborasi dengan beberapa minuman. Saya sudah merencanakan ini dari awal dan memang beberapa merek tertarik dan bisa kolaborasi juga," jelasnya.

Kolaborasi ini dianggap mendatangkan beberapa kerja sama, misalnya pemasaran silang atau cross marketing untuk kesadaran masing-masing merek, pemasangan iklan di beberapa lokasi, bahkan ke beberapa kegiatan amal seperti proyek donasi makanan untuk tenaga kesehatan di 15 rumah sakit yang tinggi permintaan saat masa lockdown sedang marak terjadi.

"Jadi beberapa donatur, yang tadinya kita enggak kenal, kontak kita karena merasa produk Chicken Union cukup punya posisi. Dibilang terlalu murah enggak, dibilang terlalu mahal juga enggak. Jadi kita kemarin kirim itu hampir 500 boks [ke beberapa rumah sakit]," tuturnya.

Hasilnya, kolaborasi ini meningkatkan kesadaran terhadap merek Chicken Union di kalangan masyarakat dengan pemasaran mulut ke mulut yang terjadi sebagai efek domino dari kegiatan sebelum-sebelumnya. Tidak hanya itu, ini juga mengembangkan bisnis Chicken Union yang saat ini telah mencapai 18 cabang di kawasan Jakarta, Depok, Tangerang Selatan, dan Bekasi.

Hal ini bersamaan dengan perkembangan tren selera masakan orang Indonesia yang sudah lebih terbuka dengan menu-menu di luar Indonesia dan perkembangan konsumen Chicken Union yang laris di kalangan masyarakat yang tinggal di residensial atau perumahan, terutama untuk keluarga dan warga perkantoran yang ingin membeli makanan untuk disantap bersama.

Inilah yang kemudian membuat Chepi merancang menu makanan ayam dengan sajian ayam utuh atau whole, ayam setengah ekor atau half, dan ayam seperempat ekor atau quarter. Pertimbangan pembagian menu ini ada pada kecenderungan konsumen yang memikirkan ongkos kirim yang bisa menghemat pengeluaran konsumen, terutama mereka yang membeli ayam utuh.

"Dari semua menu kita, yang paling laku tetap ayam satu ekor. Walaupun ayam quarternya tuh pasti saya kasih nasi, makanan pendamping, sambal, dan lainnya. Sedangkan ayam utuh, seluruhnya dijual secara terpisah karena satu boks cukup untuk ayam satu ekor," tuturnya.

Menurutnya, variasi ukuran menu ini juga menjadi kelebihan bagi Chicken Union karena porsi sharing atau porsi untuk dibagi ke beberapa orang. Dia juga berbagi bahwa menu sharing ternyata juga menarik perhatian konsumen kalangan perusahaan atau korporat, yang diperkirakan pada awalnya akan tetap mengambil menu quarter.

Hingga saat ini, Chepi menegaskan bahwa model bisnis Chicken Union masih berada dalam sistem cabang dan justru tidak membuka sistem franchise. Dia mengaku menerima pertanyaan tentang franchise sejak 3 cabang Chicken Union sukses, meski pada akhirnya pilihan ini tidak diambil olehnya karena Chicken Union merupakan usaha yang telah direncanakan sejak lama.

"Waktu cabang kita banyak, kita harus maintain bener-bener, jadi kita bisa kelola sendiri. Bayangkan kalau kita franchise, ada intervensi dan itu kan kita enggak mau janji muluk-muluk dengan calon franchise kita," tegasnya.

Sampai Februari 2022, Chepi berencana untuk menambah 2 cabang baru, kemudian menargetkan bahwa ada sekitar 50 outlet hingga akhir tahun ini di kawasan Jakarta, Bogor, Depok, Tangerang, dan Bekasi. Pengembangannya masih terkendala pada pengiriman bahan baku dan masalah teknis, meski dia mengaku bahwa potensi untuk mengembangkan Chicken Union hingga ke luar Jabodetabek bahkan ke Pulau Jawa.

Chepi berharap ke depannya bahwa bisnis yang dibangunnya hampir setahun ini bisa berkembang besar meski aktivitasnya banyak secara daring sebagai jalan aman agar perkembangannya konsisten serta bisa mengembangkan menu yang lebih luas lagi dari beberapa negara di dunia.


Editor: Gita
1
2


SEBELUMNYA

5 Fakta Menarik tentang Barongsai, Tarian Singa dalam Tradisi Imlek

BERIKUTNYA

Lansia dan Wartawan Dapat Diskon Tiket Kereta Api Jarak Jauh, Yuk Simak Caranya!

Komentar


Silahkan Login terlebih dahulu untuk meninggalkan komentar.

Baca Juga: